Anak – anak akan berkembang dan mengalami perubahan secara konstan selama tahun – tahun pertumbuhannya. Lebih dari 10% anak usia dini mengalami masalah kesehatan mental yang signifikan, dengan tingkat penyembuhan yang dapat dibandingkan dengan apa yang dialami anak lainnya. Untuk beberapa kasus kelainan ini, masalah emosional, perilaku dan hubungan antar manusia dapat terjadi pada anak – anak yang berusia sangat muda serta mengganggu kegiatan anak – anak dan juga keluarganya serta dapat menimbulkan masalah jangka panjang di berbagai segi.
Para orang tua yang menghadapi anak yang bermasalah dengan gangguan sosial emosional biasanya mengalami dilema mengenai apakah gangguan yang dialami anaknya sudah cukup untuk memerlukan dilakukannya evaluasi secara menyeluruh oleh para profesional dalam bidang psikologi. Tidak semua anggota keluarga akan setuju mengenai apakah suatu perilaku yang ditunjukkan oleh anak tersebut adalah sesuatu yang serius atau bukan. Pandangan mengenai gangguan perilaku yang serius mungkin bisa ditoleransi oleh orang lain namun tidak dapat ditoleransi oleh sebagian orang lainnya.
Menangani Gangguan Sosial Emosi Melalui Perilaku
Anak usia dini tidak akan bersikap manis selamanya. Terkadang mereka akan menjadi sulit untuk ditangani dan menunjukkan perilaku agresif atau tantrum yang masih dalam batas normal. yang masih dalam batas normal. Namun ada juga anak yang memiliki kebutuhan khusus karena mengalami gangguan dalam emosional dan kemampuan sosialnya, dengan kemampuan yang berada di luar rentang kemampuan anak seusianya. Untuk anak yang memiliki kemampuan di luar teman sebayanya ini, maka perlu dilakukan cara mengatasi gangguan sosial emosional anak usia dini oleh orang tua dan juga guru.
1. Mencari akar penyebabnya
Anak yang mengalami gangguan emosional dan sosial bisa terpicu jika ada suatu hal yang mengusiknya. Untuk itu orang tua atau guru perlu memastikan benar mengenai penyebab yang dapat membuat anak mengalami tantrum, dan menghindarkannya dari sang anak. Agar dapat mengetahui penyebabnya dengan pasti, maka perlu dilakukan pengamatan yang jeli dan teliti dalam setiap aktivitas anak. Orang tua dan guru juga perlu dapat mengidentifikasi jenis gangguan emosional pada anak dengan benar.
2. Membuat anak merasa aman
Orang tua atau guru dapat membuat anak merasa aman sebagai cara mengatasi gangguan sosial emosional anak usia dini. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan bersikap tenang dan menerima kondisi anak, bukannya menambah beban psikologis pada anak dengan menggunakan ancaman, menakut – nakuti atau memarahi anak ketika ia sedang membutuhkan kenyamanan. Tunjukkan bahwa orang tua dan gurunya tetap menyayangi anak walaupun ia sedang meluapkan emosi, sehingga anak akan merasa aman.
3. Membantu anak mengatasi kecemasannya
Anda tidak dapat membiarkan anak berusaha mengatasi masalah gangguan emosional dan sosialnya sendirian. Sebagai seorang anak kecil, ia masih sangat membutuhkan bimbingan dan bantuan orang tua untuk memahami apa yang dirasakannya dengan benar. Anak yang tidak mendapatkan bimbingan orang tua secara emosional akan lebih sulit mengekspresikan diri dan perasaannya, juga akan mengalami kesulitan untuk menjadi seseorang yang cerdas secara emosi dan dapat mengelola emosinya dengan baik. Ketahui juga mengenai gangguan mood dalam psikologi dan cara meredam emosi menurut psikologi yang benar.
4. Mengalihkan anak dengan kegiatan lain
Orang tua atau guru dapat mengalihkan fokus anak yang sedang emosional kepada hal yang lebih produktif. Pengalihan tersebut untuk membantu anak menyalurkan energinya dan juga menghabiskan waktunya sehingga ia tidak akan fokus kepada masalahnya tersebut. Dengan kegiatan tersebut, anak juga akan dapat menyalurkan minat dan vitalitasnya terlebih lagi jika dilakukan bersama orang tua, yang juga dapat mempererat hubungan orang tua dan anak.
5. Melakukan hal yang membuat anak tenang
Jika anak sedang tantrum, cara mengatasi gangguan sosial emosional anak usia dini adalah dengan mengajaknya melakukan kegiatan yang dapat menenangkannya. Misalnya, Anda bisa memutarkan musik kesukaannya, membacakan dongeng yang ia sukai, mengajak anak berjalan – jalan ke luar rumah, dan kegiatan apapun yang dapat menurunkan emosi anak.
6. Mengajak anak berdiskusi tentang perasaannya
Salah satu penyebab anak mengalami tantrum adalah karena ia tidak tahu bagaimana cara mengekspresikan perasaannya. Jika anak normal saja terkadang kesulitan untuk melakukan hal tersebut, bayangkan bagaimana reaksi anak yang memiliki gangguan emosional dan sosial jika ia tidak dapat menyalurkan perasaannya sendiri. Dalam hal ini, cara mengatasi gangguan sosial emosional anak usia dini adalah dengan mengajak anak berbicara mengenai perasaannya akan suatu hal yang dirasanya mengganggu. Orang tua atau guru perlu menggunakan kalimat yang asertif dan tidak terkesan menghakimi agar anak merasa nyaman untuk mengutarakan perasaannya.
7. Melindungi anak dari kemungkinan cedera
Ketika sedang emosional, anak yang mengalami gangguan biasanya dapat menyakiti dirinya sendiri dengan membenturkan kepala atau membanting – banting tubuhnya. Jika itu terjadi, orang tua atau guru dapat melindungi anak dengan memakaikan pelindung kepala, menjauhkan benda – benda berbahaya dari anak, termasuk benda tajam dan apapun yang dapat digunakan untuk melukai. Memberi penghalang di tempat tidur anak dan semua tempat berbahaya seperti jendela, tangga, lemari, lemari es dan lain sebagainya bisa juga dilakukan untuk melindungi anak.
8. Jangan memberi reward
Ada kalanya orang tua merasa bersalah karena menyebabkan anak tantrum atau tidak dapat membantu anak mengatasi ledakan emosionalnya. Pemberian reward bukanlah cara terbaik untuk menebus atau menghilangkan rasa bersalah tersebut, apalagi untuk cara mengatasi gangguan sosial emosional anak usia dini karena tidak akan mengatasi akar masalah yang membuat anak mengalami gangguan pada emosinya. Dengan demikian, orang tua juga akan menunjukkan bahwa tidak semua keinginan anak bisa dituruti begitu saja, bahwa ada hal – hal yang dapat menjadi prioritas dan ada yang tidak perlu dilakukan berdasarkan manfaat dan kepentingan lainnya.
9. Mengenali kebiasaan anak
Orang tua yang memperhatikan kebiasaan anaknya secara mendetil setiap hari dapat memperkirakan kapan waktunya anak akan mengalami tantrum atau akan mengalami ciri – ciri emosi dalam psikologi. Anak yang mengalami gangguan emosi seringkali akan mengekspresikan ketidak senangan mereka dengan berlebihan, sehingga kemampuan orang tua untuk memprediksi kapan anak akan meledak dalam emosi merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dilakukan. Dengan demikian, orang tua akan lebih mudah mengatur pola asuh dan pola mendidik anak yang baik sesuai dengan kondisi anak.
10. Menjaga asupan makanan anak
Ada kalanya anak yang mengalami gangguan emosional dan sosial dapat terpicu dari jenis makanan atau minuman yang masuk ke tubuh mereka. Orang tua dan guru perlu memperhatikan makanan jenis apa yang dapat memperburuk kondisi anak. Makanan atau minuman yang mengandung zat adiktif, pewarna, penyedap, juga gula dapat memancing anak untuk mengalami salah satu ledakan emosinya, terutama pada anak yang hiperaktif. Berikan makanan atau minuman yang bergizi dan sehat agar anak juga tidak bereaksi merugikan akibat mengonsumsi makanan – minuman tersebut dan mencegah gangguan emosi pada anak berkebutuhan khusus.
Menangani Gangguan Sosial Emosi Pada Anak dengan Terapi
Apabila anak sudah menunjukkan gangguan emosi dalam tingkat ekstrim dan sulit dikendalikan, itu artinya orang tua perlu meminta bantuan dari ahlinya. Ada beberapa jenis terapi gangguan emosi pada anak yang bisa dilakukan sebagai cara mengatasi gangguan emosional dan sosial pada anak usia dini, yaitu:
1. Terapi kartu emosi
Jenis terapi ini mudah dilakukan di rumah dengan permainan role play yang dapat dilakukan oleh orang tua dan anak. Caranya adalah dengan menunjukkan beberapa macam emosi yang ada di kartu tersebut lalu meminta anak untuk menyebutkan apakah jenis emosi tersebut. Kemudian jelaskan kepada anak mengenai dampak negatif dari emosi – emosi yang ada di kartu hingga anak dapat memahaminya.
2. Terapi bermain
Dunia anak adalah bermain, maka dengan terapi bermain anak tidak akan merasa sedang diobati atau sedang menjalani suatu pengobatan. Bermain akan menjadi cara mengatasi gangguan emosional dan sosial pada anak usia dini. Anak akan lebih mudah mengekspresikan perasaan dan emosinya dengan bermain, tanpa merasa ia dipaksa untuk menjalani sesi tanya jawab dengan psikiater.
3. Terapi tulisan tangan
Melalui tulisan, seseorang dapat mengungkapkan emosinya di dalam kertas dengan bahasanya sendiri sehingga orang yang menjadi pendamping anak akan dapat mengetahui perasaan anak dengan tepat mengenai sesuatu hal. Bimbingan kemudian akan dapat dilakukan berdasarkan tulisan yang dibuat anak untuk cara mengatasi gangguan emosional dan sosial pada anak usia dini tersebut dengan lebih akurat dan efektif.
4. Terapi seni
Terapi ini pada umumnya digunakan untuk mengatasi berbagai gangguan psikologis, dan juga dapat digunakan sebagai cara mengatasi gangguan emosional dan sosial pada anak usia dini yang kerap meledak marah dan emosional diluar batas. Terapi ini tidak perlu dilakukan di luar rumah, karena dengan beberapa bahan sederhana Anda sudah dapat melakukannya di rumah saja. Proses kreatif seseorang sangat berkaitan dengan emosinya, misalnya melukis, menggambar, mewarnai, membuat patung, tembikar, dan lain – lain.
5. Terapi alat musik
Musik merupakan bahasa yang paling universal dan mudah dipahami siapa saja sebagai salah satu cara mengekspresikan diri. Siapa saja bisa menggunakan musik sebagai sarana untuk mengekspresikan emosi, karena ada dampak yang berbeda pada setiap bagian otak manusia yang bisa diberikan oleh musik.
Cara mengatasi gangguan emosional dan sosial pada anak usia dini juga memerlukan sikap orang tua dan guru yang mendukung. Orang tua dan guru perlu menyediakan diri dengan kemampuan menahan diri, mendengarkan anak dengan sabar dan juga menunjukkan simpati serta empati ketika anak berusaha mengungkapkan perasaannya, mampu membedakan gangguan emosi dengan macam – macam gangguan jiwa. Juga sangat penting untuk mempertahankan sikap yang positif agar anak dapat selalu mencoba mengatasi masalahnya dengan sikap yang tepat pula, dan tidak mengatasinya dengan perilaku yang merusak. Diperlukan pengertian tingkat tinggi untuk menghadapi anak dengan gangguan emosi dan sosial agar perlahan anak dapat mengatasi masalahnya tersebut.