Psikologi merupakan ilmu yang sangat banyak aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu ini mempelajari segala hal yang berkaitan dengan manusia secara ilmiah. Artinya, psikologi memberi segala pengetahuan yang terukur, terbukti dan secara sistematis dapat dijelaskan. Maka, psikologi menggunakan beragam metode untuk bisa mendapatkan hasil pengamatan yang sedang dicari. Salah satu metode yang bisa digunakan adalah metode testing dalam psikologi. Apakah itu? Di artikel kali ini kita akan membahas lebih jauh mengenai metode testing dalam psikologi.
Salah satu segi dalam manusia yang dipelajari dalam psikologi adalah kesehatan manusia tersebut secara mental atau psikisnya. Misalnya saja ketika suatu saat terdapat pasien yang datang dan mengeluh bahwa dirinya mengalami kelelahan, kehilangan minat akan semua hobinya, merasa sulit berkonsentrasi dan kehilangan nafsu makan.
Maka, seorang psikolog akan secara otomatis mengasumsikan bahwa pasien tersebut sedang mengalami depresi. Akan tetapi, psikolog tersebut juga akan mencatat gejala tersebut menunjukkan kemungkinan penyakit mental lain, seperti post-traumatic stress disorders (PTSD). Selain itu ada kemungkinan juga bahwa keluhan yang dialami pasien disebabkan oleh kondisi fisik tubuhnya yang mengalami gangguan. Maka, bagaimana seorang psikolog bisa memberikan diagnosis yang tepat?
Baca juga:
Untuk menjawab hal di atas, para psikolog bisa menggunakan instrumen atau metode yang bisa mengukur komponen psikologis yang secara spesifik ingin diteliti. Metode yang dapat digunakan dalam hal ini adalah metode testing, yang juga bisa disebut sebagai tes psikologi atau penilaian psikologi. Melalui tes psikologi ini psikolog bisa menilai banyak area kejiwaan pada seseorang, termasuk area-area berikut ini:
- Kepribadian seseorang, misalnya apakah seseorang termasuk introvert atau ekstrovert
- Kondisi kejiwaan seseorang secara khusus, misalnya depresi atau masalah anxiety
- Kecerdasan, bakat dan prestasi seseorang, diantaranya adalah kecerdasan verbal dan lain sebagainya
- Sikap dan perasaan seseorang, misalnya tentang bagaimana perasaan seseorang terhadap terapi yang sedang dijalani
- Ketertarikan, misalnya karir apa yang diinginkan dan aktivitas apa yang menarik untuknya
- Kemampuan khusus dan pengetahuan atau keterampilan, seperti kemampuan kognitif, ingatan dan kemampuan memecahkan masalah
Perlu diingat bahwa tidak semua orang bisa mengelola tes psikologi. Setiap jenis tes memiliki ketentuannya sendiri yang hanya bisa dilakukan oleh orang yang professional di bidangnya. Biasanya pasien akan diminta untuk menjalani proses wawancara terlebih dahulu sebelum akhirnya dirinya menerima tes psikologi. Beberapa jenis tes psikologi mungkin untuk dilakukan bersamaan pada satu orang dengan pengaturan tertentu. (Baca juga: Manfaat Tes Psikologi dalam Bidang Klinis)
Prinsip Metode Testing Psikologi
Dalam melakukan testing psikologi yang sesuai, perlu ada prinsip-prinsip yang harus diikuti. Melakukan tes psikologi tidak semudah membuat kuis-kuis kepribadian yang sering ada di majalah, seperti ‘Temukan warna kepribadianmu’ atau ‘Apakah kamu Ekstrovert atau Introvert?’. Tes psikologi yang baik membutuhkan riset dan pengembangan yang kuat sebelum akhirnya tes psikologi tersebut dilakukan. Berikut ini adalah hal-hal yang harus dipahami agar bisa melakukan tes psikologi yang baik:
- Standardisasi – semua prosedur dan langkah-langkah yang dilakukan dalam tes psikolohi harus dilakukan secara konsisten dan di bawah lingkungan yang sama untuk bisa mencapai hasil tes yang sama.
- Objektivitas – penilaian atas pendapat yang sifatnya subjektif dan bias harus diminimalisir, dan hasil dari semua orang yang mengikuti tes harus diambil dengan cara yang sama.
- Normalisasi tes – hasil tes dari salah satu peserta tes bisa dibandingkan dengan hasil orang lain atau dengan rata-rata dari nilai sekelompok peserta tes sebagai poin perbandingan.
- Reliabilitas – hasil yang sama akan didapatkan setelah melakukan tes beberapa kali.
- Validitas – tipe dari tes yang dilakukan harus mengukur apa yang ditujukan untuk diukur di awal.
Untuk bisa memberi hasil tes psikologi yang baik, perlu diperhatikan prinsip-prinsip di atas. Maka, tes psikologi tidak bisa dilakukan sembarangan tanpa guidance yang jelas, melainkan harus direncanakan dan didasarkan pada riset ilmiah. (Baca juga: Etika dalam Pengukuran Psikologi)
Macam-Macam Testing dalam Psikologi
Melihat banyaknya area yang dapat diukur melalui tes psikologi, maka tentu saja macam dari tes psikologi pun bermacam-macam. Beberapa kategori umum dari tes psikologi adalah sebagai berikut:
- Tes IQ atau tes prestasi akademis
Salah satu tes yang paling terkenal dari banyaknya jenis tes dalam layanan psikologis adalah tes IQ. Tes IQ bertujuan untuk mengukur intelegensi, sementara tes prestasi akademis mengukur penggunaan atau tingkatan dari kemampuan yang dimiliki seseorang. Tes IQ (atau tes kognisi) dan tes prestasi ada tes yang sangat umum digunakan. Dalam melakukan tes ini, subjek yang sedang dievaluasi akan diberi soal-soal yang berurutan dan respon subjek tersebut akan diukur sesuai panduan yang telah disusun. Setelah tes selesai, hasilnya akan dikumpulkan dan dibandingkan dengan grup normalisasi, yang biasanya terdiri dari orang berusia sama atau memiliki level kemampuan yang setara dengan subjek yang dievaluasi. (Baca juga: Konsep Intelegensi Dalam Psikologi Pendidikan)
- Tes pekerjaan keamanan publik
Pekerjaan yang berada di bidang keamanan publik, seperti layanan pemadam kebakaran, penegak hukum, atau layanan gawat darurat, seringkali membutuhkan tes psikologi industry dan organisasi di awal penerimaan mereka serta promosi jabatan mereka. Salah satu poin yang dinilai dalam tes ini misalnya adalah integritas pegawai tersebut.
- Tes perilaku
Tes ini akan menilai perasaan seseorang mengenai sebuah kejadian, orang lain, atau sebuah objek. Tes perilaku ini biasanya digunakan dalam dunia marketing untuk mengukur bagaimana preferensi seseorang (atau kelompok orang) terhadap sebuah merek atau barang tertentu. Melalui tes ini pula akan diketahui apa saja faktor kognisi dalam perilaku konsumen. (Baca juga: Jenis Perilaku Manusia Dalam Psikologi)
- Tes Neuropsikologis
Tes ini terdiri dari tugas yang didesain secara spesifik untuk mengukur fungsi psikologis untuk dihubungkan dengan struktur otak tertentu. Tes ini bisa digunakan untuk kebutuhan klinis untuk menilai kerusakan setelah terjadi cedera atau penyakit yang diketahui bisa mempengaruhi fungsi neurokognitif. Ketika tes ini dilakukan dalam riset, tes ini bisa digunakan untuk membandingkan kemampuan beberapa grup eksperiemen.
- Tes Kepribadian
Pengukuran psikologi terkait kepribadian juga sering disebut sebagai tes objektif atau tes proyektif. Istilah tes objektif dan tes proyektif ini baru-baru ini dikritisi dalam Journal of Personality Assessment. Terdapat usulan untuk lebih menggunakan istilah yang lebih deskriptif, seperti pengukuran rating scale atau pengukuran laporan pribadi dan pengukuran respon bebas.
- Tes Objektif (Pengukuran rating scale) – pengukutan ini memiliki format respon yang terbatas, misalnya hanya menyediakan jawaban ‘Ya’ dan ‘Tidak’. Tes kepribadian jenis ini bisa didesain untuk digunakan dalam bisnis untuk tes masuk karyawan.
- Tes Proyektif (Pengukuran respon bebas) – respon dari tes ini lebih bebas, misalnya dengan tes Rorschach atau tes bercak tinta, dimana subjek akan menuliskan gambar-gambar berupa bercak tinta dan tulisan tersebut akan dianalisis menggunakan intrepretasi psikologis, algoritma kompleks atau keduanya.
Instrumen yang umum digunakan dalam tes kepribadian adalah menggunakan kuesioner berisi laporan diri introspektif atau laporan yang berisi catatan kehidupan. (Baca juga: Konsep Psikologi Proyektif dalam Studi Kepribadian)
- Tes Observasi Langsung
Meski tes psikologi yang paling banyak digunakan adalah dengan rating scale dan respon bebas, penilaian psikologi juga bisa melibatkan observasi terhadap orang-orang yang sedang menyelesaikan aktivitasnya. Tipe tes ini biasanya dilakukan pada keluarga di laboratorium, rumah, ataupun anak-anak di dalam kelas.
- Tes Minat
Tes minat ini digunakan untuk menilai minat atau preferensi seseorang. Tes ini paling banyak digunakan untuk konseling karir. Melalui tes ini bisa dinilai jika seseorang menunjukkan pola ketertarikan atau preferensi yang sama dengan orang yang sukses di bidang pekerjaan tertentu, maka kemungkinan orang tersebut untuk sukses dan menyukai pekerjaan tersebut pun akan lebih tinggi. (Baca juga: Pengertian Minat Menurut Para Ahli)
- Tes Bakat
Tes bakat biasa disarankan sebagai cara mengetahui bakat anak sejak dini. Tes ini akan mengukur kemampuan spesifik seseorang, seperti kemampuan rohaniah, perseptual, numerik, atau kemampuan spasialnya. Terkadang tes ini harus didesain secara khusus menyesuaikan pekerjaan tertentu, akan tetapi ada juga tes yang tersedia untuk secara umum mengukur kemampuan rohaniah dan mekanis seseorang, bahkan kemampuan belajar seseorang secara umum. (Baca juga: Perbedaan Bakat dan Minat dalam Psikologi)
Selain tes psikologis yang disebutkan di atas, sebenarnya masih ada tes psikologis lain yang tidak disebutkan di artikel ini. Namun, dari pembahasan kali ini kita bisa lebih memahami lebih jauh mengenai metode testing dalam psikologi. Semoga artikel ini bermanfaat, ya!