Home » Teori Psikologi » 12 Perbedaan Bakat dan Minat dalam Psikologi

12 Perbedaan Bakat dan Minat dalam Psikologi

by Barzam

Bila dikaji lebih lanjut, rupanya ada perbedaan bakat dan minat dalam psikologi yang bisa menjadi pedoman untuk mengetahui spesifikasi yang khas dari bakat atau pun minat. Keduanya memang sering dianggap sama atau sulit untuk dibedakan. Ada yang mengatakan bahwa bakat sebenarnya bisa dipupuk, sementara minat akan tergantung sekali dari bakat. Lantas, mana yang sebenarnya benar? Untuk memahami ini, maka kita perlu untuk tahu mengenai perbedaan antara minat dan bakat.

Macam-macam bakat pada umumnya juga identik dengan kemampuan yang dimiliki seseorang sejak ia lahir. Istilahnya, seseorang mungkin memiliki kemampuan tertentu yang sifatnya diwariskan dari orang tuanya. Sementara itu, minat merupakan keinginan dari seseorang untuk mempelajari sesuatu yang sifatnya adalah kesukaan atau favoritnya. Minat dan bakat bila digabungkan akan menjadi hal yang sangat bagus dalam menunjang tujuan dan cita-cita seseorang. Berikut ini adalah perbedaannya.

  1. Bakat Melekat Sejak Lahir

Sebagaimana telah dijelaskan dalam pembuka, pengertian bakat menurut para ahli memang merupakan sesuatu yang sudah melekat sejak lahir. Seseorang yang lahir dengan bakat akan membawa bakat tersebut dan bahkan kadang-kadang tidak ia sadari sampai ia menemukan suatu hal yang membuatnya sangat menguasai bidang tersebut.

  1. Minat Bisa Timbul Selama Masa Tumbuh Kembang

Berbeda dengan bakat, pengertian minat menurut para ahli adalah sesuatu yang sifatnya adalah kesukaan. Kesukaan terhadap suatu bidang akan timbul selama masa tumbuh kembang seseorang. Seseorang akan mengembangkan minat ini selama masa tumbuh kembang. Minat bisa saja muncul saat seseorang merasa sangat tertarik untuk mengembangkan kemampuannya di suatu bidang.

  1. Bakat Perlu Dilatih

Walaupun melekat sejak lahir, bakat bagaimana pun juga tetap perlu dilatih. Bakat yang tidak asah lama kelamaan akan tenggelam dan hilang dengan sendirinya. Artinya, seseorang mungkin harus mulai mengenali bakatnya dan mulai untuk menyukai hal-hal yang ia lakukan sehingga ia bisa sangat terampil dan menguasai bidang yang sesuai dengan bakatnya. Bakat bisa dibilang merupakan suatu bonus yang dimiliki seseorang untuk mendapatkan kemampuan yang khusus dalam bidang tertentu. Seseorang mungkin perlu mempelajari cara mengetahui bakat diri sendiri supaya bisa mengembangkannya.

  1. Minat Bisa Mengalahkan Bakat

Jangan salah, minat ternyata bisa mengalahkan bakat. Minat yang diasah terus menerus, pasti akan dilatih pula. Kita ambil saja contoh, misalnya seseorang memiliki bakat melukis sementara ia tidak pernah suka dengan kegiatan melukis dan tidak pernah melakukannya. Sementara ada orang lain yang sangat berminat dengan melukis dan terus mengasah kemampuannya. Hasilnya akan sangat jauh berbeda. Orang yang bekerja keras dengan minatnya melukis akan menghasilkan lukisan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan orang yang berbakat tetapi tidak melatihnya.

  1. Bakat Memerlukan Minat

Bakat dan minat ternyata adalah dua hal yang sama. Perbedaan yang bisa terlihat adalah bakat ternyata memerlukan minat. Tanpa adanya minat, seseorang mungkin tidak akan mengembangkan bakatnya. Ini artinya, minat akan sangat berpengaruh terhadap bagaimana seseorang mampu dalam mengembangkan bakatnya.

  1. Minat Menunjang Bakat

Karena minat dan bakat saling berhubungan, maka di sini minat akan menunjang bakat. Minat akan memberikan kesempatan seseorang menemukan bakat yang mungkin terpendam. Ini artinya, eksplorasi terhadap diri sendiri sangat diperlukan guna mengetahui seberapa jauh minat yang dimiliki oleh seseorang untuk mengembangkan bakatnya. Kita dapat melihat korelasi antara minat dan bakat di sini.

  1. Bakat Tidak Memerlukan Stimulus

Mengingat bakat sudah ada sejak lahir, maka perbedaan bakat dan minat dalam psikologi yang bisa kita perhatikan adalah bakat tidak memerlukan stimulus yang intens. Seseorang mungkin akan menguasai bidang begitu saja tanpa perlu banyak latihan karena sudah memiliki bakat tertentu. Stimulus tidak diperlukan dalam jumlah yang intens karena seseorang dengan bakat biasanya sudah akan terbiasa untuk melakukan banyak hal. (Baca juga: Cara mengetahui bakat anak sejak dini)

  1. Minat Memerlukan Stimulus

Berbeda dengan bakat, minat justru membutuhkan stimulus tertentu. Seseorang mungkin akan membutuhkan stimulus terlebih dahulu agar meningkat minatnya terhadap sesuatu. Bila sudah demikian, maka ia bisa mengembangkan minatnya dengan lebih mudah lagi.

  1. Mengembangkan Bakat Lebih Mudah

Ada yang mengatakan bahwa mengembangkan bakat lebih mudah. Hal ini ada benarnya karena seperti sudah dijelaskan sebelumnya, seseorang tidak memerlukan banyak usaha karena sudah memiliki bakat untuk menguasai bidang tertentu. Tentu saja, ini juga tergantung jenis-jenis kepribadian setiap individu.

  1. Mengembangkan Minat Butuh Kerja Keras

Sementara itu, untuk mengembangkan minat diperlukan kerja keras yang lebih. Latihan demi latihan diperlukan supaya minat bisa berkembang menjadi penguasaan yang lebih baik terhadap suatu bidang. Tak jarang, minat bisa berkembang dengan sangat pesat.

  1. Bakat Belum Tentu Berkembang

Bakat belum tentu bisa berkembang menjadi sesuatu yang lebih baik. Seseorang bisa saja terjebak dalam zona nyamannya dan merasa sudah cukup puas dengan kemampuan yang dimilikinya. Akibatnya, ia menjadi malas untuk mengembangkan bakatnya.

  1. Minat Bisa Berkembang Menjadi “Bakat”

Hal yang berbeda justru bisa terjadi pada minat. Minat justru bisa melahirkan suatu bakat tertentu yang nantinya akan diwariskan kepada keturunan selanjutnya. Ini merupakan hal yang menarik. Mengasah minat dan melatihnya secara terus menerus mungkin justru bisa menjadi bakat nantinya yang akan diwariskan.

Itulah tadi beberapa macam perbedaan antara minat dan bakat. Keduanya memang mirip dan seringkali dianggap sama. Perbedaan bakat dan minat dalam psikologi memang menunjukkan bahwa ada dua hal yang saling berkaitan namun rupanya tidaklah serupa.

You may also like