Narkotika merupakan hasil dari ilmu pengetahuan manusia yang sebenarnya digunakan untuk membantu permasalahan di ranah medis atau dalam dunia kedokteran. Namun, saat ini narkotika banyak disalahgunakan karena efeknya yang langsung memberikan rasa nyaman pada tubuh.
Dalam UU Nomor 22 tahun 1997 narkotika merupakan “Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.”
Berdasarkan bunyi pasal tersebut, tentu saja sudah jelas dampak negatif narkotika jika digunakan tidak sesuai dengan aturannya. Bahaya penyalahgunaan narkoba yang sudah berlangsung lama dapat terlihat secara fisik. Bahkan apabila penggunaannya sudah berlebihan, dapat menyebabkan kematian (Elpandi, 2019). Akan tetapi, dampak penyalahgunaan narkotika tidak hanya terlihat secara fisik. Tindakan tersebut juga dapat mempengaruhi kesehatan mental penggunanya, terutama pada perilaku, cara berpikir, dan emosinya.
Menurut kesehatan mental merupakan keadaan di mana perkembangan fisik, intelektual, dan emosional individu sesuai dengan penyesuaian diri dengan dirinya dan lingkungannya. Kesehatan mental orang pengguna narkotika akan berbeda dengan orang pada umumnya. Dilansir dari situs Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, berikut adalah beberapa contoh dari dampak penyalahgunaan narkoba bagi kesehatan mental:
1. Depresi
Depresi dapat menjadi dampak sekaligus penyebab seseorang menggunakan narkotika. Pengguna yang sudah kecanduan mungkin merasa depresi karena respons negatif dari keluarga, teman, atau masyarakat. Di sisi lain, ada juga orang yang merasa depresi sehingga memakai narkotika sebagai pelarian.
2. Gangguan jiwa berat atau psikotik
Terdapat berbagai penelitian epidemiologi yang menunjukkan orang dengan penyalahgunaan zat psikoaktif, seperti NAPZA dan narkoba dua kali lebih banyak mengalami gejala psikotik daripada manusia pada umumnya (Manullang & Hutasoit, 2019).
3. Melakukan tindak kejahatan, kekerasan, dan pengrusakan
Perilaku obsesif kompulsif dan tindakan impulsif merupakan dampak lain dari penyalahgunaan narkoba. Pecandu biasanya harus mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkan kembali obat-obatan yang digunakan. Biasanya mereka tidak dapat menggunakan akal sehat dan akan melakukan segala cara untuk mendapatkan narkoba, seperti dengan kejahatan, kekekrasan, dan pengrusakan.
4. Perubahan mood yang tidak normal
Narkoba merupakan zat dengan mood altering substance yang dapat mengubah suasana hati penggunanya. Konsumsi alkohol atau shabu-shabu dapat membuat perubahan mood, perasaan, atau emosi secara ekstrim bahkan hingga muncul perilaku agresif yang berlebih, seperti kesetanan, mengamuk, melakukan kekerasan, melempar benda, dan memukul orang di sekitarnya.
5. Pikiran untuk bunuh diri
Orang yang sudah tenggelam dan merasa sulit untuk keluar dari pengaruh narkoba dapat merasa stres hingga depresi. Hal ini dikarenakan ia mungkin sudah kehabisan uang dan cara untuk mendapatkan narkoba. Di sisi lain, keluarga, teman, dan masyarakat mungkin menjauhinya atau meninggalkannya sendiri. Dampaknya adalah muncul pikiran untuk mengakhiri hidup karena merasa sudah tidak berguna lagi.
6. Muncul sugesti setelah berhenti menjadi pengguna
Bahkan setelah pulih dari ketergantungan dan fungsi tubuh sudah kembali normal, mantan pengguna tetap dapat merasakan ketergantungan mental berupa sugesti. Dalam hal ini, sugesti yang muncul seperti suara-suara di dalam kepala yang mendorong seseorang untuk kembali menggunakan narkoba sehingga terjadi ‘perang’ antara keinginan untuk menahan dorongan ini dan pikiran untuk memakai kembali.
Demikianlah 6 dampak penyalahgunaan narkoba terhadap kesehatan mental. Penting bagi kita semua untuk aware terhadap diri sendiri dan orang lain di sekitar kita agar tidak terjerumus dalam narkoba sebab jika sudah kecanduan dampaknya akan sangat besar dan tidak mudah untuk merehabilitasikannya.