Apa yang masih kita ingat saat kita masih anak-anak? Mungkin hanya sedikit dari kita yang masih menyimpan memori saat kita masih anak-anak. Jika diingat-ingat kembali, memori pada saat anak-anak masih ada yang bisa diingat kembali namun lebih banyak lagi ingatan yang hilang.
Mengapa bisa demikian? Sebenarnya bagaimana proses perkembangan memori pada anak sehingga tidak semua ingatan bisa tersimpan di memori? Hal ini akan dibahas lebih jauh di artikel berikut.
Dalam buku karya Diane E. Papalia dan Ruth Duskin Feldman berjudul ‘Perkembangan Manusia’, seorang anak di usia dini akan mengalami peningkatan dalam hal kecepatan dan efisiensinya dalam mengolah informasi. Pada usia dini ini pula seorang anak mulai mengalami proses pembentukan memori jangka panjang. Namun, anak-anak ini masih belum bisa membentuk memori yang detail dan baik seperti pada orang dewasa.
Lalu, apa yang membuat seorang anak bisa mengingat beberapa kejadian yang dialaminya semasa kecil? Apa yang berbeda dengan kejadian tersebut sehingga bisa menempel dalam memorinya? Hal dikarenakan anak kecil lebih mudah mengingat hal-hal yang menarik dan menyenangkan baginya. Hal ini dijelaskan dalam buku ‘Ilmu Ashwat’ karya Dr. Nashiruddin Idris Jauhari, dimana dalam buku itu disebutkan bahwa anak-anak mengingat sesuatu yang dia rasa menarik dan menyenangkan.
Tampaknya hal ini sangat dipahami oleh guru-guru di taman kanak-kanak. Dalam metode pendidikan di taman kanak-kanak, guru akan menyampaikan pelajaran semenarik dan semenyenangkan mungkin demi mempermudah anak-anak mengingat materi pelajaran tersebut.
Pembelajaran bisa dilakukan dalam bentuk permainan atau lagu-lagu yang menyenangkan. Hal ini tentu berbeda dengan sistem pengajaran di sekolah dasar dan seterusnya yang lebih menggunakan metode ‘ceramah’ dan sejenisnya. (Baca juga: Metode Dalam Pendidikan Karakter)
Jadi, sebenarnya bagaimanakah perkembangan memori pada anak? Berikut ini akan dibahas lengkap mengenai memori dan perkembangannya secara lengkap yang pasti akan sangat membantu dalam memahami anak serta menyusun metode pengajaran untuk anak yang paling tepat. Simak terus, ya!
Memori pada Anak
Sebelum membahas lebih jauh mengenai perkembangan memori, ada baiknya jika kita memahami terlebih dahulu sebenarnya apakah memori itu? Memori adalah kemampuan seorang individu dalam penyimpanan, mempertahankan hingga mengingat kembali informasi dan pengalaman yang pernah didapatnya. Memori ini letaknya ada pada otak yang berarti otak memegang peranan penting dalam penyimpanan dan pembentukan memori ini. (Baca juga: Memori dalam Psikologi)
Dalam pembentukan memori ini akan berjalan sebuah proses yang harus berlangsung berurutan dan bebas gangguan. Dalam memanggil memori, atau disebut juga dengan istilah recall, akan melibatkan saraf-saraf yang ada di otak. Secara umum, ada 3 proses dalam pembentukan memori, yaitu:
- Encoding atau registration – yaitu proses menerima, mengolah dan menggabungkan informasi-informasi yang diterima.
- Storage – yaitu proses dimana terjadi penciptaan catatan permanen atas informasi yang diterima sebelumnya.
- Retrieval – disebut juga sebagai recall atau recollection, yaitu proses memanggil kembali informasi yang telah disimpan dalam rangka memberi respon atas stimulus atau isyarat dari kegiatan yang dilakukan.
Jika membagi memori menjadi beberapa bagian berdasarkan pemrosesannya, ada beberapa jenis memori:
- Memori Sensorik
Memori sensorik adalah memori yang akan membuat kita teringat gambaran informasi yang bersifat sensorik, seperti gambar, suara dan lain-lain setelah informasi yang didapatkan sudah berlalu. Misalnya, ketika anak-anak melihat sebuah benda, anak tersebut akan mengingat bentuk benda tersebut selama beberapa detik. (Baca juga: Jenis Jenis Memori Dalam Psikologi Komunikasi)
- Memori Jangka Pendek
Merupakan memori yang membuat kita bisa mengingat selama beberapa detik hingga satu menit tanpa berlatik. Maka, jika kita berlatih dan mengulang ingatan, kita bisa mengingat hal-hal lebih banyak dan lebih lama. Untuk mempermudah memori jangka pendek, anak-anak biasanya diminta untuk mengulang-ulang informasi, misalnya dalam menghafal angka mereka akan mengulang-ulang urutan angka.
- Memori Jangka Panjang
Memori jangka panjang merupakan memori yang berisi informasi untuk keperluan jangka panjang. Untuk bisa mendapatkan memori ini, dibutuhkan proses retrieval atau mengingat kembali informasi yang dibutuhkan. Contoh dari memori jangka panjang adalah ketika anak mengingat nama teman sekolahnya, nama gurunya, dan lain sebagainya. (Baca juga: Jenis-jenis Memori dalam Psikologi Kognitif)
Daya Kembang Memori pada Anak
Dari paparan di atas, kita telah mengetahui bahwa pembentukan memori membutuhkan proses dan hal ini masih belum bisa berlangsung sempurna pada masa kanak-kanak. Pada usia 12 bulan, anak usia dini memulai proses pembelajarannya dalam mengasosiasikan kata-kata yang dia pelajari sebagai ingatan atau memori anak tersebut. Misalnya, ketika orang tua menceritakan kisah tentang nenek, anak akan mulai mengenali kata nenek dengan wajah neneknya.
Baca juga:
Selanjutnya di usia 18 bulan anak akan mengalami perkembangan memori lebih jauh. Dia akan lebih mudah mengingat sebuah objek dan ingatan ini bisa bertahan lebih lama.
Orang tua bisa menstimulasi perkembangan memori ini dengan mengajak anak bermain petak umpet ataupun permaikan balok dengan berbagai bentuk. Orang tua pun harus memastikan asupan vitamin dan nutrisi lainnya terpenuhi untuk mendorong perkembangan otaknya.
Meski memori anak telah banyak berkembang di usia ini, namun anak masih cukup sulit untuk fokus pada satu hal. Ketika orang tua meminta anak untuk diam atau tenang, anak akan cukup kesulitan untuk bertahan di aktivitas tersebut karena ingatannya atas permintaan tersebut masih belum maksimal.
Maka, orang tua memang harus bersabar dan bisa mengulangi permintaannya untuk mengingatkan anak kembali. Seiring berjalannya waktu, memori anak pun akan semakin berkembang dan anak akan bisa mengingat hal-hal lebih lama dan lebih mendetail.
Terdapat 3 tipe memori pada anak, yaitu memori generik yang menghasilkan panduan untuk anak dalam bertingkah laku. Memori tipe ini biasanya terbentuk mulai usia 2 tahun.
Tipe selanjutnya adalah memori episodik yang merupakan memori jangka panjang yang berasal dari pengalaman spesifik. Memori ini biasanya berhubungan dengan waktu dan tempat sehingga anak biasanya akan mengingat memori ini lengkap dengan waktu dan tempatnya.
Baca juga:
Tipe ketiga adalah memori autobiografis. Memori ini akan memberi ingatan tentang kejadian-kejadian khusus dalam kehidupan seorang anak hingga dia dewasa.
Dari beragam tipe memori ini tentu akan mempengaruhi tumbuh kembang anak tersebut. Seiring dengan perkembangan memori, anak akan mendapatkan informasi dari segala jenis aktivitasnya yang akan digunakan oleh anak tersebut dalam berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya. (Baca juga: Tahap Perkembangan Kognitif Anak)
Perkembangan memori pada anak tersebut membutuhkan dukungan penuh dari orang tuanya. Dukungan yang diberikan harus lengkap, mulai dari bimbingan, dorongan, hingga dukungan berupa pemenuhan gizi yang dibutuhkan anak. Semoga bermanfaat, ya!