Kehadiran anak menjadi sebuah anugerah pada setiap keluarga. Banyak dari pasangan yang baru menikah memutuskan untuk memiliki anak. Bagi yang tidak ingin langsung memiliki anak pun biasanya tetap ingin keluarganya menjadi semakin sempurna kelak. Selanjutnya, bagi orang tua yang sudah memiliki anak tidak jarang ingin menambah momongan lagi.
Akan tetapi, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memiliki anak kedua, yakni cara menghadapi anak pertama punya adik. Hal tersebut dikarenakan anak akan melewati fase adaptasi peran dari awalnya sebagai anak tunggal menjadi punya adik dan tanggung jawab sebagai seorang kayak.
Berikut adalah beberapa tips untuk menghadapi anak pertama punya anak, yakni:
1. Kenalkan Calon Adik pada Anak Pertama
Penting dalam pengasuhan orang tua untuk mengenalkan calon adik pada anak pertama, bahkan ketika masih dalam kandungan. Hal ini dikarenakan semakin cepat anak memahami bahwa sebentar lagi ia akan menjadi kakak, semakin banyak pula waktu untuk anak pertama mempersiapkan diri secara mental maupun fisik sehingga dapat meminimalisir kemungkinan anak pertama merasa cemburu karena perkembangan emosi anak sudah baik.
Beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu mengajak anak memegang perut ibu agar dapat merasakan pergerakan calon adik di dalam perut, lalu bisa juga dengan bertanya, “Menurut kakak, adik sedang apa ya di dalam perut?” atau, “Kira-kira sekarang adik mau makan apa ya, kak?”. Dengan cara-cara tersebut, anak dapat lebih dulu ‘akrab’ dan justru akan tidak sabar menunggu kehadiran adik.
2. Hargai setiap Pendapat Kakak
Untuk membuat anak pertama tidak langsung merasa cemburu karena akan lebih banyak perhatian yang diberikan pada calon adik, beri kesempatan bagi kakak untuk berpendapat dan dengarkan lalu hargai terlebih dahulu pendapatnya. Contohnya ketika ingin menentukan dekorasi kamar, minta anak menyampaikan pendapatnya. Dengan demikian, anak pertama tetap merasa dirinya penting dan tidak ditinggalkan.
3. Ajak Kakak untuk Terlibat Merawat Adik
Orang tua perlu mengajak anak pertama untuk mau terlibat merawat adik sampai batas kemampuan sesuai dengan usianya pada setiap proses perkembangan adik. Hal tersebut dapat meningkatkan rasa belonging pada kakak sehingga ia sudah terbiasa untuk hidup dengan adik sejak dini dan tidak muncul kecemburuan atau persaingan tanpa sebab.
Ketika anak pertama tidak dilibatkan atau hanya terlibat pada beberapa momen saja, anak mungkin kurang mendapatkan pemahaman mengenai adiknya secara penuh. Akibatnya, anak mungkin merasa cemburu, ditinggalkan, tidak disayang lagi, dan sebagainya.
Sementara jika anak sudah sering terlibat, muncul kesadaran bahwa adiknya justru akan menjadi teman terdekat dalam kehidupan sehari-hari selamanya.
4. Buat Kakak Merasa Dirinya Spesial
Bagi seorang kakak, perasaan bahwa dirinya kuat dan hebat itu sangat penting. Hal ini dikarenakan ada persepsi dari kakak kalau dirinya itu mampu melindungi, memberi contoh, dan memberi bantuan bagi sang adik yang dianggap masih ‘lemah’. Maka dari itu, cara selanjutnya bagi orang tua agar dapat menghadapi anak pertama punya adik adalah dengan membuatnya merasa spesial.
Salah satu cara yang dapat dilakukan, misal memperkenalkan pada adik bahwa ia memiliki kakak yang tampan/cantik dan hebat karena memiliki berbagai keterampilan sehingga adik diminta untuk menjadikan kakaknya itu sebagai inspirasi. Selain itu, orang tua juga dapat meminta bantuan kakak untuk menemani adik sehingga ia merasa dibutuhkan oleh sang adik.
5. Berikan Pujian ketika Kakak Mampu Bersikap Dewasa
Kehidupan menjadi calon kakak atau ketika sudah berstatus sebagai kakak tentu tidak mudah bagi anak pertama. Oleh karena itu, ketika ia mempunyai kepribadian anak pertama yang dapat bersikap dewasa, mandiri, menunjukkan tanggung jawabnya, orang tua perlu memberikan pujian atau apresiasi lainnya sebagai bentuk penghargaan atas usaha sang kayak.
Dengan demikian, anak pertama akan merasa bahwa usahanya ini berharga sehingga ia akan termotivasi untuk mempertahankan dan bahkan meningkatkannya. Akan tetapi, ketika anak pertama sedang tidak dapat menunjukkan sikap yang dewasa, orang tua tidak perlu memarahinya. Cukup dengan memberi pemahaman agar kayak mampu memperbaiki dirinya.
6. Jangan Memaksa Kakak Melakukan Hal yang Berat
Peran baru sebagai kakak artinya memberi tanggung jawab baru juga kepadanya. Meskipun demikian, jangan sampai orang tua membebani anak pertama, terlebih jika masih dalam usia balita yang masih perlu beradaptasi juga, seperti untuk toilet training atau melepas empeng. Ketika usia anak pertama sudah cukup dewasa pun, jangan meminta mereka untuk membantu merawat adik di luar kemampuannya.
Tidak hanya itu, orang tua pun sebaiknya tidak menganggap anak pertama sudah bisa sepenuhnya mandiri, walau usianya juga masih balita. Di beberapa waktu, mungkin anak pertama akan menunjukkan sisi manjanya atau sedang butuh perhatian orang tua dan hal tersebut sangat wajar.
7. Yakinkan Kakak bahwa Rasa Sayang Orang Tua Tidak Berubah
Satu hal yang menjadi kekhawatiran anak pertama ketika akan punya adik adalah mungkin anak merasa kurang kasing sayang dari orang tuadan cenderung lebih banyak untuk adik. Padahal pada kenyataannya kasih sayang untuk setiap anak pasti akan sama besarnya, tetapi karena adik baru lahir dan masih butuh banyak bantuan, mungkin waktu atau perhatian orang tua akan ada yang lebih banyak ke adik.
Di sisi lain, ayah dan ibu dapat membagi tugas agar anak pertama tetap mendapatkan perhatian dan bantuan ketika ia membutuhkannya. Pun ketika sedang sibuk mengurus adik, sampaikan bahwa ayah atau ibu akan segera membantunya. Dengan demikian, anak benar-benar tahu dan paham karena ia dapat merasakannya sendiri bahwa kasih sayang orang tuanya tidak berubah sehingga ia tidak perlu khawatir atau bahkan marah.
8. Tetap Mempertahankan Rutinitas
Menjaga rutinitas harian, mingguan, atau bulanan yang sudah biasa dilakukan sebelum ada adik juga dapat menjadi cara untuk menghadapi anak pertama yang punya adik. Pasalnya, kehilangan rutinitas tersebut dapat membuat anak pertama merasa cemburu dan tidak dipedulikan lagi bahkan jika rutinitas tersebut adalah hal yang sepele.
Meski tentunya ada perubahan ritme kehidupan keluarga ketika adik lahir, coba sesuaikan kembali sehingga berbagai rutinitas sebelumnya, seperti membacakan cerita sebelum tidur, makan malam bersama, menonton film di akhir pekan, maupun kebiasaan lainnya tetap dapat dilakukan. Bahkan bisa juga dengan menambahkan rutinitas lain sebagai bagian dari kegiatan mengurus adik.