Kesadaran adalah suatu kemampuan yang ada pada individu untuk menciptakan hubungan antara dirinya sendiri dengan lingkungannya melalui panca inderanya dan memberi batasan-batasan tertentu melalui perhatian. Alam sadar manusia berisi hasil-hasil pengamatan yang diperolehnya dari dunia luar.
Ada beberapa bentuk kesadaran, menurut Maramis (1999), yaitu kesadaran normal, kesadaran menurun, kesadaran meninggi, kesadaran waktu tidur, kesadaran waktu mimpi, kesadaran waktu disosiasi, trance, hipnotis dan kesadaran terganggu. Berikut ini akan dibahas mengenai bentuk kesadaran dan segala tingkatannya dalam psikologi.
- Kesadaran Normal
Kesadaran normal adalah ketika seorang individu tersadar tentang dirinya dan lingkungannya. Di saat ini, daya ingat, perhatian dan orientasi individu tersebut meliputi ruang, waktu dan orang dalam kondisi yang baik. (Baca juga: Sejarah Kesadaran Dalam Psikologi)
- Kesadaran Menurun
Sementara itu, pada kondisi kesadaran menurun, bentuk kesadaran orang tersebut sedang dalam kondisi di bawah normal. Kesadarannya berkurang secara keseluruhan, mencakup kemampuan persepsi, perhatian dan pemikirannya. Terdapat beberapa tingkat menurunnya kesadaran, sebagai berikut:
- Amnesia, dimana individu tersebut mengalami hilang ingatan atau lupa terhadap kejadian tertentu atau keseluruhan ingatannya. (Baca juga: Klasifikasi Gangguan Mental)
- Apatis, yaitu ketika seseorang menunjukkan tanda-tanda acuh tak acuh terhadap kondisi yang dialaminya atau stimulus yang diterimanya.
- Somnolensi, yaitu ketika seseorang merasa mengantuk dan merasa malas.
- Sopor, dimana kesadaran menurun dengan tanda hilangnya ingatan, orientasi serta pertimbangannya.
- Subkoma atau koma, yaitu menurunnya kesadaran dengan tanda-tanda tidak adanya respon terhadap stimulus atau rangsangan yang keras.
Kondisi kesadaran menurun di atas perlu diketahui untuk bisa mengenali posisi kesadaran seseorang, terutama bagi psikolog. (Baca juga: Hubungan Perilaku Dengan Sikap)
- Kesadaran Meninggi
Dalam kesadaran yang tinggi ini, seorang individu bisa memberi respon yang tinggi atau keras terhadap rangsangan yang diterimanya. Misalnya, saat seseorang memiliki kesadaran tinggi, dia bisa memberi respon dengan suara yang lebih keras atau gerakan tubuh yang lebih cepat. (Baca juga: Seasonal Affective Disorder)
- Kesadaran Waktu Tidur
Kesadaran waktu tidur aadalah suatu bentuk kesadaran dimana memiliki tanda-tanda kesadaran yang menurun secara reversible. Biasanya, bentuk kesadaran ini disertai posisi tubuh yang berbaring dan tidak bergerak-gerak. (Baca juga: Jenis-Jenis Gangguan Tidur)
- Kesadaran Waktu Disosiasi
Bentuk kesadaran ini memiliki tanda adanya pemisahan sebagian tingkah laku atau kejadian secara psikologis. Ada beberapa bentuk disosiasi yang akan dibahas di bawah ini: (Baca juga: Gangguan Disosiatif)
- Trance, yaitu keadaan kesadaran yang tidak menunjukkan reaksi yang jelas terhadap lingkungan. Misalnya, ketika seseorang kesurupan, bermain atraksi kuda kepang, dan lain-lain. (Baca juga: Kepribadian Ganda)
- Histerical twilight state, dimana seseorang kehilangan ingatan secara psikologis, dengan tanda kesadaran yang menurun dan menyempit.
- Fugue, yaitu sebuah periode turunnya kesadaran dengan pelarian secara fisik dari keadaan yang menyebabkan dirinya tertekan.
- Serangan histerik, yaitu suatu bentuk emosi yang jelas dan memiliki unsur menarik perhatian serta tidak terlihat memiliki kontak dengan lingkungannya. (Baca juga: Ciri-Ciri Perhatian Dalam Psikologi)
Dengan mengetahui bentuk-bentuk kesadaran di atas, kita mengetahui bahwa kesadaran manusia sangat berpengaruh terhadap tingkah laku dan respon seseorang terhadap kondisi yang dialaminya. Selain untuk mengatur perilaku seseorang, kesadaran juga akan sangat berpengaruh pada cara pengambilan keputusan.
Selain bentuk-bentuk kesadaran di atas, menurut Frued tingkat kesadaran manusia terbagi menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut:
- Alam Sadar
Alam sadar merupakan bagian terkecil dari ketiga tingkatan kesadaran ini. Tingkatan yang satu ini diperoleh melalui pengamatan, yang akan membentuk persepsi, yang berasal dari lingkungan eksternal maupun lingkungan internal atau dirinya sendiri. Alam sadar ini berkaitan sangat erat dengan alam prasadar. Informasi ataupun bahan-bahan lain dari alam prasadar dapat masuk ke alam sadar. Hal ini nantinya akan bisa dimunculkan oleh individu tersebut saat kondisinya sedang sadar melalui perilaku dan bahasanya. (Baca juga: Cara Mengurangi Distorsi Persepsi)
- Alam Prasadar
Telah disebutkan sekilas di poin sebelumnya mengenai alam prasadar. Alam prasadar ini merupakan ‘jembatan penghubung’ antara alam sadar dan alam bawah sadar. Alam prasadar secara psikis adalah proses berpikir sekunder, yang artinya dia memiliki prinsip kenyataan dan memiliki tujuan untuk menghindari keinginan yang bersifat instingtif. Selain itu, alam prasadar juga akan menghindari hal-hal yang tidak disenangi individu tersebut, serta lebih mengikat energi psikis untuk mengikuti kenyataan dan norma yang dipercaya oleh individu tersebut.
Baca juga:
Alam prasadar bersifat laten dan dapat diingat kembali. Artinya, alam prasadar ini akan bisa muncul kembali melalui ingatan, persepsi dan reproduksi. Keberadaan alam sadar ini dapat menjaga agar hal-hal yang mencemaskan dan berlawanan dengan kenyataan agar tidak muncul di alam sadar.
- Alam Tak Sadar
Alam tak sadar adalah sebuah sistem dinamis yang dipenuhi oleh berbagai macam ide dan perasaan yang ditekan atau terdesak. Segala sesuatu yang ada di dalam alam tak sadar tidak akan bisa dimunculkan kembali ke alam sadar. Hal ini dikarenakan adanya sensor dan represi dari alam prasadar yang dibahas sebelumnya. (Baca juga: Kepribadian Impulsif
Namun, kompleks terdesak bisa saja muncul kea lam sadar jika alam prasadar dibuat menjadi tidak berdaya. Misalnya, pada pembentukan gejal neurotic, ketika sedang bermimpi ataupun ketika sedang diperdaya oleh lelucon sesuatu. Kondisi psikis pada alam tak sadar ini disebut sebagai proses berpikir primer. Kondisi ini mengutamakan pemuasan keinginan dan juga berkaitan erat dengan prinsip kesenangan atau hedonisme dan naluri seksual. Alam tak sadar ini berisi kekuatan pokok, yaitu nafsu yang merupakan bentuk dari libido sebagai sumber utama nafsu yang dikeluarkan.
Baca juga:
- Macam-Macam Abnormalitas dalam Psikologi
- Gangguan Seksual Dalam Psikologi Abnormal
- Penerapan Psikologi Transpersonal dalam Tingkah Laku
Jika menurut Frued tingkatan kesadaran terdiri dari tiga macam, lain halnya dengan Carel Gustav Jung. Menurutnya, dalam teori psikologi analitik, psikis manusia merupakan totalitas kehidupan jiwa yang terdiri dari alam sadar dan alam tak sadar saja. Alam sadar ini memiliki fungsi untuk membantu adaptasi seorang individu terhadap lingkungan di sekitarnya. Sementara itu, alam tak sadar lebih kepada adaptasi terhadap dunia batiniah. Kedua alam ini saling berhubungan secara kompensatoris dan batasannya selalu berubah-ubah. Artinya, luas alam sadar dan alam tak sadar ini bisa berubah-ubah, yaitu masing-masing bisa bertambah maupun berkurang luas areanya. (Baca juga: Hubungan Interpersonal dalam Psikologi Komunikasi)
Demikian pembahasan kali ini mengenai tingkatan kesadaran dalam psikologi. Dengan memahami tingkatan kesadaran ini, kita bisa lebih memahami bagaimana cara berpikir dan tingkah laku seorang individu dapat muncul. Semoga artikel ini bermanfaat untuk semakin menambah wawasan kita mengenai tingkat alam sadar manusia secara psikologis.