Keluarga adalah tempat pertama bagi anak untuk belajar bersosialisasi dan merupakan tempat utama untuk bersosialisasi. Walaupun ada banyak jenis struktur keluarga yang terdapat di masyarakat, namun tetap ada pola tertentu yang biasanya didapatkan pada hubungan anak dengan keluarganya. Ketika seorang anak lahir, ia membutuhkan perlindungan dan pengasuhan untuk dapat bertahan hidup. Itu adalah tugas orang tua sebagai pihak utama yang mengajarkan sosialisasi kepada anak. Sosialisasi adalah proses interaksi sosial yang berlangsung terus menerus dalam kehidupan seseorang, dan dimulai sejak orang tersebut lahir.
Untuk menguasai kemampuan bersosialisasi yang baik, seseorang perlu banyak berlatih. Itulah yang perlu dilakukan oleh anak – anak sejak mereka lahir. Menguasai kemampuan sosialisasi sangat penting agar anak dapat aktif dalam lingkungan sosialnya dan tidak mengalami pengucilan. Bagi seorang anak, pembimbing utama mereka adalah orang tua. Karena itu orang tua memiliki banyak peran dalam tumbuh kembang anak. Salah satunya adalah peran orang tua dalam sosialisasi keluarga dalam cara membentuk hidup rukun dengan keluarga.
Cara Sosialisasi Keluarga Melalui Orang Tua
Kedua orang tua sebagai orang dewasa yang paling dekat dengan anak akan memiliki tugas untuk mempersiapkan anak dalam bersosialisasi dengan lancar. Peran orang tua dalam sosialisasi keluarga utamanya adalah untuk melakukan langkah – langkah persiapan bagi kemampuan sosialisasi anak, yaitu:
1. Memperkenalkan lingkungan keluarga
Anak – anak pada awalnya hanya mengenal anggota keluarga inti yang sering ia jumpai setiap hari. Seorang anak akan belajar mengenal keluarganya yang lain melalui perantara orang tua. Anda dapat memperkenalkan keluarga yang lain seperti paman, bibi, sepupu kepada anak ketika ada acara kumpul keluarga. Seringnya pertemuan akan membuat anak perlahan – lahan mengingat siapa saja anggota keluarganya tersebut dan bagaimana posisi mereka dalam keluarga. Ketahuilah juga teori keluarga dalam psikologi sosial, fungsi afeksi bagi keluarga dan penerapan psikologi dalam keluarga.
2. Memperkenalkan lingkungan di luar keluarga
Proses sosialisasi tentunya tidak hanya berlangsung di dalam keluarga saja. Jika anak sudah mengenal sebagian besar keluarganya yang lain, Anda juga dapat memperkenalkan anak dengan lingkungan di luar keluarga. Misalnya, memperkenalkan anak kepada tetangga, teman bermain, teman sekolah, rekan kerja Anda, dan lain sebagainya. Anak akan segera menyadari bahwa dunia tempatnya tinggal adalah dunia yang luas dan banyak orang yang memegang peranan berbeda dalam lingkungannya.
3. Memberikan pengarahan mengenai etika bersosialisasi
Proses bersosialisasi tentunya memiliki etika – etika tertentu yang perlu diketahui semua orang yang sedang terlibat. Dalam rangka mendidik dan mengajari anak mengenai etika yang perlu diterapkan ketika bersosialisasi, orang tua perlu mengarahkan anak dengan baik dan benar. Tanpa adanya etika dalam proses sosialisasi, maka kita tidak akan mendapatkan suasana yang nyaman ketika sedang membaur dengan orang lain.
4. Menetapkan aturan yang harus diikuti
Selain etika yang harus dipatuhi dalam bersosialisasi, ada pula berbagai aturan yang perlu diketahui oleh semua orang dan tidak bisa dilanggar. Pelanggaran berarti bisa dikucilkan atau tidak lagi dianggap dalam pergaulan. Sebelum keluarga bersosialisasi, orang tua perlu mempersiapkan semuanya dengan pengetahuan mengenai aturan – aturan dalam pergaulan. Perlu juga diterapkan cara menjaga kerukunan dalam keluarga, cara mewujudkan cinta kasih dalam keluarga, dan cara menjaga emosi dalam keluarga.
5. Mengajarkan bagaimana cara bersosialisasi
Anak tentunya tidak dapat dibiarkan untuk bersosialisasi sendiri tanpa bimbingan orang tua, terutama diperlukan agar ia mengetahui apa saja hal yang baik dan buruk dalam pergaulan. Sebagai pihak yang jauh lebih berpengalaman daripada anak, untuk mencapai cara bersosialisasi yang baik harus ada cara yang efektif dan bisa diikuti oleh semua orang terutama seluruh keluarga. Peran orang tua dalam sosialisasi keluarga adalah untuk memberi contoh dan mengajarkan secara nyata kepada seluruh keluarga mengenai bagaimana cara bersosialisasi yang baik dan benar.
6. Mengarahkan pembentukan kepribadian anak
Orang tua tepatnya ayah dan ibu merupakan panutan pertama untuk pembentukan kepribadian anak. Setiap hari anak menyaksikan sendiri bagaimana perilaku orang tuanya dan ia akan mendasarkan perilakunya sendiri dengan hal tersebut. Apa yang dilihat anak dilakukan orang tua akan ditirunya sebagai satu – satunya pedoman bertingkah laku yang disaksikan anak setiap hari. Segala keyakinan, pemikiran, pola pikir, perilaku dan cara orang tua mengambil keputusan dalam berbagai situasi akan mempengaruhi perilaku anak dengan sangat dalam. Manfaat psikologi dalam keluarga adalah untuk membantu dalam cara membaca karakter seseorang dan cara mengetahui sifat seseorang dalam psikologi.
7. Memperkenalkan nilai – nilai dan norma bermasyarakat
Untuk dapat bersosialisasi suatu keluarga harus mengetahui bahwa dalam masyarakat berlaku nilai dan norma tertentu yang harus dipatuhi agar terjalin suatu pengertian yang baik antara semua orang. Nilai dan norma ini ada untuk memberi batasan pada pergaulan antar orang dan masyarakat, agar tetap terjalin ketertiban dan keteraturan dalam hidup. Peran orang tua dalam sosialisasi keluarga adalah untuk mengenalkan nilai serta norma tersebut kepada semua anggota keluarga.
8. Melaksanakan nilai – nilai yang dianut dalam masyarakat
Hanya mengajarkan nilai – nilai sosialisasi yang berlaku di masyarakat tanpa memberi contoh kepada anak tidak akan menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan proses sosialisasi kepada anak. Orang tua perlu menerapkan semua hal yang diajarkan kepada anak pada diri mereka sendiri, dan dalam kehidupan sehari – hari keluarga agar anak dapat melihat konsistensi dari apa yang diajarkan orang tua. Hal ini berarti orang tua perlu memberikan contoh yang baik kepada anak mengenai apa yang dianggap baik dan pantas untuk dilakukan dalam pergaulan.
9. Memenuhi kebutuhan anak
Setiap orang tua tentunya menginginkan agar anaknya tidak memiliki kesulitan untuk bersosialisasi, agar kehidupan sang anak lebih mudah dijalani. Anak yang tercukupi segala kebutuhannya baik itu secara fisik maupun mental dan spiritual akan menjadi anak yang bahagia. Anak yang bahagia tidak akan mengalami kesulitan bersosialisasi, dan cenderung akan tumbuh menjadi pribadi yang menyenangkan serta positif. Watak demikian sangat dibutuhkan dalam proses sosialisasi, karena orang yang menyenangkan serta mudah bergaul akan disenangi oleh semua orang dan mudah diterima di mana saja. Sebaliknya, anak yang kurang terpenuhi kebutuhan sosialnya akan menjadi pribadi yang kurang positif dan mempengaruhi kehidupannya kelak.
10. Memberikan kepercayaan kepada anak
Agar proses sosialisasi keluarga dapat berjalan lancar, maka seluruh anggota keluarga harus dapat melakukannya dengan benar. Disinilah perlunya orang tua menaruh keyakinan kepada kemampuan anak untuk bersosialisasi sebagai anggota keluarga, dan turut mengarahkan apabila anak membuat kesalahan agar ia dapat memperbaikinya. Memberikan kepercayaan berarti tidak mendikte dan membiarkan anak membuat keputusan sendiri selama hal tersebut tidak merugikan. Ketahuilah bagaimana cara membentuk karakter anak usia dini, mengenai psikologi keluarga dan juga apa saja peran keluarga dalam pendidikan anak.
11. Menyediakan waktu untuk berkumpul keluarga
Sosialisasi keluarga tidak akan ada artinya apabila keluarga itu sendiri tidak memiliki kedekatan dan ikatan antara satu sama lainnya. Inilah gunanya waktu berkualitas yang biasanya digunakan oleh orang tua untuk berkumpul dengan semua anggota keluarga , yaitu untuk mempererat ikatan antara anggota keluarga. Ikatan yang erat akan menjamin bantuan dan dukungan bagi salah satu anggota keluarga yang mengalami masalah dalam pergaulan.
12. Memberi tahu peran anak dalam proses sosialisasi
Setiap anggota keluarga memiliki peran tersendiri dalam proses sosialisasi keluarga, termasuk anak. Anggota keluarga lainnya yang lebih dewasa mungkin sudah mengetahui apa saja peran mereka dalam masyarakat, namun anak – anak belum tentu. Peran orang tua dalam sosialisasi keluarga adalah sebagai orang yang dapat memberikan informasi tersebut kepada anak. Menegaskan apa saja peranan sang anak dalam bersosialisasi akan memudahkannya untuk menentukan tempatnya pada pergaulan.
13. Tetap mengawasi dan mengendalikan anak dengan benar
Ketika sedang melakukan sosialisasi keluarga, anak perlu diawasi dengan benar agar tetap berada di bawah kendali orang tua. Pengawasan yang jeli tetap perlu dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan dalam proses sosialisasi keluarga yang akan mengakibatkan anak dan anggota keluarga lainnya mengalami kerugian. Pengawasan dan pengendalian anak yang tidak benar akan menyebabkan anak lepas kendali dan mempengaruhi perkembangan karakter serta kepribadiannya. Ada pula beberapa peran keluarga lainnya, seperti peran keluarga dalam gangguan jiwa dan peran keluarga dalam perkembangan remaja.
14. Menasihati anak ketika melenceng dari etika sosialisasi
Peran orang tua dalam sosialisasi keluarga diperlukan ketika anak atau anggota keluarga lainnya tampak menyimpang dari etika atau aturan sosialisasi. Penyimpangan dalam pergaulan bisa berakibat sangat buruk, seperti misalnya pergaulan bebas atau kenakalan remaja. Orang tua bertugas untuk mengembalikan anak dan keluarga lain ke jalurnya agar tidak menyimpang terlalu jauh dan justru terjerumus kepada pergaulan bebas.
Keluarga adalah perantara sosialisasi pertama dari kehidupan seorang anak. Oleh karena itu peran orang tua dalam sosialisasi keluarga sangat penting sebagai pengendali dan pengarah agar proses sosialisasi tersebut tetap berada di jalur yang benar. Orang tua sebagai pemimpin dan kepala dari keluarga bertanggung jawab untuk memastikan proses sosialisasi ini dapat membentuk kepribadian serta karakter anak yang sesuai dengan nilai – nilai yang baik, dan tidak mengarah kepada nilai yang buruk.