Membahas makna cinta dalam psikologi memang akan menjadi sesuatu yang cukup menyenangkan. Cinta sebagaimana kita ketahui mungkin sudah sangat identik dengan perasaan kasih sayang, perasaan suka dan lain sebagainya. Di dalam psikologi sendiri, ada banyak sekali penjelasan mengenai cinta. Banyak yang mencoba menjelaskan apa itu cinta menurut psikologi dan bagaimana macam-macam cinta. Sebenarnya, bila dijabarkan secara umum, cinta mungkin tidak bisa diartikan dengan konkret. Wujud cinta itu sendiri tidak bisa terlihat dengan nyata, tetapi bisa sering dirasakan. Cinta adalah bagian dari psikologi cinta. Seseorang mungkin memiliki bagian dari dirinya yang merupakan bentuk dari cinta. Dan tidak bisa dipungkiri pula, seseorang tanpa cinta mungkin tidak bisa dikatakan sebagai seseorang yang
Ada banyak tokoh psikolog yang membahas pula mengenai definisi cinta. Beberapa dari mereka bahkan berusaha menjabarkan cinta sebagai bentuk yang konkret. Kita bisa mengetahuinya melalui jenis-jenis cinta dalam psikologi yang tentu saja ini akan sangat membantu kita dalam memahami apa itu cinta. Berikut ini adalah beberapa makna cinta yang bisa mulai kita ketahui. Makna cinta ini merupakan kompilasi dari penjabaran bermacam-macam cinta yang sudah dikemukakan oleh banyak tokoh psikolog terkenal. Kita bisa mencatatnya sebagai bagian dari pemahaman kita terhadap apa itu cinta dan maknanya.
- Deficiency Love
Cinta bisa diartikan sebagai sebuah perasaan yang muncul karena adanya kekurangan. Pendapat ini dikemukakan oleh Abraham Maslow yang menjelaskan bahwa bentuk cinta salah satunya adalah deficiency love atau biasa disingkat sebagai D-Love. Cinta yang timbul karena adanya kekurangan ini akan mendorong seseorang untuk mulai mencari atau menyukai sesuatu dan melengkapi dirinya. Deficiency love ini contohnya adalah ketika seseorang yang merasa kesepian, kemudian ia akan berusaha untuk mencari orang lain untuk dicintai supaya tidak kesepian. Dalam deficiency love, cinta digambarkan sebagai sesuatu yang berfokus pada diri sendiri dan lebih banyak menerima dibanding memberi.
- Being Love
Abraham Maslow menjelaskan bentuk cinta yang kedua sebagai being love atau B-Love. Makna cinta sebagai being love adalah cinta sebagai sesuatu yang sifatnya tanpa syarat, tanpa adanya keinginan untuk mengubah perilaku orang lain. Di sini cinta akan digambarkan sebagai suatu sikap yang berfokus untuk penerimaan diri. Being love juga menggambarkan perasaan dicintai dan mencintai yang seimbang. Bisa dikatakan, being love ini adalah sesuatu yang sifatnya tulus. Kita mungkin bisa melihat bentuk being love ini seperti ketika ada kedekatan orang tua terhadap anak-anaknya.
- Cinta adalah Kedekatan dengan Orang Lain
Oleh tokoh lainnya, Rubin, cinta diartikan sebagai kedekatan dengan orang lain (intimacy). Di dalam makna ini, cinta akan muncul manakala kita dekat dengan orang lain. Perasaan dan sikap tersebut akan muncul dengan sendirinya karena adanya kedekatan dengan orang lain. Lama kelamaan, kedekatan tersebut akan memicu terjadinya perasaan suka, perasaan sayang dan perasaan cinta. Kedekatan akan menjadikan seseorang menjadi lebih penting bagi orang lain. (Baca juga: Ciri pria introvert jatuh cinta)
- Cinta adalah Memberikan Perhatian pada Orang Lain
Selanjutnya, cinta merupakan bagaimana cara kita dalam memberikan perhatian pada orang lain. Seseorang mungkin akan lebih peduli (care) terhadap orang atau sesuatu yang ia sukai. Perasaan tersebut akan berkembang menjadi cinta yang tentu saja akan berusaha memberikan segalanya termasuk perhatian dan juga kesukaan tertentunya. Ini akan membuat suatu konsep yang cukup unik, dimana cinta akan timbul dan memberikan sesuatu yang berbeda di dalamnya.
- Cinta adalah Rasa Percaya pada Orang Lain
Cinta juga memiliki makna sebagai sebuah rasa percaya pada orang lain (trust). Tidak mungkin seseorang akan mencintai orang lain tanpa adanya sebuah rasa percaya. Konsep ini juga menjelaskan bahwa seseorang mungkin akan mulai “menyerahkan” dirinya kepada orang lain karena kepercayaan yang sudah sangat tinggi terhadapnya. Ada fakta psikologi tentang jatuh cinta yang menjelaskan tentang trust ini.
- Cinta adalah Hasrat
Makna cinta dalam psikologi digambarkan oleh tokoh lain, Sternberg dan Burners, sebagai sesuatu yang merupakan hasrat (passion). Hasrat ini merupakan sebuah keinginan dan kesukaan, yang membuat seseorang suka melakukan sesuatu dengan ikhlas dan tanpa pengharapan apa pun. (Baca juga: Teori cinta Sternberg)
- Cinta adalah Komitmen
Cinta juga merupakan sebuah komitmen. Komitmen memiliki arti sebagai sesuatu yang memang melekat dan membuat seseorang menjadi benar-benar memiliki tanggung jawab terhadap orang lainnya. Seseorang akan merasa terikat dalam waktu yang lama dan tidak merasa terpaksa untuk berhubungan dengan orang lain karena memang adanya komitmen di antara individu tersebut.
- Cinta adalah Keintiman
Pendapat Sternberg selanjutnya adalah menganggap cinta sebagai keintiman. Ini hampir mirip dengan penjelasan dari Rubin yang menjelaskan makna cinta sebagai kedekatan. Cinta yang merupakan keintiman dianggap sebagai bagian dari nafsu seseorang. Cinta ini biasanya lebih berfokus pada gairah seseorang untuk memenuhi kebutuhan akan perasaan menyayangi dan disayangi.
- Cinta adalah Rasa Suka yang Berkembang
Cinta juga merupakan rasa suka yang berkembang. Diawali dari suka, lama kelamaan akan timbul perasaan lebih yang disebut sebagai cinta. Ini mungkin bisa digambarkan sebagai suatu proses atau fase yang berkelanjutan dan sifatnya adalah linear.
- Cinta adalah Perasaan Sayang
Seseorang yang mencintai mungkin akan dianggap memiliki sebuah kasing sayang tersendiri. Rasa sayang tersebut akan berkembang dengan sangat cepat dan menjadi bagian dari cinta. Ini juga merupakan sebuah konsep yang mudah untuk kita pahami.
Jadi, bagaimana? Apakah kita sudah cukup paham dengan makna cinta? Membahasnya memang akan membutuhkan penghayatan tersendiri. Cinta mungkin tidak bisa digambarkan dengan begitu nyata, tetapi lebih kepada bagaimana perasaan kita terhadap orang lain. Dengan mengetahui makna cinta dalam psikologi, kita bisa belajar lebih tentang bagaimana menyayangi orang lain sesuai dengan porsinya.