Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Faal » Memori dalam Psikologi – Pengertian – Fungsi

Memori dalam Psikologi – Pengertian – Fungsi

by Ina

Setiap orang bergantung pada kekuatan memorinya untuk melakukan aktivitas harian. Untuk dapat melakukan aktivitas, manusia perlu mengingat apa yang telah terjadi dan apa yang akan direncanakannya. Semua itu merupakan bagian dari memori. Memori atau diartikan juga sebagai ingatan. Peneliti pertama tentang memori manusia adalah H. Ebbnghaus pada tahun 1885. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitiannya yaitu proses penurunan ingatan atau lupa terjdai paling ccepat dalam 9 jam pertama setelah memperoleh informasi dan masih berlangsung selama 30 hari berikutnya.

Ebbinghaus kemudian menjadikan rangkaian tersebut sebagai standar belajar yang dinamakan prosedur belajar. Memori sendiri merupakan tempat atau alat menerima, mengelola, menyimpan pengalaman atau informasi ke dalam otak dan dapat diambil kembali atau mengingat kembali informasi tersebut.  Memori memiliki peran yang sangat besar dalam kehidupan manusia melakukan aktivitasnya.

Pengertian Memori

Pengertian memori menurut Chaplin, 2002 yaitu fungsi yang terlibat dalam proses mengenang masa lalu, keseluruhan pengalaman masa lalu yang diingat kembali, dan pengalaman khas yang paling diingat. Dari ketiga pengertian tersebut, maka memori dimpulkan sebagai fungsi, pengalaman, atau informasi, dan spesifikasi. Memori melibatkan apa yang dilihat dan dialami dengan merekamnya. Memori menggunakan rekaman itu untuk melakukan aktivitas. Namun tidak semua pengalaman bisa disimpan dengan baik, hanya informasi atau pengalaman tertentu yang memiliki kekhasan saja yang mampu tersimpan. Sehingga memori memerlukan suatu tempat untuk menyimpan, menerima, dan mengingat kembali informasi khusus.

Apa yang dilihat atau alami akan dipersepsikan pada individu dan hal tersebut di masukkan ke dalam jiwa kemudian disimpan di ingatan. Pada suatu saat ingatan itu bisa diambil kembali. Proses mengingat informasi ada tiga tahap, yaitu memasukkan informasi (encoding), penyimpanan (storage), dan mengingat (retrieval stage). Kemampuan ingatan ada tiga yaitu learning/ menerima atau belajar tentang informasi, retention/ menyimpan, dan remembering/ menimbulkan kembali ingatan yang sudah disimpan.

baca juga:

Jenis Jenis Memori

Memori dalam psikologi terbagi dalam beberapa jenis, yaitu:

1. Memori Sensoris

Memori sensoris berkaitan juga dengan penyimpanan informasi yang diperoleh dari penerimaan pancaindera. Memori sensoris merupakan proses penyimpanan informasi melalui saraf saraf sensoris dalam jangka waktu yang sangat pendek.

  • Encoding dalam memori sensoris: Pada saat mata melihat sesuatu, gambaran objek melalui sistem indera akan disampaikan ke bagian penyimpanan otak melalui impuls impuls saraf.
  • Storage dalam memori sensoris: memori sensorid memiliki kapasitas memori yang sangat besar namun penyimpanan tidak berlangsung lama atau cepat hilang.

2. Memori Jangka Pendek

Memori jangka pendek merupakan proses penyimpanan memori secara sementara yang artinya memori tidak bisa disimpan lama.

  • Encoding dalam memori jangka pendek: informasi yang didapatkan akan diterima di otak dengan sebutan kontrol proses. Informasi akan diproses dan kemudian disimpan. Kontrol proses merupakan proses yang mengatur masukna informasi serta laju kecepatan menangkap informasi.
  • Storage dalam memori jangka pendek: kapasitas memori dalam jangka pendek terbatas sehingga memiliki kemungkinan untuk hilang.
  • Retrieval dalam memori jangka pendek: Proses mengingat dalam memorijangka pendek tidak terlalu lama karena kapasitas memori yang terbatas.Untuk mengingat memori jangka pender bisa dilakukan dengan paralel search atau serial search.

3. Memori Jangka Panjang

Memori jangka panjag meripakan proses penyimpanan yang bisa diingat cukup lama dan relatif bersifat permanen.

  • Encoding dalam memori jangka panjang: prosesnya yang terjadi hampir sama dengan memori jangka panjang namun setelah itu dilakukan proses semantik atau coding. Data akan dianalisa lebih lagi.
  • Storage dalam memori jangka panjang: proses encoding dilakukan dengan menyaring inti dari informasi yang didapat. Maka penyimpanan informasi bisa berlangsung lebih lama. Selain itu kapasitas penyimpanan memori juga lebih besar sehingga banyak memori yang diingat permanen.
  • Retrieval dalam memori jangka panjang: penyimpanan pada memori jangka panjang ini sangat terorganisir sehngga proses pengambilan memori juga bisa cepat dan tepat.

baca juga:

Fungsi Memori

Memori memiliki fungsi fungsi kusus dan peranannya dalam membantu aktivitas tubuh manusia. Berikut ini merupakan beberapa fungsi dari memori:

  1. Encoding/ memasukkan informasi

Encoding merupakan proses penyerapan persepsi dari informasi yang didapat kemudian dirubah menjadi difat memori organisme. Proses ini cukup lama agar mampu tersimpan dengan baik dan tidak mudah hilang. Proses encoding ini bisa terjadi secara tidak sengaja maupun sengaja. Misalnya apabila informasi atau suatu hal tertentu diterima oleh panca indera dan dimasukkan ke dalam ingatan secara tidak sengaja. Sengaja, yaitu apabila individu memiliki niat untuk menyimpan informasi tersebut sehingga individu menaruh fokus perhatiaannya dalam menyerap  informasi.

Proses coding ini butuh beberapa waktu dan masing masing orang berbeda. Orang dengan tingkat kecerdasan tinggi akan dapat menyerap dengan cepat, dan sebaliknya orang dengan tingkat kecerdasan lebih rendah membutuhkan waktu yang lebih lama.

  1. Storage/ menyimpan

Fungsi berikutnya adalah sebagai alat penyimpanan. Setelah proses encoding, data atau informasi yang didapat akan disimpan dengan membentuk jejak jejak yang bisa ditimbulkan kembali. Jejak jejak memori tersebut disebut juga traces memori. Memori traces ini bisa mudah menghilang apabila tidak sering digunakan. Apabila memori traces hilang maka memori akan cukup sulit untuk dikembalikan atau kelupaan. Jejak jejak memori membantu menuntun keinginan manusia untuk memperoleh bentuk ingatan tertentu.

  1. Retrival/ mengeluarkan kembali

Fungsi ketiga yaitu menimbulkan kembali ingatan yang sudah tersimpan. Proses ini berkaitan dengan proses mencari informasi di dalam otak, menemukannya, dan menggunakan kembali memori tersebut. Mekanisme ini sangat membantu dalam kegiatan sehari- hari dimana ingatan ingatan yang tersimpan berkaitan erat dengan masa depan. Segala bentuk aktivitas berhubungan dengan mengingat dan meneluarkan kembali ingatan. Cara yang digunakan untuk mengembalikan ingatan yang tersimpan yaitu melalui proses berikut:

  • Recall: yaitu proses mengingat kembali informasi dari masa lalu tanpa petunju yang ada pada organisme. Misalnya mengingat nama orang yang saat itu tidak berada di depannya.
  • Recognize: yaitu proses mengenali informasi yang pernah disimpan melalui petunjuk seperti jejak jejak pada ingatan organisme. Proses ini bisa berlangsung dengan cepat atau berjalan beberapa saat.
  • Redintegrative: yaitu proses mengingat tentang suatu kompleks cerita yang panjang. Proses ini yang memberikan respon pada manusia dapat menceritakan suatu kejadian dengan runtut. Misalnya menceritakan isi buku yang telah dibacanya.

baca juga:

Proses Terbentuknya Memori

Proses pembuatan memori diawali dengan paparan objek atau lingkungan pada panca indera manusia. Memori diciptakan oleh susunan saraf pusat secara biologis yang melibatkan banyak kerja saraf dan komponen tubuh lainnya. Proses terbentuknya memori diawali dengan penerimaan informasi melalui panca indera, kemudian diterima oleh sarah sensori di panca indera dan dikirim ke otak.

Otak mempersepsikan informasi kemudian disimpan pada memori jangka pendek atau waktu yang sebentar sekitar 1 menit. Memori jangka pendek dikirim ke generator atau pembangkit tanggapan yang kemudian disalurkan kembali ke bagian tubuh lainnya untuk memberikan tanggapan.

Memori jangka pendek kemudian diubah menjadi memori jangka panjang dan disimpan secara permanen di dalam otak. Proses ini melibatkan kerja kontrol dan membentuk jejak jejak memori. Memori jangka panjang dapat digunakan dengan cepat dengan melalui jejak jejak memori yang terbentuk. Semakin sering dipanggil, memori akan semakinmudah ditemukan dan jejak jejak nya semakin jelas. Namun pada memori jangka panjang yang tidak pernah atau jarang digunakan maka memori akan meluap dan terjadi lupa atau kondisi tidak dapat mengingat sesuatu. Memori lupa dapat dikembalikan dengan melalui ciri ciri informasi yang masih diingat.

Memori kontrol bekerja jika ada keinginan kuat, harapan, motivasi, minat dan usaha. Namun apabila tidak ada hal hal tersebut, maka kontrol tidak akan bekerja dan memori tidak akan tersimpan. Kualitas kontrol tergantung pada banyaknya informasi yang tertangkap panca indera, semakin banyak yang tertangkap maka penyimpanan memori akan lebih baik. Kontrol lainnya yaitu frekuensi dimana semakin banyak frekuensi informasi yang didapatkan maka semakin baik pula penyimpanan memorinya.

Faktor Kelupaan dalam Sebuah Memori

Kelupaan terjadi karena ingatan yang tersimpan tidak pernah atau jarang ditimbulkan kembali. Sehingga perlahan ingatan itu memudar dan hilang. Konsep lupa memiliki empat macam teori yaitu: Decay theory (menganggap bahwa memori akan semakin memudar), Teori interferensi ( menitikberatkan pada interval), Retrieval failure (kegagalan mengingat memori disebabkan oleh interferensi), teori Motivated Forgetting (kecenderungan melupakan hal hal yang tidak menyenangkan, Sebab fisiologis (adanya perubahan fisik di otak dikarenakan gangguan fisik). Lupa bisa juga menjadi tanda fisiologis dari penuaan, dikarenakan fungsi sistem saraf yang menurun pada usia tua dan tidak dapat meregenerasi diri lagi.

Baca juga:

Memori dalam psikologi disebutkan sebagai proses penyimpanan informasi dari apa yang ditangkap oleh panca indera manusia. Hal hal berupa gambaran dari pengelihatan, penciuman, pendengaran da apa yang dirasakan akan dipersepsikan lalu disimpan di dalam otak. Memori bersifat sementara ataupun permanen. Memori juga bisa terlupakan atau bisa juga dipanggil kembali disaat dibutuhkan. Peranan sistem saraf pusat dalam menghantarkan informasi bersifat sensorik merupakan sistem kerja yang utama. Apabila terjadi gangguan dalam penghantarann informasi, maka informasi tidak dapat tersimpan.

Pada kondisi lupa, ingatan atau memori yang disimpan mungkin memiliki kekurangan saat proses penyimpanan, misalnya waktu terpajang yang kurang, kurangnya frekuensi, kurang khas, atau terlalu lama dan jarang dipanggil kembali. Lupa merupakan hal yang biasa terjadi pada siapapun. Dengan mengetahui sistem kerja memori ini, maka cara belajar atau mengingat informasi bisa diperbaiki dengan lebih sering terpapar informasi.

Demikian penjelasan terkait bagaimana posisi memori dalam kondisi psikis manusia ditinjau dari sisi psikologi, semoga memberikan manfaat bagi kita semua.

You may also like