Membahas jenis-jenis cinta dalam psikologi sepertinya menjadi sesuatu yang cukup manis dan juga menarik. Bagaimana tidak, ternyata psikologi juga memiliki pandangan tersendiri terhadap cinta. Sebagaimana kita ketahui, kita sering mengartikan cinta sebagai sebuah bentuk rasa suka, kasih sayang terhadap sesuatu entah itu manusia, benda atau bentuk lain.
Mengartikan cinta menurut psikologi mungkin akan membutuhkan pemahaman yang lebih banyak. Namun demikian, ada tokoh dalam psikologi yang membahas mengenai jenis-jenis cinta yang tentu saja kita bisa mulai identifikasi sehingga kita dapat mengetahui ragam cinta apabila dilihat dari sudut pandang psikologi.
Salah satu tokoh yang cukup terkenal dalam membagi jenis cinta ini adalah Robert Sternberg. Sternberg merupakan seorang Psikolog yang mengukur struktur cinta itu sendiri berdasarkan tingkatannya, teori cinta Sternberg dikenal juga sebagai The Triangular Theory of Love. Setidaknya ada tujuh macam dari jenis cinta versi Sternberg. Dalam perkembangannya, cinta ini kemudian bisa dipilah lagi berdasarkan sejarahnya. Cukup menarik ketika kita akan membahas mengenai cinta ini, sebab rupanya cinta bisa kita artikan sebagai sesuatu yang memang nyata. Mau tahu apa saja jenis dari cinta ini? Simak ulasannya berikut ini.
- Suka
Bisa dibilang, suka merupakan tingkatan cinta yang paling sederhana dan rendah. Rasa suka hanya sebatas pada ketertarikan terhadap individu atau pun objek lain. Suka merupakan bentuk cinta yang mungkin tidak memiliki suatu hubugan lebih dari sekedar pertemanan, persahabatan atau ketertarikan saja. Oleh karenanya, suka biasanya justru menjadi awal mula dari terbentuknya sebuah rasa cinta. Umumnya, bentuk suka ini tidak bisa kemudian disebut sebagai sebuah bentuk relationship. Kita mungkin perlu tahu beberapa fakta psikologi tentang jatuh cinta, dimana salah satunya selalu diawali oleh suka.
- Cinta Gila
Cinta gila biasanya hanya dilandasi oleh dengan perasaan nafsu semata saja. Seseorang memiliki motif untuk mencintain sesuatu karena perasaan yang sifatnya memang adalah obsesi semata. Ini kemudian bisa kita sebut sebagai sebuah cinta gila.
Obsesi yang ada mungkin akan meledak-ledak karena ketika menginginkannya hanya akibat nafsu saja. Manakala nafsu tersebut hilang, maka rasa cinta yang ada juga bisa saja hilang begitu saja. Jenis cinta ini termasuk dalam jenis cinta yang kurang pantas untuk dimiliki seseorang. Cinta gila mungkin juga bisa menjadi salah satu ciri-ciri psikopat jatuh cinta.
- Cinta Hampa
Berkebalikan dengan cinta gila, cinta hampa justru terjadi ketika kita mengalami rasa sayang, suka tetapi tidak disertai dengan keintiman atau komitmen yang kuat. Cinta yang ada hanya sebatas pada rasa sayang dan berasa “formalitas” saja.
Hubungan yang ada memang masih berlandaskan oleh cinta, namun tanpa adanya komitmen di dalamnya. Sedikit sulit memang untuk menggambarkan cinta hampa ini seperti apa, namun pada dasarnya, cinta hampa juga termasuk jenis cinta yang sebaiknya kita hindari.
- Cinta Saling Melengkapi
Cinta yang saling melengkapi merupakan bentuk keseimbangan antara cinta gila dan juga cinta hampa. Di dalamnya, ada gairah atau nafsu yang diiringi dengan bentuk komiten serta tanggung jawab. Cinta yang saling melengkapi ini akan membentuk suatu perasaan yang saling terikat, tanpa harus memberikan suatu judgement tertentu.
Bentuk cinta ini memang bagus, namun demikian seringkali juga akan muncul konflik manakala salah satu unsur (gairah atau komitmen) melemah. Oleh karenanya, penting untuk selalu mempertahankan gairah dan komitmen seimbang supaya bisa tercipta cinta yang saling melengkapi.
- Cinta Sempurna
Sternberg menjelaskan cinta itu terdiri dari tiga macam unsur, yakni gairah, keintiman dan kasih sayang. Manakala ketiga unsur ini sama-sama kuat, maka akan terbentuklah cinta yang sempurna.
Biasanya dengan bentuk cinta yang sempurna ini, kita dan pasangan akan menjalin hubungan yang sangat kuat. Bentuk cinta ini mungkin boleh dibilang sebagai sebuah relationship goal. Banyak dari kita mungkin melihat contoh cinta sempurna ini pada lansia yang saling menunjukkan kasih sayang terhadap pasangannya.
- Cinta Romantis
Cinta yang romantis, umumnya terbentuk ketika unsur kasih sayang lebih menonjol dibandingkan unsur yang lainnya. Di dalamnya, kita mungkin akan melihat banyak hal-hal yang sifatnya sangat indah dan menarik. Romansa-romansa terbentuk dengan adanya jenis cinta ini.
Sayangnya, karena hanya satu unsur saja yang menonjol, maka bisa saja bentuk romantis yang ditunjukkan dalam jenis cinta ini tidak akan bertahan lama sebab tidak ada unsur keintiman atau gairah yang akan menciptakan komitmen dalam jangka panjang.
- Philia
Bila keenam jenis cinta sebelumnya dijelaskan oleh Sternberg melalui teori segitiga cintanya, maka ada jenis cinta yang lainnya yang disebut sebagai Philia. Cinta yang disebut Philia ini merupakan cinta yang ditunjukkan oleh dua orang yang bersahabat.
Bentuk cinta ini juga dikenal sebagai bentuk cinta Platonis. Cinta Platonis tidak berlandaskan oleh nafsu, sehingga bentuk cinta ini lebih cenderung pada persahabatan, ketergantungan dan kepercayaan. Dua orang sahabat yang terlibat saling menyayangi mungkin hanya sebatas pada cinta philia semata.
- Pragma
Seiring dengan berjalannya waktu, cinta akan tumbuh dan berkembang menjadi sebuah komitmen bersama. Inilah yang disebut dengan pragma. Bentuk cinta ini umumnya akan dipupuk sedikit demi sedikit, hingga tumbuh seiring berjalannya waktu. Jenis cinta ini umumnya juga memiliki sifat yang praktis, dimana tujuan akhir dari proses saling mencintai tersebut adalah tentang bagaimana kita bisa saling menyayangi.
- Agape
Agape dalam psikologi cinta menggambarkan bentuk cinta tanpa syarat yang bisa dilakukan secara universal. Biasanya di sini aspek spiritual menjadi landasan timbulnya cinta tersebut. Seseorang mungkin akan memiliki rasa cinta hanya karena keinginannya saja yang memang ingin untuk menyayangi sesuatu. Kebutuhan akan rasa menyayangi inilah yang kemudian bisa disebut agape.
- Storge
Storge merupakan jenis cinta yang terjadi di dalam hubungan keluarga. Seperti misalnya, rasa cinta orang tua kepada anak, adik kepada kakak dan sebagainya. Ini adalah salah satu jenis-jenis cinta dalam psikologi yang memang mudah kita temui dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian penjelasan terkait apa saja jenis-jenis cinta dalam psikologi yang perlu kamu ketahui agar bisa membedakan bentuk cinta yang kita dapat ditinjau dari segi psikologi.