Home » Gangguan Psikologi » Fobia » Gangguan Kecemasan: Penyebab – Jenis dan Cara Mengatasinya

Gangguan Kecemasan: Penyebab – Jenis dan Cara Mengatasinya

by Gendis Hanum Gumintang

Dalam kehidupan manusia, rasa cemas pasti pernah muncul dan ini merupakan hal yang wajar. Bahkan menurut Delvinasari (2015), orang yang tidak pernah merasakan kecemasan justru memiliki ketidaknormalan dalam dirinya. 

Kecemasan pada dasarnya berguna sebagai bentuk perlindungan diri terhadap kondisi yang dapat membahayakan. Dengan adanya rasa cemas, individu dapat lebih berhati-hati atas keputusan, perkataan, dan perbuatannya agar tidak berdampak buruk.

Akan tetapi, beberapa orang justru punya kecemasan yang berlebih secara terus menerus dan dapat mengganggu kehidupannya sehari-hari. Hal inilah yang disebut dengan gangguan kecemasan.

Pengertian Gangguan Kecemasan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, salah satu arti gangguan adalah hal yang menyebabkan ketidakwarasan atau ketidaknormalan (tentang jiwa, kesehatan, pikiran. Sedangkan kecemasan memiliki arti perihal cemas dan terlampau cemas.

Menurut Khasanah (2012) dalam Rambe (2016), kecemasan merupakan respons psikis terhadap rasa tertekan yang dialami individu. Selain itu, kecemasan juga dapat diartikan sebagai campuran perasaan antara khawatir, takut, dan prihatin atas hal-hal yang akan terjadi tanpa ada alasan khusus dari kekhawatiran tersebut (Chaplin, 2000).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa gangguan kecemasan adalah keadaan tidak menyenangkan karena ada sesuatu yang dirasa dapat mengancam diri individu sehingga menghasilkan respons secara fisik dan mental, tetapi tidak ada sebab khusus yang jelas.

Gejala Gangguan Kecemasan

Scully (2001) membagi gejala gangguan kecemasan dalam tiga kelompok yang kemudian ditunjukkan dengan beberapa kondisi spesifik, di antaranya:

Aspek Psikologis

  • Kecemasan berlebih
  • Ragu terhadap berbagai hal
  • Mudah panik
  • Reaktif terhadap stres yang ringan
  • Cepat marah
  • Sulit tidur
  • Kurang konsentrasi dan sulit fokus.

Aspek Somatis

  • Sakit kepala
  • Pandangan berkunang-kunang
  • Jantung berdebar
  • Gangguan pencernaan atau sakit perut
  • Sering buang air kecil
  • Napas pendek
  • Paresthesias (merasa ada sesuatu di kulit)

Aspek Fisik

  • Keringat berlebih
  • Denyut nadi tidak teratur
  • Wajah menjadi merah atau bahkan pucat
  • Menggigil

Penyebab Gangguan Kecemasan

  • Faktor genetik. Gangguan kecemasan seperti generalized anxiety disorder bisa muncul karena keturunan dari anggota keluarga lain yang juga mengalami gangguan tersebut sebab GAD sendiri belum dapat dipastkan faktor penyebab khususnya.
  • Faktor lingkungan. Hal ini merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi seseorang mengalami gangguan kecemasan. Sebagian besar gangguan disebabkan oleh peristiwa traumatis atau pengalaman hidup lainnya yang menyebabkan rasa cemas akan hal tersebut di masa depan.
  • Jenis kelamin. Perempuan memiliki potensi risiko terkena gangguan kecemasan dua kali lebih besar dibanding pria.
  • Kepribadian. Orang yang cenderung kaku, tertutup, dan berpikiran negatif lebih rentan mengalami gangguan kecemasan karena persepsi yang sudah terbentuk mengenai suatu hal.

Jenis-jenis Gangguan Kecemasan

Generalized Anxiety Disorder (GAD)

GAD atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai gangguan kecemasan umum merupakan gangguan yang menyebabkan penderitanya merasa cemas berlebih dalam jangka waktu yang lama terhadap banyak situasi atau peristiwa, tetapi poin apa yang dikhawatirkan tidak spesifik.

Kecemasan tersebut tidak dapat dikendalikan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari. Namun, belum dapat diketahui secara pasti apa penyebab GAD. Hanya ada gabungan beberapa faktor yang dapat memicu seseorang mengalami gangguan ini sehingga perlu diagnosis oleh ahli menggunakan kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5 (DSM-5).

Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)

Gangguan ini disebut juga sebagai gangguan stres pascatrauma. Sesuai namanya, penderita PTSD merasakan gangguan akibat peristiwa traumatis yang sangat buruk, seperti kecelakaan, bencana alam, kekerasan, pelecehan seksual, atau bahkan hanya melihat kejadian-kejadian tersebut yang menyebabkan munculnya 7 gejala gangguan stres pascatrauma.

Orang dengan PTSD sering kali merasakan cemas karena khawatir peristiwa yang membuatnya trauma dapat terjadi kembali padanya sehingga ia berusaha menghindari hal-hal yang menurut ia berpotensi menyebabkan munculnya gejala saat PTSD muncul.

Obsessive Compulsive Disorder (OCD)

OCD adalah gangguan kecemasan yang menyebabkan seseorang memiliki pikiran atau tindakan yang berulang-ulang. Perasaan yang umumnya muncul adalah gelisah dan tidak tenang sehingga melakukan suatu hal secara berlebih. Walaupun sebenarnya penderita OCD menyadari perilakunya, tetapi mereka tidak dapat mengendalikannya.

Contoh dari gangguan ini adalah obsesi untuk terus membersihkan barang pribadi. Selain itu, penderitanya mungkin terus menerus memeriksa kompor, kunci motor, keran air, atau stop kontak. Meskipun sudah dilakukan, mungkin mereka akan tetap merasa khawatir ketika tidak melihatnya.

Separation Anxiety Disorder

Penderita gangguan ini merasa sangat cemas terhadap perpisahan dengan orang-orang terdekatnya, seperti keluarga, sahabat, anak, dan sebagainya. Sebenarnya perasaan ini memaw wajar, tetapi akan tidak wajar ketika perasaan tersebut muncul secara berlebihan.

Perilaku yang muncul dari penderita separation anxiety disorder menunjukkan sikap posesif, seperti tidak mau pergi tanpa orang terdekat, tidak mau jauh dari orang terdekat, serta bermimpi buruk tentang perpisahan dengan orang terdekat.

Panic Disorder

Panic disorder atau gangguan panik menyebabkan penderitanya mendapat serangan panik atau rasa takut secara tiba-tiba. Akibatnya, muncul perilaku atau respons fisiologis, seperti keluar keringat dingin, merinding, tubuh gemetar, linglung, pusing, mual, atau bisa juga gangguan pernapasan.

Ketika serangan panik datang, proses meningkatnya terjadi sangat cepat dan dapat bertahan selama beberapa jam. Penyebabnya bisa karena hal yang ditakuti penderita sehingga dalam kehidupan sehari-hari, si penderita cenderung menghindari hal pemicu panic disorder tersebut.

Phobia

Secara umum, phobia atau fobia merupakan ketakutan yang berlebih terhadap suatu objek atau situasi. Misalnya, pada ruangan sempit, ketinggian, tempat gelap, hewan, suara, dan sebagainya yang sebagian besar disebabkan oleh peristiwa traumatis dengan objek atau situasi tersebut.

Fobia berbeda dengan penderita GAD yang tidak mengetahui secara spesifik hal apa yang ditakutkan atau dikhawatirkan. Penderita fobia mengetahui secara pasti hal apa yang ia takuti meski beberapa hal nampak tidak rasional, tetapi pengalaman yang mereka alami wajar saja membuat munculnya fobia.

Agoraphobia

Gangguan ini dialami oleh orang yang memiliki rasa takut atau cemas berlebih di tempat atau situasi yang membuatnya merasa terjebak, malu, panik, hingga tidak berdaya. Padahal, situasi atau tempat tersebut sebenarnya tidak semembahayakan itu. 

Pada umumnya, penderita agoraphobia merasakan kecemasan ketika berada dalam antrian, transportasi umum, ruang terbuka, ruang tertutup, di tengah keramaian, atau mungkin ketika sendirian. Perasaan tersebut biasanya muncul selama enam bulan atau bahkan lebih.

Social Anxiety Disorder

Sesuai dengan namanya, gangguan ini dimiliki oleh orang yang merasa khawatir atau cemas ketika berada dalam kondisi yang mengharuskannya berinteraksi dengan orang lain. Penderitanya mungkin merasa takut dianggap berpenampilan buruk, tidak diterima, atau dicemoohi karena hal yang ada pada dirinya.

Akibatnya, penderita social anxiety disorder sering kali malu jika harus berada di depan umum, menghindari tempat ramai, lebih suka berdiam diri di rumah, dan sering berpikiran orang lain tidak menyukainya. Hal-hal tersebut mungkin terlihat biasa, tetapi pada beberapa orang akan sangat mengganggu dan berbahaya bagi kondisi fisik serta mental.

Tingkatan Gangguan Kecemasan

Stuart dan Sundeen (2000) membagi kecemasan dalam beberapa tingkatan, yaitu:

  • Kecemasan ringan, biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk kewaspadaan dan bisa menjadi suatu hal yang positif karena memotivasi diri untuk lebih kreatif.
  • Kecemasan sedang, individu mulai terlalu fokus terhadap hal yang dicemaskan sehingga  kurang peduli terhadap hal lain di sekitarnya, tetapi hal yang dilakukannya dapat lebih terarah.
  • Kecemasan berat, semua perilaku yang individu dilakukan hanya untuk menghadapi ketegangan sehingga membatasinya memikirkan hal lain dan perlu bantuan orang lain dalam mengembalikan perhatiannya dari rasa cemas tersebut.

Cara mengatasi Gangguan Kecemasan

  • Atur pernapasan ketika kecemasan muncul
  • Lakukan metode 3-3-3, yakni menyebutkan tiga benda di sekitar, menyebutkan tiga suara yang terdengar, serta menyebutkan tiga bagian tubuh untuk memecah pikiran negatif
  • Latihlah pikiran agar dapat fokus pada hal yang sedang dikerjakan
  • Luangkan waktu untuk diri sendiri
  • Terapkan pola tidur dan makan yang konsisten
  • Menceritakan kondisi pada orang terdekat yang dipercaya
  • Konsultasi dengan tenaga kesehatan mental
  • Lakukan psikoterapi bersama psikolog atau terapis
  • Menggunakan obat-obatan tertentu apabila sudah direkomendasikan oleh psikiater

Demikianlah pengertian, gejala, penyebab, jenis-jenis, dampak, tingkatan, serta cara mengatasi gangguan kecemasan. Agar gangguan ini tidak muncul, lakukanlah rutinitas yang positif dan terus berada di antara orang-orang yang baik.

You may also like