Manusia merupakan makhluk yang memiliki jiwa yang ditunjukkan melalui tingkah laku dan aktivitas manusia sehari-hari. Ketika seorang individu bisa merasakan senang, berfikir, membuat keputusan dan lain sebagainya, di situlah kejiwaan manusia sedang bekerja. Ada tiga golongan yang membagi kemampuan kejiwaan manusia, yaitu kemampuan kognitif, kemampuan emosi dan kemampuan konasi.
Meski ada penggolongan dalam kemampuan kejiwaan seorang manusia, tiga golongan ini tidak dapat dipisahkan dan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Setiap kegiatan kejiwaan yang ada dalam seorang individu merupakan akibat dari stimulus yang diterimanya dan bagaimana kejiwaannya sebagai satu kesatuan merespon stimulus tersebut.
Baca juga:
Dalam bahasa Arab, jiwa disebut sebagai nafs, sementara dalam bahasa Yunani disebut sebagai psyche atau soul dalam bahasa Inggris. Jiwa ini merupakan salah satu unsur non materi yang juga ikut menyusun seorang individu dan menjadi pembeda antara manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hal ini sangat terlihat dari segi kehidupan seorang manusia yang memiliki norma-norma psikologis yang tidak dimiliki makhluk hidup lainnya.
Lalu, sebenarnya apa saja fungsi jiwa itu? Berikut ini akan dibahas fungsi jiwa dalam psikologi yang perlu kita ketahui.
- Sebagai Sumber Kehidupan
Jika jiwa diartikan sebagai ruh pada manusia, maka artinya jiwa ini merupakan sumber kehidupan bagi tubuh fisik manusia yang memiliki jiwa tersebut. Dengan adanya jiwa ini, tubuh manusia bisa bergerak dan bertingkah laku mengikuti apa yang dikehendaki dan diinginkannya.
- Mengatur Unsur Rasional dan Irasional
Fungsi jiwa dalam psikologi dalam konsep kesadaran manusia bisa menjelma dalam bentuk unsur rasional dan irasional. Rasional adalah pikiran di dalam diri manusia yang memiliki fungsi sebagai penilai benar atau salah serta senang atau tidak senang. Sementara itu, unsur irasional akan mengatur pendirian dan intuisi yang dimiliki oleh seorang individu. (Baca juga: Contoh Intuisi dalam Psikologi Umum)
- Memberi Kehendak Pada Manusia
Setiap manusia memiliki kehendak dalam dirinya. Kehendak merupakan suatu keadaan psikologis yang muncul dan mendorong manusia untuk melakukan sesuatu, dimana kehendak ini muncul sebagai cerminan dari jiwa kita. Hal ini sesuai dengan pendapat Plato (477-347sM) bahwa jiwa merupakan sesuatu yang immaterial, abstrak dan sudah ada sejak dulu sebelum alam praserisoris. Kemudian jiwa bersarang di tubuh manusia dan mengambil lokasi salah satunya di dada manusia (thumeticon) dan membuatnya bisa berani dan berjiwa kesatria.
- Mengatur Proses Berpikir
Masih menurut pendapat Plato, jiwa pada manusia juga mengambil lokasi di kepala (logition), yang berarti juga mempengaruhi pikiran manusia. Hal ini ditunjukkan pada cara manusia berpikir ketika ada permasalahan yang dia hadapi dan bertindak bijaksana atasnya. Hal ini pula yang membuat setiap manusia memiliki cara berpikir yang berbeda karena setiap jiwa manusia tidaklah identik satu dengan yang lainnya.
- Memberi Perasaan Pada Manusia
Selain berlokasi di kepala dan di dada, menurut Plato jiwa manusia juga terletak di perut (abdomen) berupa perasaan. Artinya, jiwa manusia juga berfungsi untuk mengendalikan perasaannya, apakah dia rendah hati, tidak sombong dan lain sebagainya. (Baca juga: Perbedaan Perasaan dan Emosi dalam Psikologi)
- Mengatur Kesadaran Sebagai Manusia
Ketiga unsur jiwa yang disebutkan Plato, yaitu pikiran, kehendak dan perasaan, merupakan dasar dari segala aktivitas manusia. Ketiga unsur ini tidak dapat dipisahkan agar seorang manusia bisa menyadari penuh keberadaannya sebagai manusia. Dengan kesadaran sebagai manusia inilah, manusia bisa selalu menentukan senditi bentuk aktivitas dan tingkah laku yang diwujudkannya dalam hidupnya. (Baca juga: Tingkatan Kesadaran dalam Psikologi)
- Menumbuhkan Kepedulian Pada Orang Lain
Fungsi jiwa dalam psikologi selanjutnya adalah untuk memberi perasaan empati atau kepedulian terhadap lingkungan di sekitarnya. Misalnya, ada seseorang yang merasa acuh tak acuh kepada lingkungannya, atau ada orang lain yang merasa sangat peduli dan wajib berperan untuk lingkungannya. Seseorag yang sangat tebal perasaannya terhadap lingkungan disebut seorang altruis, sedangkan orang yang memusatkan perasaan pada dirinya sendiri disebut egois. (Baca juga: Cara Menghilangkan Sifat Egois)
- Membantu Beradaptasi
Seorang manusia dengan seluruh aspek kesadarannya yang dipengaruhi oleh jiwanya akan menentukan mudah atau sulit dalam beradaptasi. Dengan perasaan yang dimiliki, seorang individu akan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan di sekitarnya, dengan pikirannya dia akan lebih bijaksana dalam membuat pilihan sesuai keadaan lingkungan dan lain sebagainya.
Baca juga:
Bagaimanapun, cara kita beradaptasi akan melibatkan pikiran, perasaan dan tingkah laku kita terhadap lingkungan di sekitar kita. Oleh karena itu, keberadaan jiwa yang mengatur tiga unsur tersebut sangat berperan dalam usaha kita beradaptasi dengan lingkungan.
- Membuat Perbedaan Dengan Makhluk Lainnya
Dengan adanya jiwa, manusia menjadi berbeda dengan makhluk hidup lainnya. Secara psikologi, manusia bisa membuat pilihan yang terbaik menurutnya, bisa merasakan bahagia atau sedih, dan lain sebagainya. Hal ini tentu sangat berbeda jika dibandingkan dengan makhluk hidup lain, seperti hewan dan tumbuhan. (Baca juga: Ciri-Ciri Emosi Dalam Psikologi)
Keberadaan jiwa dalam diri manusialah yang membentuknya sebagai manusia. Jika tidak ada jiwa, manusia hanya akan makan dan minum sekedar untuk melanjutkan hidup. Dia tidak akan memiliki tujuan hidup yang lebih berarti ataupun target yang ingin dicapainya. (Baca juga: Cara Memelihara Kesehatan Jiwa)
- Memberi Rasa Peri Kemanusiaan
Seorang manusia yang memiliki jiwa akan memiliki rasa ketuhanan, dimana dia menyadari tugasnya sebagai hamba tuhan yang memiliki tugas, kewajiban dan takdir yang diatur oleh Tuhan. Hal ini pula yang bisa menciptakan rasa peri kemanusiaan antar manusia dan merasa setara dengan makhluk lainnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Tentu, secara psikologis hal ini akan mempengaruhi perilaku dan pikiran kita dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga:
- Pengaruh Ibadah Terhadap Mental Attitude
- Contoh Pendekatan Psikologis Dalam Studi Islam
- Psikologi Islam
10 Fungsi jiwa di atas perlu kita ketahui agar kita menyadari bahwa kita seorang manusia yang berbeda dengan makhluk hidup lainnya. Hal ini akan membuat kita lebih bersyukur dan berterima kasih pada Tuhan yang menciptakan kita sebagai makhluk paling sempurna dengan segala pikiran dan akal, tidak hanya nafsu semata. Selain 10 fungsi jiwa di atas, masih ada fungsi jiwa lainnya, seperti:
- Memberi dorongan dan semangat untuk melakukan sesuatu
- Menentukan persepsi atau penilaian kita atas sesuatu
- Menumbuhkan perasaan simpati pada orang lain atau lingkungan
- Membentuk kepribadian atau karakter diri kita
- Menciptakan gambaran tentang tujuan hidup seorang individu
Dari pembahasan di atas, kita semakin tahu bahwa manusia merupakan makhluk yang diciptakan sempurna. Semoga artikel kali ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita tentang fungsi jiwa dalam psikologi, ya!