Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Pendidikan » Pendekatan Fungsional Dalam Psikologi

Pendekatan Fungsional Dalam Psikologi

by Bernadet Maress

Pendekatan fungsional yang termasuk dalam macam macam psikologi khusus merupakan pendekatan yang dilakukan oleh seorang pengajar pada siswa didik dengan cara memakai nilai guna dari sebuah ilmu terutama bahasa untuk kepentingan hidup siswa didiknya.

Pendekatan ini juga menjadi metode yang dipakai untuk mendapatkan hasil dari pendekatan fungsional itu sendiri yakni pendekatan yang cenderung mengajarkan atau mempelajari bahasa berdasarkan fungsi bahasa.

Pendekatan fungsional juga bisa diartikan sebagai sebuah usaha memberikan materi pembelajaran yang menekankan pada segi manfaat untuk peserta didik dalam kehidupan sehari hari sesuai dengan perkembangannya.

Materi yang dipelajari anak di sekolah tidak hanya untuk melatih otak, namun juga diharapkan bisa berguna bagi hidup anak baik untuk kehidupan individu atau sosial.

Dengan ini, maka pendekatan fungsional dalam psikologi mengartikan jika anak bisa menggunakan pengetahuan yang didapat dari lingkungan pendidikan dan diamalkan dalam kehidupan sehari hari. Lalu, apa saja pendekatan fungsional dalam psikologi tersebut?, berikut penjelasannya untuk anda.

  1. Pendekatan Individual

Dalam beberapa kasus yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar bisa teratasi dengan menggunakan pendekatan individual seperti contohnya menghentikan anak didik yang senang bicara dan macam macam tingkah laku dalam psikologi.

Cara melakukannya adalah dengan memindahkan atau memisahkan salah satu anak didik tersebut ke tempat lain yang terpisah dengan jarak yang lumayan berjauhan. Anak didik yang senang bicara ditempatkan pada kelompok anak didik yang lebih pendiam.

Masalah kesulitan belajar anak didik nantinya akan lebih mudah terpecahkan dengan pendekatan individual ini meski pendekatan kelompok juga kemungkinan dibutuhkan.

Dengan begitu, pendekatan individual merupakan pendekatan yang dilakukan pendidik untuk melihat perbedaan anak didik pada aspek individual mereka masing masing.

  1. Pendekatan Kelompok

Seperti yang sudah dijelaskan pada poin pertama, pendekatan kelompok terkadang memang dibutuhkan dan dipakai untuk membina serta mengembangkan sikap sosial anak didik yang juga termasuk dalam cara belajar efektif menurut psikologi. Hal yang perlu disadari adalah anak didik merupakan makhluk homo socious yakni makhluk yang lebih cenderung untuk hidup bersama.

Dengan menggunakan pendekatan kelompok, maka diharapkan jika rasa sosial yang tinggi bisa berkembang pada diri setiap anak didik. Mereka nantinya akan dibina agar bisa mengendalikan sikap egois yang ada di dalam diri mereka sehingga bisa dibentuk sikap setia kawan sosial di dalam kelas.

Selain itu, nantinya anak didik juga bisa hidup saling bergantung sebab tidak ada makhluk hidup yang bisa terus hidup sendiri tanpa melibatkan makhluk lainnya baik secara langsung atau tidak langsung dan disadari atau tidak disadari.

  1. Pendekatan Variasi

Umumnya, masalah yang terjadi pada anak didik memang bervariasi dan pendekatan yang paling tepat digunakan adalah pendekatan variasi dibandingkan macam macam gaya belajar lainnya.

Sebagai contoh, anak didik yang tidak disiplin dengan anak didik yang senang berbicara akan berbeda untuk cara pemecahan atau penyelesaiannya dan menuntut pendekatan yang juga berbeda beda.

Pendekatan variasi berbanding terbalik dengan konsep jika masalah yang dihadapi setiap anak didik ketika belajar juga bervariasi. Kasus yang biasanya terjadi dalam mengajar adalah banyak motif sehingga juga dibutuhkan variasi teknik pemecahan untuk setiap kasus. Untuk itu, pendekatan variasi ini merupakan alat yang bisa digunakan pengajar untuk kepentingan belajar.

Jika disimpulkan, pendekatan variasi merupakan pendekatan yang dilakukan pengaar untuk memecahkan masalah anak didik yang beragam memakai teknik pemecahan masalah yang juga bervariasi.

  1. Pendekatan Edukatif

Pendekatan edukatif menjadi pendekatan yang paling tepat untuk digunakan para pendidik sekaligus untuk cara mengetahui bakat anak sejak dini.

Setiap tindakan, sikap serta perbuatan yang dilakukan pendidik harus memiliki nilai pendidikan. Hal ini bertujuan untuk mendidik peserta didik supaya bisa menghargai norma susila, norma hukum, norma agama dan juga norma sosial. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk memupuk watak anak didik dengan pendidikan akhlak yang juga mulia.

Ini mengartikan jika pendekatan edukatif merupakan sebuah pendekatan yang digunakan pengajar yang bernilai mendidik dengan norma hukum, norma susila, norma agama dan juga norma sosial.

Sebagai contoh, ketika bel berbunyi makan jangan biarkan anak anak langsung masuk namun terlebih dahulu berbaris di depan pintu. Ketua kelas nantinya akan diberi perintah untuk mengatur barisan sedangkan peserta didik yang lain akan berbaris sambil pendidik yang juga turut mengontrol anak didik.

  1. Pendekatan Pengalaman

Pengalaman bisa dikatakan merupakan guru tanpa jiwa akan tetapi selalu dicari oleh semua orang yang juga sangat penting untuk perkembangan memori pada anak.

Belajar dari pengalaman akan lebih baik dibandingkan hanya dengan bicara dan tidak pernah berbuat sama sekali. Belajar menjadi kenyataan yang diperlihatkan dalam kegiatan fisik.

Meski pengalaman dibutuhkan  dan dicari selama hidup, namun pada kenyataannya, tidak semua pengalaman bersifat mendidik. Sebuah pengalaman bisa dikatakan tidak mendidik apabila pendidik tidak membawa anak ke arah tujuan pendidikan.

Ciri ciri dari pengalaman yang edukatif adalah berpusat pada satu tujuan yang memiliki arti untuk anak, interaktif dengan lingkungan sekaligus bisa menambah integrasi anak.

Mengingat nilai pengalaman yang sangat tinggi, maka perlu disadari jika hal ini sangat penting untuk perkembangan jiwa anak sehingga pengalaman bisa dijadikan metode pendekatan dalam psikologi dan ciri ciri anak cerdas istimewa bisa terlihat.

Bisa dikatakan jika pendekatan pengalaman merupakan pendekatan yang dilakukan oleh pendidik dengan cara memberikan contoh beberapa pengalaman pada para peserta didik untuk menanamkan nilai pendidikan.

Sebagai contoh, untuk pendidikan agama Islam akan dilakukan dengan pendekatan keagamaan yakni siswa yang diberi kesempatan untuk mendapatkan pengalaman keagamaan baik secara individu atau kelompok. Pada saat bulan Ramadhan, maka kaum muslim diwajibkan untuk melaksanakan ibadah puasa.

  1. Pendekatan Pembiasaan

Pembiasaan bagi peserta didik juga sangat penting karena dengan pembiasaan, maka akhirnya menjadi sebuah aktivitas yang akan dimiliki anak di kemudian hari sekaligus untuk mengatasi penyebab lemah mental pada anak.

Pembiasaan yang baik akan membentuk manusia dengan kepribadian yang juga baik begitu pun sebaliknya. Berbeda dengan orang dewasa, anak anak lebih berpikir secara abstrak dan mereka hanya bisa berpikir konkrit.

Anak kecil yang belum memiliki daya ingat kuat juga dengan cepat bisa melupakan semua yang sudah terjadi. Perhatian mereka juga lebih mudah teralihkan pada hal baru yang lebih disukai.

Anak anak memang belum mempunyai kewajiban namun sudah memiliki hak seperti salah satunya memberikan pendidikan yang merupakan cara memberikan kebiasaan baik pada kehidupan mereka. Denga pembiasaan tersebut, maka juga akan berpengaruh pada lingkungan sekolah dan masyarakat.

Untuk itu, metode mengajar yang harus dipertimbangkan merupakan metode latihan atau drill, pelaksanaan tugas, demonstrasi dan juga pengalaman langsung di lapangan.

  1. Pendekatan Rasional

Usaha penting bagi pendidik adalah memberikan peranan pada akal atau rasio ketika memahami dan menerima kebenaran ajaran agamanya termasuk juga untuk memahami hikmah dan fungsi ajaran psikologi agama.

Karena akal atau rasio tersebut akhirnya dijadikan pendekatan rasional untuk kepentingan pendidikan dan juga pengajaran di sekolah. Untuk mendukung penggunaan pendekatan ini, maka metode mengajar harus disesuaikan dengan tingkat usianya.

Sebagai contoh, tentang pembuktian sesuatu yang berhubungan dengan masalah keagamaan harus disesuaikan dengan tingkat pemikiran anak.

Kesalahan pembuktian nantinya bisa berakibat fatal pada jiwa anak sehingga usaha terpenting bagi guru adalah memberikan peranan pada akal atau rasio untuk memahami dan menerima kebenaran ajaran agama termasuk juga memahami hikmah dan fungsi ajaran agama.

  1. Pendekatan Emosional

Emosi dalam psikologi merupakan gejala kejiwaan yang ada di dalam diri seseorang yang berhubungan dengan masalah perasaan. Seseorang yang memiliki perasaan tentunya bisa merasakan sesuatu baik perasaan jasmaniah atau perasaan rohaniah. Selain itu, didalamnya juga terdapat perasaan intelektual, perasaan estetis, sosial, etis dan juga perasaan harga diri.

Perasaan merupakan fungsi jiwa agar bisa mempertimbangkan dan mengukur sesuatu menurut rasa senang atau tidak senang, memiliki sifat senang dan sedih, kuat dan lemah, lama dan sebentar, relatif dan tidak berdiri sendiri sebagai pernyataan jiwa.

Pendekatan emosional ini bertujuan untuk usaha menggugah perasaan dan juga jenis emosi siswa dalam meyakini, memahami dan menghayati ajaran agamanya. Untuk mencapai tujuan pendekatan emosional ini, maka metode yang harus dipertimbangkan adalah metode ceramah, bercerita dan sosiodrama.

Untuk itu, pendekatan emosional yang dilakukan oleh pendidik terhadap peserta didik dilakukan lewat rangsangan verbal seperti cerita, ceramah, sindiran, ejekan, dialog, berita, perintah, anjuran dan lain sebagainya. Sedangkan rangsangan non verbal adalah bentuk perilaku berupa sikap dan juga perbuatan.

  1. Pendekatan Fungsional

Ilmu pengetahuan adalah ilmu yang bisa membentuk kepribadian seorang anak seperti mengatasi depresi pada anak. Anak nantinya bisa merasakan manfaat dari ilmu yang sudah diperoleh di sekolah.

Anak nantinya akan mendayagunakan nilai guna dari sebuah ilmu untuk kepentingan dalam hidup. Dengan ini, maka nilai ilmu sudah fungsional di dalam diri anak.

Sebagai contoh, pelajaran agama yang diberikan di kelas, akan diimplementasikan pada kehidupan sehari hari anak didik dan juga anak didik bisa merasakan ilmu yang sudah diperoleh di sekolah.

  1. Pendekatan Keagamaan

Mata pelajaran umum sangat berkepentingan dengan pendekatan keagamaan. Konsep kepribadian dalam psikologi agama bertujuan agar nilai budaya ilmu tidak sekuler namun menyatu dengan nilai agama.

Dengan penerapan prinsip prinsip mengajar seperti prinsip korelasi dan sosialisasi, pendidik bisa menyisipkan pesan pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran umum.

Pendidik juga harus menguasai ajaran ajaran agama yang sesuai dengan mata pelajaran yang dipegang. Sebagai contoh, pelajaran biologi yang tidak bisa dipisahkan dari surat Yasin ayat 37 – 40 merupakan dalil dalil nyata untuk pendukung pendekatan keagamaan dalam mata pelajaran fisika.

Pendekatan Fungsional Lainnya

Selain beberapa pendekatan fungsional diatas, masih ada berapa pendekatan fungsional lainnya, seperti:

  • Pendekatan kebermaknaan.
  • Pendekatan deduktif.
  • Pendekatan Induktif.
  • Pendekatan open ended.
  • Pendekatan saintific.
  • Pendekatan realistik.

You may also like