Psikologi warna didasarkan pada efek secara mental dan emosional yang ditimbulkan oleh warna kepada manusia di semua aspek kehidupan. Pada terapi warna, warna seringkali dihubungkan dengan emosi seseorang. Warna juga bisa mempengaruhi keadaan mental atau fisik seseorang. Contohnya, beberapa penelitian mengungkapkan bahwa warna merah seringkali memicu kenaikan detak jantung yang akan mengarah kepada kenaikan adrenalin yang dipompa ke aliran darah.
Selama berabad – abad, para artis telah memanipulasi warna untuk memicu berbagai tanggapan dari para pengamatnya. Pada masa sekarang, para desainer interior, praktisi periklanan dan lainnya secara rutin memilih warna berdasarkan keyakinan mereka mengenai bagaimana warna tersebut akan mempengaruhi orang lain. Muncul pertanyaan, benarkah sesungguhnya warna dapat mempengaruhi perilaku manusia? Jika benar, bisakah efek warna pada manusia ini diidentifikasi, diukur dan digunakan sebagai sarana untuk memperbaiki kehidupan kita?
Apa itu Psikologi Warna ?
Psikologi warna adalah suatu bidang kajian mengenai bagaimana warna dapat mempengaruhi mood dan tingkah laku, yang merupakan ilmu pengetahuan yang relatif baru . Menentukan hasilnya bisa menjadi sulit, karena para peneliti menemukan beberapa faktor yang menimbulkan komplikasi:
- Warna itu sendiri bukanlah sesuatu yang sederhana, karena harus pula diperhitungkan banyak faktor didalamnya seperti gradasi warna, saturasi, kecerahan warna dan lain sebagainya. Menentukan gradasi mana yang harus dijadikan bahan penelitian, bagaimana hasilnya dan bagaimana efknya dari berbagai gradasi berbeda yang akan memberi pengaruh bagi manusia secara berbeda, menjadi banyak faktor yang perlu dipertimbangkan.
- Persepsi manusia mengenai warna juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan warna yang sama dapat menimbulkan interpretasi berbeda pada situasi yang berbeda pula.
- Sulit untuk membedakan reaksi yang timbul sebagai reaksi psikologis atau sebagai reaksi yang berkaitan dengan apa yang dipelajari seorang manusia selama hidupnya. (Baca: emosi dalam psikologi, memori dalam psikologi, dan cinta menurut psikologi)
Kelompok Warna Umum
Ada kurang lebih tujuh juta variasi warna yang berbeda satu sama lainnya, yang bisa ditangkap oleh mata manusia. Secara umum warna dapat dikelompokkan sebagai berikut:
- Warna Netral – Yaitu merupakan warna yang bukan lagi merupakan warna primer atau sekunder, dan tidak lagi memiliki kemurnian warna. Contohnya yellow green, orange red dan blue purple.
- Warna Kontras – Merupakan warna yang berlawanan dengan warna lainnya. Misalnya hitam dengan putih, merah dan hijau, biru dan ungu.
Pengaruh Warna Secara Umum
Secara umum, terlepas dari berbagai pengelompokan warna yang ada, berikut ini adalah pengaruh warna terhadap psikologi manusia menurut Kaina dalam bukunya “Colour Therapy“:
- Warna dapat menimbulkan daya tarik yang membuat manusia semakin bergairah terhadap sesuatu hal, misalnya warna merah jambu yang dinyatakan berhubungan dengan hal – hal yang romantis dan cinta juga kasih sayang.
- Permainan pada warna dapat mempengaruhi emosi seseorang, misalnya warna biru bisa memberikan pengaruh ketenangan, memperkuat konsentrasi dan kegembiraan.
- Warna yang tepat dapat membangkitkan energi untuk membuat seseorang menjadi lebih aktif dalam setiap kegiatannya.
- Warna dapat menjadi alat bantu bagi komunikasi non verbal yang dapat mengungkapkan pesan yang mudah diserap maknanya secara instan. (Baca: psikologi komparatif, metode psikologi pendidikan, aliran – aliran psikologi)
Kategori Warna Utama dan Pengaruhnya
Ada beberapa pengaruh dari warna yang dilihat secara umum dari kedua kategori warna utama yaitu:
1. Warna Hangat
Warna yang termasuk ke dalam akhir spektrum warna merah diketegorikan sebagai warna hangat. Yang termasuk ke dalam warna hangat adalah merah, kuning dan oranye. Warna hangat diyakini dapat menimbulkan rangsangan lebih daripada warna dingin, walaupun semakin muda warnanya efeknya semakin berkurang. Kategori ini dapat menimbulkan berbagai rentang reaksi emosi mulai dari rasa nyaman, kehangatan hingga kemarahan dan kekerasan. (Baca; psikologi sosial, ciri – ciri orang cerdas menurut psikologi, manfaat mempelajari psikologi)
2. Warna Dingin
Warna dingin dianggap lebih dapat memberikan kesan menenangkan daripada warna yang termasuk ke dalam kategori warna hangat. Termasuk ke dalam warna dingin seperti hijau, biru dan ungu. Pengaruh warna terhadap psikologi manusia ini seringkali menimbulkan perasaan tenang sekaligus juga perasaan sedih. (Baca: psikologi anak, sejarah psikologi pendidikan, dan psikologi sastra)
Warna Utama dan Dampak Psikologisnya
Walaupun hasil dan pengaruhnya bisa tergantung kepada banyak faktor, dan juga beberapa gradasi warna bisa memberikan dampak yang berbeda, tetapi ada efek warna secara umum yang bisa kita lihat. Beberapa dampak psikologis dari warna – warna utama bisa dikategorikan sebagai berikut:
1. Merah
Melambangkan bahaya, peringatan atau kesalahan, namun juga kehangatan, cinta, gairah dan emosi yang intens. Merah juga bisa menyimbokan keberanian, perang, atau darah. Beberapa penelitian telah mengungkapkan bahwa merah dapat menstimulasi selera makan dan memperbaiki akurasi dari tugas – tugas tertentu.
2. Pink atau Merah Muda
Gradasi yang lebih terang dari warna merah melambangkan cinta dan romansa, juga melambangkan feminitas dan selalu berkaitan dengan wanita . Bersifat lembut dan memberi kehangatan. Pengaruh warna terhadap psikologi manusia berdasarkan warna pink secara keseluruhan dianggap sebagai warna yang memberi efek menenangkan.
3. Kuning
Warna yang terang dan berguna untuk menarik perhatian ini dilihat sebagai warna yang berhubungan dengan perasaaan cerah, bahagia, walaupun beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa ekspos yang terlalu lama pada warna ini dapat membuat orang dewasa kehilangan kesabaran dan membuat bayi – bayi menangis. Kuning juga merupakan warna yang paling kurang nyaman untuk mata, menyebabkan kelelahan pada mata yang sensitif.
4. Biru
Warna biru seringkali dilihat sebagai warna yang berefek menenangkan pada seseorang. Gradasi biru yang lebih gelap seperti pada setelan kerja atau seragam dapat menimbulkan efek kemanan dan dapat diandalkan. Warna ini juga sering dihubungkan dengan rasa kesedihan, dingin, keras kepala, tak ramah dan kurang emosi. Penelitian menunjukkan bahwa biru dapat menaikkan produktivitas dan kreativitas, dan menurunkan suhu tubuh serta nadi, dan menjadi warna yang paling banyak disukai di dunia.
5. Oranye
Warna terang ini merupakan kombinasi dari kuning dan merah, oranye juga merupakan warna hangat , yang dapat memberikan pengaruh warna terhadap psikologi manusia sebagai warna yang menstimulasi dan juga merupakan warna yang menarik perhatian. Oranye juga merupakan warna yang kurang nyaman untuk mata jika dilihat dalam waktu lama.
6. Cokelat
Warna cokelat merupakan gradasi yang lebih gelap dari merah, kuning dan oranye adalah warna yang hangat tetapi kurang memberikan pengaruh warna terhadap psikologi manusia sebagai warna yang menstimulasi. Warna yang sering dikaitkan dengan warna bumi ini dapat menimbulkan efek kekuatan dan keamanan. Sebaliknya, terlalu banyak warna cokelat juga dapat memberi makna sebagai tidak berperasaan, kurang toleransi, menguasai, kaku.
7. Hijau
Warna ini adalah kombinasi antara biru dan kuning, dan secara umum merupakan warna yang menenangkan secara fisik yang dapat memproduksi kenaikan respons emosional secara simultan atau terus menerus. Hijau adalah warna yang paling sering dihubungkan dengan alam, dan terkadang juga melambangkan keberuntungan dan uang. Dalam tingkat ekstrim, hijau dapat dihubungkan dengan rasa iri hati.
8. Ungu
Warna ungu kerap dihubungkan dengan kekayaan, kemewahan dan royalti, juga spiritualitas dan kebijaksanaan. Juga dengan suasana magis, spiritual, dapat meningkatkan daya imajinasi dan sensitivitas, juga objektifitas. Warna ungu dapat terlihat sebagai sesuatu yang eksotis, namun terkadang bisa berlebihan. Pada beberapa tempat, ungu dapat terlihat salah tempat atau bahkan terlalu dibuat – buat.
9. Putih
Putih diketahui secara luas sebagai warna yang melambangkan kesucian, kemurnian, kepolosan dan kebaikan. Putih membuat satu ruangan tampak lebih terang dan lebih luas, tetapi dampak negatif dari terlalu banyak warna putih bisa mengesankan tempat yang steril, terisolasi dan dingin. Efek positif warna putih inilah yang mendasari kebanyakan rumah sakit dan para pekerjanya menggunakan warna putih. Namun penggunaan warna putih yang berlebihan akan memantulkan cahaya yang menimbulkan sakit kepala dan kelelahan pada mata.
10. Hitam
Melambangkan kematian, kedukaan dan kejahatan, warna hitam seringkali tampak suram dan menakutkan bagi beberapa orang. Tetapi dengan penggunaan yang tepat, warna hitam juga melambangkan kecanggihan dan selera tinggi, pihak otoritas dan berwenang, contohnya seperti dalam pemilihan warna hitam untuk jubah seorang hakim dan petugas pengadilan lainnya, toga untuk wisuda, kode untuk pemakaian busana dalam acara tertentu dan lain – lain. Intensitas yang besar dalam penggunaan warna hitam dapat menimbulkan berbagai perasaan negatif seperti tertekan, hampa, dan kemurungan.
11. Abu – abu
Merupakan warna yang kerap berada di tengah – tengah, abu – abu adalah warna yang praktis dan tidak lekang oleh waktu, akan tetapi juga bisa terkesan kusam dan menimbulkan depresi jika digunakan berlebihan. Warna ini merupakan warna paling sedikit menimbulkan kelelahan pada mata. (Baca: psikologi forensik, manfaat hipnoterapi, dan macam – macam trauma psikologis)
Warna tidak hanya dapat memberikan nuansa berbeda pada setiap hal, akan tetapi pengaruh warna terhadap psikologi manusia ternyata lebih besar daripada sekedar hanya menjadi sarana untuk memperindah atau mempercantik suatu benda atau ruangan. Warna dapat digunakan untuk menciptakan kesan psikologis tertentu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Penggunaan warna yang tepat bahkan dapat menjadi terapi bagi beragam masalah psikologi. Karena itulah, sebenarnya ada hubungan yang erat antara warna – warna dengan ilmu psikologi.