Coronavirus Disease 2019 atau COVID-19 merupakan jenis virus baru yang penyebarannya terjadi begitu mudah dan dengan sangat cepat sehingga WHO menyatakan virus ini sebagai pandemi (Bismar, 2021).
Perlu upaya penanganan yang serius melalui penerapan aturan-aturan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Berbagai peraturan baru tersebut membuat masyarakat dari berbagai kalangan mudah terkena stres. Misalnya disebabkan oleh kesulitan ekonomi, batasan ketika bertemu orang lain atau pergi ke suatu tempat, bahkan kehilangan orang tercinta. Dengan demikian, penting juga untuk mengetahui gejala kelelahan fisik dan mental dan cara mengatasinya.
Perlu kita ketahui terlebih dahulu apa saja gejala yang dapat muncul akibat rasa stres di masa pandemi COVID-19, antara lain:
- Perasaan cemas atau takut yang berlebih sehingga sulit berpikir rasional.
- Pikiran negatif terhadap orang lain yang bergejala terpapar virus.
- Berita-berita terkait COVID-19 yang sangat banyak sehingga memunculkan kekhawatiran serta mengganggu rutinitas sehari-hari.
- Gejala fisik seperti sakit kepala, sakit perut, atau sakit fisik lainnya.
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai cara mengatasi stres saat pandemi (Muslim, 2020):
Kenali Sumber Penyebab Stres
Menurut Drajat (2003), terdapat tiga hal yang menyebabkan stres pada seseorang, yaitu:
- Frustrasi akibat harus menghadapi kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan.
- Konflik yang muncul karena perbedaan keyakinan, kepentingan, ditambah dengan kondisi mental yang mudah tidak stabil.
- Kecemasan yang muncul akibat gabungan konflik dan rasa frustrasi.
Dengan memahami penyebab kesehatan mental terganggu dan cara mengatasi yang sesuai, kita dapat terlepas dari rasa stres yang membelenggu.
Menemukan Cara Mengatasi Stres
Terdapat dua jenis stres yang dapat dirasakan seseorang, yakni stres positif (eustress) dan stres negatif (distress). Kedua stres tersebut dapat diatasi menggunakan cara-cara atau coping stres. Menurut Dewi (2012), coping stress merupakan bentuk respons individu terhadap perasaan stres yang dimiliki dengan cara tertentu. Terdapat dua fungsi coping stress (Lazarus & Folkman, 1984), yakni:
- Emotion-focused coping, di mana individu mencoba mengatasi stres dengan mengatur respons emosionalnya terlebih dahulu, seperti mencari ketenangan, melakukan aktivitas yang disukai, atau berbicara dengan orang lain.
- Problem-focused coping, di mana proses penyelesaian stres lebih diarahkan langsung pada sumber stres atau stressor. Caranya dengan mempelajari keterampilan baru yang seuai dengan akar masalah.
Akan tetapi, tidak semua metode cocok diterapkan sebab tergantung oleh penyebab stres yang dirasakan. Justru coping yang baik adalah strategi coping yang dapat menyelesaikan permasalahan secara positif dan tuntas, bukan tergantung strategi apa yang digunakan. Meskipun demikian, idealnya coping stress dilakukan dengan penyelesaian sumber stres sembari mengatur emosi.
Menerapkan Cara yang Tepat
World Health Organization merumuskan enam cara untuk menghadapi stres selama pandemi, di antaranya:
- Berbicara dengan orang lain yang dipercaya untuk melepas stres yang memenuhi pikiran sebab rasa sedih, tertekan, bosan, dan cemas adalah perasaan yang sangat wajar dialami ketika bertemu dengan masa krisis.
- Berdiam diri di rumah tidak lantas membuat kita berhenti beraktivitas. Rutinlah berolahraga, melakukan hobi, serta berkomunikasi dengan keluarga di rumah untuk mengalihkan pikiran dari hal-hal yang dapat menyebabkan stres.
- Menghindari pemakaian rokok, obat-obatan terlarang, serta meminum alkohol untuk menghilangkan stres sebab ketiga hal tersebut justru dapat menjadi stressor baru.
- Mencari sumber aktual dan faktual untuk berita seputar COVID-19.
- Membatasi atau mengurangi informasi yang diterima terkait pandemi juga dapat mengurangi rasa stres akibat overwhelming karena kecemasan. Namun, bukan berarti menolak fakta yang ada.
- Mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki dalam mengatur emosi selama pandemi. Coba lakukan meditasi, 6 contoh relaksasi dalam modifikasi perilaku atau 7 cara terapi butterfly untuk mengurangi stress yang efektif sebagai bentuk latihan mengendalikan emosi, terutama emosi yang negatiif.
Stres yang kita rasakan ketika pandemi sangatlah wajar untuk dirasakan. Meskipun demikian, kita harus berusaha agar tidak terjebak dengan cara mengatasi stres saat pandemi yang sesuai agar terhindar dari gangguan mental yang tidak dapat disembuhkan.