Salah satu bentuk gangguan psikiatri adalah gangguan bipolar. Setiap tahunnya, sepuluh sampai lima belas orang dari 100.000 orang di dunia mengalami gangguan ini. Kondisi tersebut dapat terjadi pada hampir semua usia, dari usia anak-anak hingga dewasa baik pada perempuan maupun laki-laki (Ketter, 2010). Oleh karena itu, penting untuk memahami berbagai hal seputar gangguan bipolar.
Pengertian Gangguan Bipolar
Menurut KBBI daring, gangguan gangguan dalam konteks psikologi adalah hal yang menyebabkan ketidakwarasan atau ketidaknormalan (tentang jiwa, kesehatan, pikiran). Sedangkan bipolar berarti mempunyai dua kutub, tetapi konteksnya dalam lingkup fisika. Namun, bipolar memang merupakan adanya dua situasi yang berbeda.
Menurut Surya (2014), gangguan bipolar merupakan kondisi afek individu yang meningkat disertai dengan perilaku yang berlebih (mania atau hipomania) dan kondisi afek yang menurun dengan perilaku yang menurun pula (depresi).
Gejala Gangguan Bipolar
Penderita bipolar memiliki kondisi suasana hati yang sangat baik atau sangat buruk yang biasa disebut dengan episode mania dan episode depresi. Berikut adalah gejala-gejala yang muncul pada kedua episode tersebut.
Episode mania atau hipomania
- Euforia yang berlebihan
- Semangat dan antusiasme sangat tinggi
- Bicara dengan sangat cepat mengenai berbagai topik yang tidak umum
- Tidak mengantuk sehingga kurang tidur atau bahkan tidak tidur sama sekali
- Mudah tersinggung dan teralihkan fokusnya
- Perilakunya tidak terkendali
Episode depresi
- Sangat murung, sedih, cemas, dan putus asa
- Tubuh terasa lemas
- Tidak tertarik dengan berbagai kegiatan meski itu adalah hal yang sangat disukai
- Rasa insecure yang berlebihan
- Kesulitan konsentrasi
- Pola makan meningkat atau menurun drastis
- Ingin menyendiri dan jauh dari orang lain
- Muncul pikiran untuk mengakhiri hidup
Penyebab Timbulnya Gangguan Bipolar
Belum ada penelitian yang menemukan secara spesifik apa penyebab munculnya gangguan bipolar sama seperti gangguan psikiatri lain. Akan tetapi, terdapat tiga faktor yang umumnya berpengaruh terhadap gangguan ini, yaitu faktor hereditas, faktor lingkungan, dan faktor lain.
Pertama, faktor hereditas, yakni adanya turunan gen dari anggota keluarga lain yang pernah memiliki gangguan bipolar. Risiko individu mengalami bipolar akan meningkat hingga sepuluh kali lipat ketika ada anggota keluarga tingkat pertama yang menderita gangguan ini.
Kedua, faktor lingkungan atau pengalaman hidup individu yang tidak menyenangkan. Sebuah temuan mengatakan bahwa sekitar 30-50 persen penderita bipolar dulunya mengalami kekerasan atau peristiwa traumatis lainnya.
Ketiga, faktor lain, seperti penyakit kronis, gangguan tidur, atau pengaruh obat-obatan terlarang serta minuman alkohol. Pada intinya, penyebab bipolar adalah kondisi neurotransmitter sebagai pengendali fungsi otak dalam tubuh individu yang tidak seimbang.
Jenis Gangguan Bipolar
Berdasarkan The American Psychiatric Association’s Diagnostic and Statistical Manual IV- text revised (DSM IV- TR), berikut adalah pembagian jenis gangguan bipolar:
Gangguan Bipolar I
Gangguan bipolar tipe I adalah jenis bipolar yang umum terjadi, yakni adanya epsiode mania dan episode depresi dengan gejala yang sudah disebutkan di atas. Lamanya episode mania terjadi sekitar satu minggu yang kemudian berubah menjadi episode depresi selama sekitar dua minggu.
Gangguan Bipolar II
Penderita bipolar tipe II tidak mengalami episode mania, tetapi episode hipomania dan depresi. Hipomania merupakan bentuk mania yang lebih ringan dari mania sehingga ledakan emosinya tidak terlalu besar, tetapi tetap terlihat adanya tanda-tanda seseorang berada dalam fase hipomania. Umumnya, episode hipomania terjadi selama empat hari.
Gangguan Bipolar Campuran
Gangguan bipolar jenis ini sangat berbahaya bagi penderitanya. Hal tersebut dikarenakan terjadi pergantian episode mania, hipomania, dan depresi dengan sangat cepat secara tidak menentu sehingga pikiran menjadi tumpang tindih. Akibatnya, pasien akan merasa sangat putus asa hingga ingin mengakhiri hidup.
Gangguan Siklotimik
Gangguan siklotimik merupakan kondisi bipolar yang terjadi dalam periode yang lama, yaitu setidaknya dua tahun untuk orang dewasa, dan satu tahun untuk anak-anak atau remaja. Namun, umumnya gejala bipolar yang dialami tidak separah bipolar tipe I atau II.
Dampak Gangguan Bipolar
Bipolar merupakan salah satu gangguan psikologis yang sangat berbahaya. World Health Organization menyampaikan data yang menunjukkan bipolar sebagai urutan penyakit ke-6 yang dapat menyebabkan disabilitas di seluruh dunia. Selain itu, 25-50 persen di antaranya pernah mencoba bunuh diri paling tidak satu kali selama hidup (Fathonah, 2016).
Data-data tersebut menunjukkan bahwa dampak dari gangguan bipolar secara umum menyebabkan penderitanya tidak dapat hidup secara normal. Apabila gangguan ini tidak segera diatasi, juga dapat menyebabkan kematian.
Cara Mengatasi Gangguan Bipolar
Secara umum, terdapat tiga upaya penyembuhan gangguan yang dapat dilakukan, yaitu dengan obat-obatan, melakukan psikoterapi, dan menerapkan gaya hidup sehat. Cara-cara tersebut diharapkan dapat mengurangi munculnya gejala.
Untuk mendapatkan obat-obatan, penderita bipolar harus berkonsultasi kepada psikiater terlebih dahulu agar mendapatkan resep yang pas sesuai dengan kondisi yang dialami. Obat tersebut dibagi menjadi empat jenis, yaitu mood stabilizer, antikonvulsan, antipsikotik, dan antidepresan.
Pemberian obat tersebut harus benar-benar berdasarkan anjuran psikiater agar efeknya lebih maksimal dan bukan justru menyebabkan efek samping yang berbahaya bagi pasien. Penggunaan dan pemberhentian pemakaian obat pun harus dikonsultasikan lebih lanjut pada psikiater
Kemudian psikoterapi yang disarankan oleh psikiater atau psikolog, seperti cognitive behavioral therapy (CBT), interpersonal and social rhythm therapy (IPSRT), serta psychoeducation agar pasien lebih memahami kondisi dirinya sehingga sudah mengetahui cara mengatasi yang tepat ketika gejalanya muncul.
Terakhir, gaya hidup sehat yang dilakukan secara konsisten. Misalnya rajin berolahraga, menjaga pola makan dan tidur, lakukan jurnaling, bicara dengan keluarga atau sahabat, dan yang paling penting adalah dukungan dari orang sekitar pada pasien untuk dapat melewati bipolar dan hidup dengan baik.
Demikianlah pengertian, gejala, penyebab, jenis, dampak, dan cara mengatasi gangguan bipolar. Patut dipahami bahwa bipolar bukanlah suatu penyakit yang memalukan sehingga harus ditutup-tutupi. Penderita bipolar berhak untuk mendapatkan hidup yang baik dan setara dengan orang-orang lain yang normal.