Menurut wikipedia, psikologi kepribadian adalah disiplin ilmu yang mempelajari kepribadian manusia melalui tingkah laku atau sikap sehari-hari yang menjadi ciri khas seseorang tersebut. Maka, psikologi kepribadian memiliki banyak jenis atau cabang, tergantung subjek yang akan dilihat. Setiap subjek pasti akan memiliki ciri khas kepribadian yang unik yang bisa kita pelajari untuk bisa lebih memahami mereka.
Kepribadian sendiri adalah pola perilaku seseorang yang unik yang dipengaruhi oleh unsur-unsur akal dan kejiwaan mereka. Pola ini nantinya juga akan menentukan respon perilaku seseorang ataupun tindakannya dalam menyikapi sesuatu. Kepribadian telah dimiliki oleh seorang manusia sejak mereka masih kecil. Hal ini tentu sangat menarik karena dengan kita memahami anak usia dini, akan lebih mudah untuk kita mengetahui cara mendidik dan mendekati mereka.
Baca juga:
Penerapan psikologi kepribadian dalam memahami anak usia dini sangat bisa kita lakukan jika kita mengetahui tahap tumbuh kembang anak usia dini. Pada anak usia dini, perkembangan kepribadian sedang dalam tahap membangun rasa percaya yang mendasar, juga pemenuhan akan kebutuhannya merasa aman. Melihat hal tersebut, berikut ini beberapa langkah untuk bisa lebih memahami anak usia dini:
- Memahami perkembangan kepribadian anak
Tumbuh kembang anak usia dini dimulai dari ketika mereka mengenal konsep diri. Di usia yang masih dini ini, anak memahami konsep diri melalui aktivitas yang mereka lakukan. Misalnya, ketika mereka ditanya tentang diri mereka, mereka akan lebih fokus menjelaskan tentang ukuran tubuh mereka ataupun aktivitas fisik yang mereka sukai.
- Memberi contoh yang jelas dan dapat dilihat
Telah disebutkan sebelumnya bahwa anak usia dini lebih condong untuk mengenali diri mereka melalui aktivitas fisik. Ini artinya ketika mereka belajar pun, mereka akan lebih memahami ketika dihadapkan dengan sesuatu yang konkret dan dapat dilihat. (Baca juga: Dampak Broken Home Terhadap Anak)
Sebagai contoh, jika Anda ingin mengajarkan anak tentang kebersihan, maka ajak anak untuk menyapu atau merapikan mejanya sendiri, membuang sampah pada tempatnya, hingga mengajaknya membersihkan rumah bersama. Dengan cara ini, anak akan lebih mudah memahami konsep kebersihan yang berusaha Anda kenalkan karena dia bisa melihat secara langsung contoh yang Anda berikan.
- Mengenalkan konsep reward and punishment
Selanjutnya, anak usia dini yang masih melihat hal-hal nyata, sebaiknya Anda kenalkan pada konsep reward and punishment. Dengan Anda mengenalkannya, mereka akan lebih bisa belajar bahwa setiap hal yang mereka lakukan akan ada dampaknya.
Baca juga:
Misalnya, jika anak berbuat baik, Anda bisa memberinya hadiah yang dilihatnya secara fisik. Sebaliknya, jika anak berbuat hal yang buruk, Anda bisa memberinya hukuman yang juga bisa dia lihat, seperti melarangnya bermain game, menyita mainannya, dan lain sebagainya. Namun, yang harus Anda ingat adalah jangan memberi hukuman fisik, seperti memukul, mencubit atau semacamnya karena hanya akan membuat anak merasa trauma.
- Ajak anak bercakap-cakap
Melalui bercakap-cakap dan bercerita dengan anak, kita bisa lebih mengenali anak tersebut. Selain itu, dengan bercakap-cakap anak juga bisa belajar mengungkapkan perasaannya melalui kata-kata sehingga juga akan mempermudah Anda memahami anak di usia dini tersebut.
- Memahami keluarga anak
Pola asuh keluarga maupun kebiasaan-kebiasaan yang ada di orang tua atau anggota keluarga anak yang lain juga harus Anda pahami untuk bisa memahami anak usia dini. Keluarga tempat anak berasal akan membentuk kepribadian anak dan cara anak menyikapi suatu hal. Dengan Anda kenal dengan keluarga anak, lebih mudah juga untuk Anda memahami anak tersebut. (Baca juga: Peran Keluarga Dalam Pendidikan Anak)
- Memperhatikan lingkungan tumbuh kembang anak
Bagaimanapun, lingkungan tempat anak tumbuh sangat berpengaruh pada pembentukan kepribadiannya. Di sanalah anak belajar dan meniru hal-hal yang baru dikenalnya. Maka, untuk bisa memahami anak usia dini lebih baik, cobalah untuk memahami terlebih dahulu lingkungan tempat anak dibesarkan.
- Mengenali hal-hal yang bisa memotivasi anak usia dini
Motivasi merupakan dorongan yang timbul dalam diri anak sehingga dia mau melakukan suatu hal. Untuk memahami anak usia dini, Anda perlu mengetahui dorongan-dorongan apa atau hal-hal apa yang bisa memotivasi anak. Dengan memahaminya, Anda bisa lebih mudah mendekati anak tersebut dan mengajarkan hal-hal baru padanya.
Baca juga:
Misalnya, Anda memahami bahwa anak berusia dua hingga tiga tahun biasanya telah memiliki dorongan untuk meminta makan, minum ataupun keinginan lainnya. Dorongan ini bisa Anda manfaatkan untuk memberinya ‘iming-iming’ yang sesuai keinginannya supaya Anda lebih mudah dekat dengannya.
- Kenali ekspresinya
Anak usia dini, sejak usia 2 atau 3 tahun, biasanya telah bisa mengekspresikan perasaannya melalui raut wajah. Maka, kenalilah raut wajah anak untuk Anda lebih memahami perasaannya. Selain itu, dengan memperhatikan dan mengenali ekspresi anak, Anda juga bisa lebih memahami perangai atau kepribadian anak. Perlu Anda ketahui bahwa tipe-tipe kepribadian anak akan tercermin dari perilaku yang ditunjukkan oleh anak tersebut.
- Beri anak kepercayaan
Anak usia dini biasanya suka mengeksplor dan mencoba hal-hal baru. Hal ini merupakan sesuatu yang normal karena masih banyak yang belum diketahui oleh anak usia dini. Maka, salah satu penerapan psikologi kepribadian dalam memahami anak usia dini adalah dengan memberinya kepercayaan untuk melakukan hal-hal yang membuatnya tertarik. Dengan demikian, Anda akan memahami anak tersebut, termasuk memahami minat dan bakat anak. (Baca juga: Cara Mengetahui Bakat Anak Sejak Dini)
- Jangan paksa anak
Di usia 2 sampai 3 tahun biasanya anak mulai mendefinisikan rasa ‘aku’ dimana berarti anak mulai mengembangkan karakternya berdasarkan struktur nilai dan budaya di lingkungan. Di waktu ini, sebaiknya Anda tidak memaksa anak melakukan apa yang tidak dia inginkan. Cukup secara perlahan kenalkan pada anak nilai-nilai yang benar dan pahami apa yang anak inginkan.
- Biarkan anak melakukan dengan caranya
Pada anak yang berusia 2 tahun, anak sudah bisa melakukan eksperimen dan mencari solusi atas permasalahan yang diberikan. Maka, setelah di poin sebelumnya disebutkan bahwa untuk memberi anak kepercayaan, juga biarkan anak memecahkan masalahnya sendiri. Misalnya, ketika anak bermain dan memecahkan teka-teki, cukup amati anak yang mencoba memecahkannya. Dari situ, Anda juga bisa memahami anak dan lebih mengenal kepribadiannya. (Baca juga: Cara Mendidik Anak agar Cerdas)
- Buat anak merasa nyaman
Selanjutnya, Anda harus membuat anak merasa nyaman. Dengan demikian, anak akan lebih bebas bercerita dan mengajak Anda terlibat dalam dunianya. Anda pun akan lebih mudah memahami anak di usia dini.
- Ajak anak bertanggung jawab
Pada usia 1 hingga 3 tahun, anak sudah memasuki usia mulai mampu bertanggung jawab atas beberapa hal. Maka, Anda bisa mencoba untuk memahami anak dengan melihat caranya merespon sesuatu. Cobalah untuk memberi anak tersebut suatu masalah yang menuntunya bertanggung jawab supaya Anda bisa lebih memahami pola piker dan kepribadian anak tersebut. (Baca juga: Tips Menumbuhkan Jiwa Kepemimpinan)
Dari 13 cara di atas, apakah kini Anda telah mengerti aneka penerapan psikologi kepribadian dalam memahami anak usia dini? Selamat mencoba!