Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Kepribadian » Konsep Psikologi Proyektif dalam Studi Kepribadian

Konsep Psikologi Proyektif dalam Studi Kepribadian

by Fitri Febri

Apabila seorang klinisi ingin membantu menyelesaikan masalah yang terjadi pada pasien, maka ia harus melakukan beberapa pendekatan agar klinisi tersebut dapat mengetahui dengan jelas apa permasalahan pokok si pasien. Dengan mengetahui inti dari permasalahan pasien tersebut, maka klinisi dapat menentukan secara tepat treatment apa yang harus diberikan kepada pasien.

Sebenarnya pendekatan ini terdiri dari berbagai cara dan masing-masing cara adalah hasil pemikiran dan teori dari tokoh-tokoh yang menciptakan sesuai dengan aliran psikologi yang dianutnya. Psikologi terdiri dari banyak cabang cabang psikologi, salah satunya adalah psikologi pendidikan, psikologi sosial dan psikologi lainnya. Salah satu pendekatan psikologi yang dapat digunakan adalah psikologi proyektif. Selanjutnya, akan dibahas mengenai konsep psikologi proyektif dalam studi kepribadian ini.

Konsep Psikologi Proyektif dalam Studi Kepribadian

Tes kepribadian adalah alat ukur yang secara khusus digunakan bukan untuk mengatasi permasalahan seperti makna cinta dalam psikologi, teori cinta dalam psikologi sosial, jenis jenis cinta dalam psikologifakta psikologi tentang jatuh cinta, karakteristik anak bungsu dalam percintaan, namun mengungkap jenis-jenis konsep diri dan kepribadian seseorang.

Pandangan dan teori dari kepribadian sendiri terdiri dari berbagai macam sehingga cara mengukur kepribadian pun tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Proyeksi sendiri adalah suatu proses melampiaskan dorongan, perasaan dan sentimen seseorang menggunakan suatu media pertahanan diri tanpa disadari oleh yang bersangkutan.

Adapun tes proyektif merupakan alat untuk mengukur kepribadian atau alat pengungkap kepribadian dengan media sebagai tempat pemroyeksikan dorongan, perasaan dan sentimen seseorang.  Secara umum, kata proyeksi berkaitan dengan alat proyektor yang berarti mengeluarkan gambar dari proyektor ke satu layar proyeksi. Adapun menurut Freud, proyeksi adalah suatu proses psikopatologis.

Freud (1984) adalah pelopor tes proyeksi dengan menggunakan teori psikodinamika, lalu dikembangkan oleh Herman Roarschach (1921) dengan aplikasi tes Roarschach dan Murray (1935) dimana diaplikasikan dengan tes berbasis TAT (Thematic Apperception Test).

Tes proyektif adalah tes untuk menjabarkan psikologis manusia dengan alat proyeksi berupa screen untuk memproyeksikan gambar sebagai stimulus penghasil respon dari tes ini. Klien akan memperoyeksikan kepribadian, aspek psikis terutama aspek ketidaksadaran jika didorong dengan stimulus ambigu dan tidak  terstruktur. Mereka akan diberi wewenang dalam merespon stimulus dengan berbagai cara yang dipilihnya.

Syarat-syarat Tes Proyektif

Persyaratan yang harus dimiliki sebelum melakukan tes proyektif adalah :

  • Memiliki media khusus proyeksi
  • Memiliki sifat polivalebsi yang mengandung nilai
  • Rangsangannya berupa unstructured
  • Pendekatannya bersifat holistic
  • Menggunakan disgese testing

Baca juga :

Aspek kepribadain yang ingin digali, tidak bisa ditanyakan langsung kepada klien, karena :

  • Sebagian orang tidak mudah memberikan ide dan sikap dalam kesadaran dengan jelas
  • Ada banyak hal yang tidak disadari terjadi pada seseorang, namun tidak bisa dikemukakan

Dengan menggunakan stimulus pada tes proyektif, maka :

  • Klien akan menginterpretasikan stimulus sesuai dengan pengalama masa lalu dan gaya masa kini
  • Klien akan mengingat pengalaman, mengekspresikan kesenangan dan ketidaksenangan sadar ataupun tidak sadar

Prinsip Dasar Tes Proyektif

Tes proyektif memiliki beberapa prinsip dasar yakni :

  • Stimulusnya tidak berstruktur dan membuat subjek memiliji alternatif pilihan banyak
  • Stimulus bersifat ambigous sehingga subjek merespon stimulus atau materi tes sesuai dengan interpretasi masing-masing
  • Stimulus bersifat objektivitas relatif yang memudahkan individu berbeda sebab mereka memiliki kesimpulan berbeda dari berbagai stimulus
  • Memiliki global approach atau kesimpulan yang luas

Fakta-Fakta Tes Proyektif

Dalam tes proyektif, seseorang diberikan kebebasan untuk menjawab dan mengerjakan tes tersebut, berikut adalah fakta-fakta tes proyektif :

  • Memiliki instruksi yang singkat dan mudah, seperti “Gambarlah rumah dan pohon” atau “Ceritakan apa yang Anda lihat dari kartu ini”
  • Peserta tes bebas menjawab sesuai dengan yang mereka inginkan dan pikirkan saat itu. Tidak jadi masalah bila saat itu Anda melihat gambar ayam, lalu Anda menyebutnya sebagai kucing sebab tidak ada jawaban benar atau salah
  • Stimulus dari tes proyektif adalah ambigu seperti kertas kosong, bercak tinta, aneka gambar abstrak dan lainnya
  • Tidak dibatasi waktu untuk mengerjakannya. Jika pasien memiliki hambatan, mereka boleh mengerjakan dalam waktu lama, bahkan dilanjutkan hingga sesi berikutnya
  • Tes proyektif membutuhkan keahlian dan proses pemahaman yang khusus dalam menginterpretasikan dan menilai hasil tes yang telah dilakukan
  • Tes tersebut biasanya bersifat tidak baku atau informal, yakni hanya berupa coretan-coretan di atas kertas atau mengimajinasi sesuatu ke dalam kertas
  • Tes proyektif ini bersifat subjektif, yakni banyak menggunakan pemahaman dan interpretasi pribadi pada saat melakukan tes
  • Tes ini bukan hanya mengungkap konsep diri dalam psikologi, namun juga mampu menguak alam bawah sadar, masalah yang Anda alami, dan aspek-aspek lain yang terdapat dalam diri Anda

Macam-Macam Tes Proyektif

Berikut adalah jenis tes proyektif :

1. Rorschach / Tes Ro

Adalah tes proyektif terkenal yang dikembangkan oleh Hermann Rorschach. Tes Ro menggunakan bercak tinta untuk membantu dalam mendiagnosis kepribadian secara utuh. Disajikan dalam 10 buah kartu, 5 kartu berwarna dan lainnya hitam putih.

Baca juga :

Kemudian melakukan interpretasi dengan skoring yakni mengelompokkan jawaban, lalu dipilah menjadi 3 kategori utama, yakni lokasi atau baguan bercak mana yang dipakai untuk membuat jawaban, determinan atau bagaimana seseorag melihat bercak dan content atau isi jawaban yang dipilih.

2. TAT

Thematic Apperception Test adalah tes kepribadian yang menggunakan teknik proyektif. Tes ini disusun oleh Henry A. Murray dan diterbitkan tahun 1935. Materinya adalah kartu bergambar sebanyak 19 buah dan 1 buah kartu kosong. Yang diungkap adalah inner world seseorang yakni, motif  kesadaran dan ketidaksadaran yang dilakukan oleh seseeorang dalam kesehariannya.

3. Tes Wartegg

Adalah tes yang disusun oleh Ehrig Wartegg dengan menggunakan psikologi gestalt. Tes ini mengartikan kepribadain dalam segi praktis yakni bagaimana kepribadian itu berfungsi dan bekerja dalam diri masing-masing individu. Empat fungsi dasar yang dimiliki manusia menurut Warteegg adalah : emosi, imajinasi, intelek dan aktivitas. Dua pendekatan yang dipakai oleh Wartegg adalah :

  • Pendekatan dari Wartegg yaitu interpretasi secara kualitatif
  • Pendekatan dari Kinget yaitu interpretasi secara kualitatif dan kuantitatif

Interpretasi harus dilakukan berdasarkan pada :

  • Content yaitu gambar yang dibuat subyek
  • Execution yaitu bagaiman subyek menggambar

4. Tes Grafis

Adalah tes yang menggunkan 3 jenis tugas, yakni :

  • Gambar orang (DAP)
  • Gambar pohon (tree test)
  • Gambar rumah, pohon dan orang (HTP)

Tes ini menampilkan ekspresi bebas dalam menggambar sesuai dengan jenis tugas yang diberikan. Prinsip tes ini adalah menggambar suatu objek yang dekat dirinya, tetapi dibatasi oleh kaida yang tidak mengikat. Tes grafis diperuntukkan pada usia muda maupun dewasa. Tes ini cocok untuk tes kepribadian, seleksi maupun konseling. Hasil tes ini dapat diperoleh gambaran “self image” dan “ideal self image”

5. Tes Non Proyektif

Adalah tes bersifat obyektif yang berbentuk inventori. Tes ini sangat mudah dan praktis ketika dilaksanakan sebab bisa digunakan secara klasikal. Pemberian nilai pada tes ini adalah jelas karena sifatnya oyektif. Namun, kelemahannya adalah dapat terjadi faking dan malingering. Jenis-jenis tes non proyektif adalah “

  • Sixteen PF atau Sixteen Personality Factors
  • NSQ atau Neurotic Scale Questionaire
  • MMPI atau Minnesota Multiphasic Personality Inventory
  • CAQ atauClinical Analysis Inventory
  • CPI atau California Personality Inventory
  • EPPS atau Edwads Personal Preferrence Schedule

Demikian konsep psikologi proyektif dalam studi kepribadian. Tambah pengetahuan Anda akan gangguan kepribadian antisosial, fungsi jiwa dalam psikologi, fungsi fantasi, penyakit kejiwaan ringan, macam macam tingkah laku dalam psikologi dan semoga bermanfaat.

You may also like