Mungkin sudah sangat sering kita dengar slogan ‘konsumen adalah raja’ yang membuat para produsen dan penyedia barang atau jasa berlomba-lomba menyediakan produk yang memenuhi keinginan konsumen. Namun, benarkah kita memang hanya perlu menyediakan barang dan jasa yang mereka inginkan?
Apakah ada hal lain yang mempengaruhi keputusan pembelian mereka? Jawabannya adalah ada. Semua keputusan pembelian merupakan hasil dari perilaku konsumen yang harus kita pahami. Salah satu faktor dalam perilaku konsumen adalah faktor kognisi yang akan kita bahas lengkap di artikel kali ini.
Menurut Wikipedia, kognisi adalah keyakinan seseorang yang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu. Dalam proses ini akan melibatkan cara memperoleh pengetahuan, memanipulasi pengetahuan yang didapat dengan memori, analisis, pemahaman, penilaian, penalaran, imajinasi hingga bahasa.
Maka, faktor kognisi dalam perilaku konsumen akan melibatkan proses berpikir seseorang ketika terpapar oleh produk tertentu. lalu, apa saja faktor kognisi tersebut? Berikut ini akan dibahas 12 faktor kognisi dalam perilaku konsumen. Simak terus, ya!
- Perencanaan
Perencanaan adalah sebuah tahap menentukan cara untuk memecahkan masalah agar bisa mencapai tujuan yang diinginkan. Maka, kognisi dalam perilaku konsumen akan melibatkan perencanaan tentang bagaimana konsumen ingin menyelesaikan masalah yang diinginkan, apakah dengan memakai produk yang ditawarkan atau produk lainnya.
- Pengaktifan ingatan
Pada dasarnya konsumen menyimpan informasi terkait produk-produk yang pernah dia lihat di dalam memori ingatan mereka. Maka, konsumen perlu melewati proses pengaktifan ingatan yaitu ‘mengambil’ kembali informasi terkait produk yang dilihat dari dalam ingtaan untuk kemudian digunakan untuk menterjemahkan dan mengintegrasikan semua informasi yang ada.
Pengaktifan ingatan ini terjadi secara otomatis dan di bawah sadar sehingga konsumen pun tidak merasakan proses ini. Produsen atau pemasar produk bisa membantu terjadinya pengaktifan ingatan ini dengan membuat eksposur pada produk, baik barang atau jasa, yang dipasarkan. (Baca juga: Contoh Implementasi Teori Psikologi dalam Proses Komunikasi)
- Menterjemahkan informasi
Setelah ingatan terkait produk tersebut aktif, konsumen akan menterjemahkan informasi yang didapatnya. Hal ini diperlukan konsumen untuk menciptakan arti dan pengetahuan personal.
Dengan menterjemahkan informasi yang didapatnya, konsumen bisa mengkaitkan informasi tentang produk itu dengan lingkungan atau dirinya, serta pengetahuan lain yang dia miliki.
- Membuat kesimpulan
Konsumen yang telah melalui penerjemahan informasi akan membuat kesimpulan terkait informasi yang didapatkan. Kesimpulan-kesimpulan tersebut akan menjadi ‘simplikasi’ atas semua informasi yang mungkin terlalu banyak untuk diingat oleh otak. Dengan adanya kesimpulan ini, konsumen akan lebih mudah untuk menilai produk, membandingkan produk, menentukan sikapnya.
- Penilaian informasi
Berkaitan dengan poin sebelumnya, konsumen juga akan menilai produk dari informasi-informasi yang didapatnya. Penilaian ini biasanya akan lebih mudah dilakukan setelah konsumen memiliki kesimpulan terkait produk yang dilihatnya.
Maka, sangat penting bagi para pemasar untuk mengetahui pentingnya informasi yang diterima oleh konsumen dan bagaimana informasi tersebut bisa berujung pada kesimpulan karena pada akhirnya hal inilah yang akan mempengaruhi penilaian konsumen terhadap produk.
Bagaimanapun, penilaian konsumen terhadap produk akan sangat berpengaruh pada perilaku konsumen. (Baca juga: Contoh Afeksi dalam Perilaku Konsumen)
- Integrasi informasi
Tidak hanya membuat kesimpulan dan penilaian terhadap produk, faktor kognisi dalam perilaku konsumen berikutnya tidak kalah penting. Faktor tersebut adalah integrase informasi yang dimiliki oleh konsumen.
Konsumen harus menghubungkan atau mengintegrasikan semua informasi dan pengetahuan yang dia miliki untuk akhirnya bisa melakukan evaluasi untuk produk tersebut ataupun menentukan tindakan yang mungkin dilakukan. (Baca juga: Faktor Psikologis dalam Perilaku Konsumen)
- Perbandingan atau pembuatan pilihan
Konsumen juga akan melakukan perbandingan atas informasi yang diterimanya tentang produk tertentu dengan informasi lain maupun produk lainnya. Dalam faktor perbandingan ini, konsumen dapat mengevaluasi pilihan alternatif yang ada untuk memenuhi tujuan atau sasaran yang dimiliki oleh konsumen yang bersangkutan.
Terkadang pada saat melakukan perbandingan ini konsumen dipengaruhi oleh banyak hal. Hal-hal tersebut mulai dari tipe kepribadian mereka, kebutuhan, hingga persepsi konsumen tersebut terhadap produk yang sedang dibandingkan. (Baca juga: Cara Mengurangi Distorsi Persepsi)
- Kepribadian konsumen
Kepribadian konsumen pun sangat memiliki peran dalam kognisi perilaku konsumen. Setiap konsumen memiliki kepribadian yang berbeda-beda, dengan tingkat intelegensi, pemikiran hingga pola analisis yang berbeda-beda pula. Ada konsumen yang mau berpikir matang-matang sebelum membeli suatu produk dan ada pula konsumen lainnya yang tidak ingin bersusah payah dalam memilih produk tertentu.
- Kualitas produk
Kualitas produk juga merupakan faktor kognisi dalam perilaku konsumen. Besar kecilnya intensitas proses kognisi konsumen sangat dipengaruhi oleh hal ini. Kualitas produk dapat menjadi pertimbangan, dasar penilaian hingga penentu bagaimana sikap konsumen terhadap produk tersebut.
Konsumen mungkin tidak akan terlalu banyak berpikir untuk membeli sebuah produk jika kualitas produk sudah terjamin, misalnya dengan adanya garansi, hingga jaminan dari sumber yang terpercaya dan lain sebagainya.
Sebaliknya, konsumen mungkin saja sangat mempertimbangkan sebelum memutuskan untuk mencoba produk tertentu jika sebelumnya dia belum pernah terekspos dengan produk tersebut dan belum ada review tentang kualitas produk.
- Branding produk
Selama ini mungkin Anda sudah mengenal apa yang dimaksud dengan brand. Brand adalah nama, merk, istilah ataupun kombinasi dari semuanya untuk mengidentifikasi barang atau jasa.
Brand ini menjadi pembeda antara produk satu dengan produk lainnya. Sejalan dengan itu, ada juga istilah branding, yaitu suatu kegiatan untuk menciptakan nama produk yang dijual agar bisa terlihat berbeda dari produk serupa di pasar.
Baca juga:
Branding produk ini juga merupakan faktor kognisi dalam perilaku konsumen, terutama berkaitan dengan poin pengaktifan ingatan yang telah kita bahas di awal.
Dengan branding yang kuat, Anda telah membantu konsumen mengaktifkan ingatannya sehingga produk Anda pun akan lebih mudah dikenali oleh konsumen. Tentu saja hal ini akan sangat mempengaruhi perilaku konsumen, bukan?
- Kondisi pasar
Kognisi konsumen juga akan dipengaruhi oleh kondisi pasar. Konsumen akan mencari tahu bagaimana kedudukan produk di pasar. Apakah produk yang ditawarkan diterima baik di pasaran, memiliki harga yang sesuai, hingga posisi penawaran produk tersebut. Hal ini berkaitan dengan faktor kognisi membandingkan produk dengan produk lain yang serupa.
Jika ada beberapa kompetitor di pasar, berarti konsumen memiliki banyak informasi yang akan dia evaluasi dan bandingkan sehingga akan menentukan bagaimana perilaku konsumen tersebut terhadap produk yang ditawarkan. (Baca juga: Aplikasi Psikologi Sosial dalam Bidang Ekonomi)
- Pola lingkungan
Konsumen tidak hidup sendiri melainkan dikelilingi oleh orang-orang lain yang mungkin sudah mencoba produk yang Anda tawarkan. Hal ini akan menjadi pertimbangan bagi konsumen tersebut, apakah dia akan memutuskan mencoba produk yang ditawarkan atau tidak.
Lingkungan di sekitar konsumen juga merupakan faktor kognisi dalam perilaku konsumen karena lingkungan akan berpengaruh pada persepsi hingga pola konsumsi konsumen tersebut.
Baca juga:
Ternyata faktor kognisi dalam perilaku konsumen akan sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian hingga hal-hal lain yang mempengaruhi penjualan sebuah produk. Dengan demikian, para tenaga pemasar sudah pasti perlu mengetahui hal-hal tersebut untuk kemudian bisa membuat strategi pemasaran yang tepat.
Demikian pembahasan kita kali ini tentang faktor kognisi dalam perilaku konsumen. Semoga artikel ini bermanfaat, ya!