Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Agama » 4 Konsep Kepribadian Dalam Psikologi Agama

4 Konsep Kepribadian Dalam Psikologi Agama

by Arby Suharyanto

Tidak jauh berbeda dengan materi atau topik pada pembahasan sebelumnya, pada kesempatan  kali ini penulis juga akan membawakan materi yang hampir sama sobat, yaitu masih berhubungan dengan psikologi. Seperti yang sudah kita ketahui bersama, psikologi memang sangatlah banyak aspeknya dan cakupannya juga sangat luas, oleh karena itulah pembahasan kali ini masih seputar psikologi. Baca juga mengenai peranan pendidikan agama dalam psikologi sosial.

Materi ini sesungguhnya materi yang sangat asik dan menarik untuk kita ulas lebih dalam ya sobat, karena pada umumnya psikologi ini secara sadar atau tidak sadar sering kali kita praktekkan dalam kehidupan kita setiap harinya. Pada kesempatan kali ini penulis akan memberikan ulasan mengenai konsep kepribadian dalam psikologi agama. Nah sobat semua, menarik bukan? Berikut ini ulasannya untuk anda.

Sebelum kita membahas psikologi agama, ada baiknya kita membahas mengenai kepribadian terlebih dahulu ya sobat. Kepribadian berasal dari bahasa inggris, yaitu personality. Sedangkan personality tersebut berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu prosopon atau persona,  yang artinya topeng yang biasanya sering dipakai oleh artis dalam kegiatan teater.

Adapun kepribadian yang dipertontan oleh para artist teater tersebut biasanya sesuai dengan topeng yang mereka pakai, jadi seolah –  olah keoribadian mereka tergantung pada topeng tersebut. Dari ilustrasi tersebut, dapat kita simpulkan bahwa kepribadian adalah tinglah laku ataupun perilaku yang ditampilkan atau diperlihatkan ke lingkungan sosial, dan kesan mengenai diri yang diinginkan dapat ditangkap oleh lingkungan sosial tenpat ia berinteraksi.

Atau dengan kata lain kepribadian adalah kualitas dari seluruh tingkah laku seseorang yang terintegrasikan dari ciri –  ciri umum seorag individu dengan jalan menampilkan hasil –   hasil kulturan dan evolusi sosial. Selain membahas kepribadian kita juga akan membahas psikologi agama ya sobat. Baca juga mengenai hakikat manusia dalam psikologi islam.

Seperti yang sudah kita ketahui bersama, psikologi merupakan sebuah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang jiwa, tingkah laku, kepribadian, baik mengenai macam –  macam gejalanya prosesnya maupun latar belakangnya. Atau dengan kata lain psikologi dapat kita artikan sebagai sebuha cabang ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia atau ilmu yang mmepelajari gejala –  gejala kejiwaan maupun kepribadian seseorang.

Sementara itu psikologi agama terdiri dari dua paduan kata, yakni psikologi dan agama. Secara umum kedua kata ini pastinya memiliki makna yang berbeda. Jika psikologi berhubungan dengan kejiwaan manusia, sedangkan agama sendiri berhubungan dengan batin manusia. Baca juga mengenai gangguan kepribadian dalam psikologi klinis.

Jadi dapat kita simpulkan psikologi agama merupakan sebuah cabang ilmu yang mengkaji proses terjadinya pertumbuhan dan perkembangan jiwa agama manusia dalam tingkat perkembangannya dan dengan segala kemungkinan evolusi keberagamannya.

Atau dengan kata lain psikologi agama adalah sebuah cabang ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang proses terjadinya kedewasaan dan kemantapan hidup keberagaman manusia serta perihal kesehatan batin, mental, dan kebahagiaannya.

Oke sobat semua, jika diatas kita sudah  membahas pengertian dari kepribadian dan psikologi agama, pembahasan kita berikutnya adalah menegnai konsept kepribadian dalam psikologi agama itu sendiri. Berikut ulasannya untuk anda. Baca juga mengenai teori skinner dalam psikologi kepribadian.

Dalam memahami konsep kepribadian dalam psikologi agama atau sikap keagamaan, ada begitu banyak konsep –  konsep kepribadian yang telah dipaparkan oleh beberapa ahli psikologi kepribadiaan. Adapun konsep yang dimaksud diantaranya sebagai berikut :

1. Konsep Qalb

Adapun  Qalb ini merupakan hati yang menurut istilah kata ( terminologys) yang artinya sesuatu yang berbolak –  balik ( biasanya cenderung kepada sesuatau yang lebih ) , yang berasal dari kata qalaba, yang artinya membolak –  balikkan. Qalb bisa juga diartikan sebagai suatu kondisi hati, pikiran dan perasaan seseorang yang tidak cenderung berbolak –  balik. Namun sesungguhnya hati ini perlu dijaga kebersihannya, kehati-  hatiannya agar hati tersebut terjaga dari keonaran atau kekotoran ataupun kerusakan. Apabila hati anda rusak, maka rusaklah segenap hidupmu, itulah yang dimaksud dengan Qalb.

2. Konsep Fuad

Konsep fuad adalah perasan yang  terdalam dari hati yang sering kita sebut sebagai hati nurani ( cahaya mata hati ) yang berfungsi sebagai penyimpanan daya ingat.  Konsep fuad ini tergolong sangat memberikan peran penting dalam konsep kepribadian seseorang, karena dengan adanya konsep fuad ini, setiap individu bisa merasakan dan menjaga perasaan terdalamnya atau cahaya mata hatinya untuk tidak melakukan atau menyentuh sesuatu yang bertentangan dengan psikologi agama. Untuk itu konsep fuad ini dianggap penting untuk dijaga.

3. Konsep Ego

Pada umumnya konsep yang satu ini timbul akibat adanya kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan ( realita ) . konsep ego ini bisa dipandang sebagai salah satu aspek eksekutif dalam konsep kepribadaian.

Tujuan prinsip kenyataan atau  realita dalam konsep ego ini berfungsi untuk mencari objek yang tepat ( serasi ) untuk mereduksikan ketegangan yang timbul dalam orgasme. Konsep ini merumuskan suatu rencana untuk pemuasan kebutuhan dan mengujinya untuk mengtahui apakah rencana yang ia rencanakan berhasil atau tidak. Dalam konsep ego ini selalu memperhatikan apa yang namanya cara –  cara untuk mencapai sesuatu, mendapatkan apa yang dibutuhkan, memilih objek –  objek yang bisa memenuhi kebutuhannya.

4. Konsep Tingkah Laku

Konsep tingkah laku dalam psikologi agama berangkat dari kerangka acuan dan asumsi –  asumsi subjektif tentang tingkah laku manusia, karena menyadari bahawasanya tidak seorangpun bisa bersikap ojektif sepenuhnya dalam mempelajari seluk beluk kepribadian setiap manusia.

Adapun tingkah laku tersebut keseluruhannya ditentukan oleh pengalaman yang disadari oleh pribadi tersebut, sedangkan kesadaran merupakan sebab dari tingkah laku yang dimaksud. Maksdunya adalah bahwa apa yang dipikir dan dirasakan oleh seorang individu pada umumnya hal tersebut jugalah yang menentukan apa yang dikerjakan oleh si individu tersebut. Adapun nilai yang dominan mewarnai seluruh kepribadian seseorang dan tentunya akan ikut serta dalam menentukan tingkah lakunya.

Sekian informasi yang penulis share mengenai konsep kepribadian dalam psikologi agama dalam kesempatan kali ini ya sobat. Terima kasih bagi yang sudah meluangkan waktu untuk membaca artikel ini, semoga artikel ini bermanfaat bagi sobat semua. Sampai jumpa sobat salam hangat selalu, salam psikologi.

You may also like