Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Sosial » Tahap Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini yang Perlu Diketahui

Tahap Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini yang Perlu Diketahui

by Devita Retno

Perkembangan bahasa pada anak – anak adalah sesuatu yang luar biasa dan merupakan tahap perkembangan yang ditunggu oleh banyak orang tua. Biasanya mereka sangat antusias untuk menunggu kata pertama yang akan diucapkan bayinya, yang lazimnya terjadi antara usia sembilan bulan dan satu tahun. Sejak sekitar usia dua tahun, anak seharusnya mampu membuat frasa sederhana dan pada usia tiga tahun seharusnya akan mampu menggunakan kalimat penuh. Kemudian pada usia empat tahun anak seharusnya dapat berbicara walaupun masih akan membuat kesalahan tata bahasa, dan pada usia lima tahun anak dapat memperoleh kemampuan berbahasa dasar.

Perkembangan bahasa adalah bagian sangat penting pada keseluruhan perkembangan anak. Hal itu akan mendukung kemampuan anak untuk berkomunikasi, mengekspresikan dan memahami perasaan. Juga mendukung cara berpikir dan pemecahan masalah, mengembangkan dan memelihara hubungan dengan orang lain. Belajar untuk memahami, menggunakan dan menikmati bahasa adalah langkah pertama yang kritis dalam literasi, dan menjadi dasar untuk belajar membaca serta menulis.

Perkembangan Bahasa Pada Usia Dini

Fungsi bahasa dalam psikologi sangatlah penting untuk perkembangan anak hingga dewasa. Beberapa tahap perkembangan bahasa anak usia dini berikut ini dapat disimak hingga anak berusia delapan tahun, yaitu:

1. Usia 0 – 12 Bulan

Dalam periode ini, bayi kebanyakan akan tertawa dan mendekut, bermain dengan suara dan mulai berkomunikasi dengan gerakan seperti melambai. Mengoceh menjadi bagian penting dari perkembangan pada tahun pertama ini, yang sering diikuti oleh tahap dimana anak sering terdengar seperti ia berbicara atau sedang melakukan percakapan. Walaupun demikian, pada tahap ini pembicaraan tersebut tidak berarti apa – apa. Kata – kata pertama seringkali dimulai pada usia 12 bulan. Orang tua mungkin mendengar ia mengoceh dan mengucapkan kata pertama ketika ia semakin dekat untuk mengucapkan kata pertamanya. Jika bayi tidak mengoceh dan tidak menggunakan gestur pada usia 12 bulan, bicarakan pada dokter atau ahli tumbuh kembang dan tenaga kesehatan lainnya.

Pada masa tahap perkembangan bahasa anak usia dini ini, anak bisa menunjukkan respons terhadap suara, tertarik terhadap wajah dan orang lain, mulai mengoceh dengan mengulang konsonan dan vokal, memahami perintah yang diberikan secara lisan, juga mampu menunjuk ke arah yang diinginkannya. Pada umumnya bayi akan mulai berucap pada usia 10 – 16 bulan setelah banyak mengoceh. Biasanya ia mengucapkan kata – kata pertama berupa nama atau panggilan orang – orang yang ada di sekelilingnya.

2. 12 – 18 Bulan

Pada usia ini, anak – anak sering mengatakan kata pertamanya dengan arti tertentu. Misalnya ia mulai bisa memanggil ‘Mama’. Dalam beberapa bulan berikutnya, anak mulai akan menambahkan beberapa kata tambahan pada kosa katanya. Ia bisa memahami lebih dari yang bisa dikatakannya dan bisa mengikuti instruksi sederhana juga. Misalnya, ia bisa memahami ketika orang tua berkata ‘Tidak’ walaupun tidak akan selalu menurut. Ketahui juga bagaimana cara mengatasi gangguan bahasa ekspresif , peran kognisi dalam perkembangan bahasa dan apa saja fakta bahasa tubuh menurut psikologi.

3. 18 Bulan – 2 Tahun

Dalam tahun keduanya, perkembangan bahasa anak usia dini akan terlihat dari kosa kata anak yang bertambah dan ia akan mulai menggabungkan dua kata  bersamaan menjadi satu kalimat pendek. Mulai memproduksi dan paham akan kata – kata tunggal, menunjuk bagian – bagian tubuh dan kosa katanya juga akan meningkat pesat. Mulai memahami makna dibalik instruksi sederhana seperti ‘lempar bola’ atau ‘tepuk tangan’. Ia akan mengerti lebih banyak pada apa yang dikatakan orang lain kepadanya dan orang tua akan dapat memahami apa yang ia katakan. Rata – rata anak usia 19 – 20 bulan mengalami ‘ledakan bahasa’ menurut para ahli. Perkembangan bahasa bisa berjalan dalam berbagai variasi, tetapi jika anak tidak mengatakan beberapa kata dalam waktu sekitar 18 bulan maka hal tersebut perlu menjadi perhatian khusus.

4. 2 – 3 Tahun

Pada tahap perkembangan bahasa anak usia dini usia 2 – 3 tahun, anak bisa bicara lebih panjang dan dalam kalimat yang lebih kompleks, juga semakin baik dalam mengucapkan kata – kata dengan benar. Anak bisa bermain dan bicara dalam waktu yang sama. Orang asing barangkali bisa memahami sebagian besar yang anak katakan pada usia tiga tahun. Anak juga bisa memahami percakapan yang sudah dikenalnya, misalnya sering dilakukan oleh keluarga, mampu melakukan tanya jawab, dan sudah mampu bertanya ‘kenapa’, mengucapkan kata yang terdiri dari dua kalimat atau lebih dengan sederhana walaupun belum sempurna. Ketahui juga mengenai cara mengatasi gangguan sosial emosional anak usia dini dan alasan pentingnya pembatasan penggunaan gadget anak usia dini.

5. 3 – 5 Tahun

Anak pada usia ini dapat diharapkan bisa menggunakan percakapan yang lebih abstrak dan lebih kompleks karena keterampilan bersosialisasinya juga semakin meningkat. Ia juga kemungkinan akan bicara dalam topik yang luas dan beragam, dan kosa katanya juga semakin bertambah dan meluas. Mampu memahami beragam konsep warna, bentuk, ukuran, peristiwa, rasa, tekstur dan aroma atau bau. Anak dapat menunjukkan pemahaman akan dasar – dasar aturan dalam tata bahasa, bereksperimen dalam kalimat yang lebih kompleks dengan kata ‘karena’, ‘kalau’, ‘jadi’ dan ‘kapan’. Ia juga mulai bisa bercerita, menunjukkan senang berkomunikasi dengan teman atau anak – anak sebayanya, mengajukan berbagai pertanyaan, dan lain sebagainya. Pada usia 4 – 5 tahun, kemampuan bicara anak bisa jadi sudah menyamai orang dewasa, membedakan apa itu dan apa macam serta gunanya kata ganti dan kata kerja, memberikan kritik bahkan menyuruh dan memberi tahu orang tua. Ketahui juga mengenai manfaat psikologi pendidikan bagi anak usia dini, penerapan psikologi kepribadian dalam memahami anak usia dini dan cara mendidik anak agar cerdas.

6. 5 – 8 Tahun

Dalam tahap perkembangan bahasa anak usia dini di awal usia sekolah, anak akan mempelajari kata – kata baru dan mulai memahami bagaimana suara dan bahasa bekerja bersama. Anak sudah memahami bahwa bahasa bukan hanya sekedar ucapan tetapi juga mengandung arti yang lebih luas. Ia dapat menyatakan pendapatnya menggunakan bahasa, menyatakan keinginan, menolak atau mengagumi sesuatu, berinteraksi dengan teman sebaya dan berimajinasi. Ia juga akan menjadi pencerita yang lebih baik, selagi ia belajar untuk menempatkan kata  – kata dalam berbagai cara dan membangun macam – macam kalimat berbeda. Kemampuan ini juga akan memungkinkan anak mengeluarkan ide – idenya dan pendapatnya. Pada usia delapan tahun, ia akan mampu bercakap – cakap seperti orang dewasa. Ketahui juga hubungan psikolinguistik dengan pemerolehan bahasa dan perkembangan sosial emosional anak usia dini.

Pentingnya Kesiapan Berbicara Anak

Segera setelah seorang anak lahir mereka akan mempelajari dan mengembangkan kemampuan pra – lingual atau kemampuan non verbal yang akan mendukung pembelajaran bahasa berikutnya. Kemampuan pra bahasa adalah cara dimana kita berkomunikasi tanpa menggunakan bahasa dan melakukan berbagai hal seperti gestur, ekspresi wajah, peniruan, perhatian dan kontak mata. Ini adalah kemampuan sebelum tahap perkembangan bahasa anak usia dini yang memungkinkan anak untuk siap bicara dan berkomunikasi. Pola asuh anak usia dini juga dapat mempengaruhi kemampuan berbahasa anak, karena peran orang tua dalam perkembangan sosial emosional anak usia dini sangat besar. Jika seorang anak mempunyai kesulitan dengan kemampuan pra bahasa mereka mungkin menunjukkan ciri – ciri seperti berikut:

  • Tidak memberikan kontak mata atau melakukan kontak mata singkat ketika diajak berbicara atau berinteraksi.
  • Tidak merespon dengan senyum kepada orang yang mengajak berinteraksi
  • Tidak menggunakan berbagai suara yang berbeda untuk menandakan perasaan bahagia, sedih, lapar, lelah atau lainnya.
  • Tidak bermain dengan suara atau mengoceh.
  • Tidak menggunakan gestur atau suara untuk mendapatkan perhatian orang dewasa terutama ibu.
  • Tidak mencoba untuk menunjukkan sesuatu atau menarik perhatian orang tua kepada sesuatu yang menarik perhatian mereka.
  • Tidak menikmati orang lain ikut berpartisipasi ketika ia sedang bermain.
  • Tidak merespon pada ekspresi atau nada suara berbeda yang didengarnya dari orang lain.

Anak yang mengalami kesulitan pada masa pra tahap perkembangan bahasa anak usia dini mungkin juga akan mengalami kesulitan mengembangkan karakteristik anak usia dini dengan belajar berbicara, mengembangkan hubungan dengan teman sebaya, memahami peraturan di ruangan kelas, kerja atau tempat bermain, memiliki kemampuan komunikasi sosial yang buruk seperti kontak  mata, jarak yang layak ketika sedang bicara kepada orang lain, mengambil alih percakapan. Orang tua juga dapat membantu anak dengan mengajak bermain petak umpet, berlatih kontak mata, bermain games yang menyenangkan, mendengarkan berbagai suara, membaca cerita bersama, bermain interaktif, bernyanyi, menerapkan manfaat bermain bagi anak usia dini secara bergiliran.

Selain itu untuk cara mengatasi gangguan perkembangan bahasa pada anak, orang tua juga perlu menghabiskan waktu berkualitas dengan anak, melakukan pendekatan psikologi dalam belajar bahasa, sering mengajaknya bicara, mematikan suara latar belakang yang mengganggu di rumah agar anak bisa lebih baik dalam mengenali suara seseorang, bicara face to face dengan anak, menyederhanakan bahasa yang digunakan, memperhatikan minat anak, juga memvariasikan suara serta intonasi anak. Jika anak mengalami kesulitan dengan tahap pra bahasa, direkomendasikan agar mereka dikonsultasikan dengan ahli terapi bicara. Jika ada lebih banyak area yang perlu menjadi perhatian, mungkin juga diperlukan terapi okupasional dan terapi bicara yang bisa direkomendasikan untuk mengatasi area fungsional yang perlu diperhatikan.

You may also like