Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Cinta » 8 Jenis – jenis Cinta dalam Psikologi

8 Jenis – jenis Cinta dalam Psikologi

by Devita Retno

Cinta seringnya hanya diartikan sebagai satu bentuk saja, yaitu cinta antar manusia. Kebanyakan orang hanya mengetahui bahwa perasaan yang dirasakan kepada orang lain, baik itu kepada pasangan, orang tua, saudara atau teman hanya merupakan rasa cinta dalam garis besarnya saja. Sedikit yang mengetahui bahwa kata cinta ternyata bisa diklasifikasikan lagi menjadi beberapa jenis cinta, tergantung kepada objek dan kepentingan yang terlibat dalam hubungan cinta tersebut. Psikologi cinta sangat menarik untuk dibahas, karena itu banyak teori yang mendasarinya, antara lain teori cinta sternberg.

Penggolongan cinta ini ada beragam teori, mulai dari cinta menurut psikologi, menurut teori para ahli, hingga menurut mitologi Yunani. Bangsa Yunani kuno dikenal dengan beragam kisah kuno dan juga ilmu filsafat yang sama kunonya. Yunani kuno mempunyai cakupan yang luas mengenai beragam hal, termasuk mengenai cinta. Yunani telah mengenal peradaban jauh sebelum bangsa lain mulai bersosialisasi, karena itu membuktikan bahwa bangsa Yunani kuno mempunyai banyak pengetahuan yang telah didokumentasikan sejak lama sebelumnya. Salah satunya adalah mengenai jenis – jenis cinta.

Cinta Dalam Mitologi Yunani

Bangsa Yunani kuno menggolongkan perasaan manusia berupa jenis – jenis cinta yang mempunyai pengertian lebih luas daripada sekadar hubungan antara seseorang dengan pasangannya saja, yaitu:

1. Eros

Eros merupakan jenis cinta yang berdasarkan hawa nafsu, yang berarti melibatkan seksual atau gairah, yang paling mirip denggan cinta dalam pengertian romantis. Pada jenis cinta ini ada ketertarikan secara fisik dan rasa ingin saling memiliki. Cinta ini ditujukan kepada orang lain sebagai obyek cinta, namun tujuan akhirnya adalah kepuasan diri orang yang mencintai. Eros dilambangkan dengan Cupid yang membawa busur dan panah dalam mitologi Yunani. Pada zaman sekarang, eros dapat diartikan sebagai cinta terhadap pasangan atau kekasih.

2. Ludus

Jenis cinta ini adalah cinta yang hanya bersifat main – main dan tidak mengandung unsur komitmen. Jenis cinta ini biasanya dirasakan oleh orang yang berkepribadian tidak dewasa dan kekanak – kanakan, mudah mengumbar kata cinta dan juga kata – kata rayuan gombal kepada orang yang dicintainya. (Baca juga: bahasa tubuh pria introvert jatuh cinta, ciri – ciri wanita introvert jatuh cinta, dan ciri – ciri pria introvert jatuh cinta.)

3. Philia

Philia adalah jenis cinta yang dimiliki oleh dua orang yang bersahabat, sering juga dikenal dengan sebutan cinta platonis. Cinta ini hanya berdasarkan rasa persahabatan belaka, dengan demikian cinta ini bukanlah merupakan cinta yang dilandasi oleh hawa nafsu karena didasarkan pada persahabatan, kepercayaan dan ketergantungan. (Baca juga: penyakit philophobia, jenis emosi, sikap pria yang disukai wanita)

4. Storge

Ini merupakan jenis cinta kepada keluarga, yang hubungannya berupa cinta antar orang tua dan anak, juga antara kakak dan adik. Dalam pengertian yang lebih luas, storge adalah cinta yang tumbuh sejak manusia dilahirkan dan juga berbeda dengan eros dan philia. Biasanya, storge ada pada tahap awal hubungan romantis, atau juga ada pada pasangan yang sudah lama bersama – sama, dan bisa juga disebut cinta tanpa syarat.

5. Mania

Jenis cinta ini adalah yang sering didapati pada berbagai drama seperti Romeo dan Juliet, yang artinya bahwa cinta ini adalah cinta yang harus mendapatkan balasan dan harus memiliki. Jika tidak, orang yang mengalaminya akan merasa kurang lengkap dan tidak berharga sebagai manusia. Bisa juga diartikan sebagai cinta yang posesif dan akan membuat sengsara orang yang mencintai apabila cintanya tidak terbalas. (Baca juga: perhatian yang disukai pria, cara menjaga hubungan jarak jauh)

6. Pragma

Pada umumnya jenis cinta ini datang dari dua orang dewasa yang keduanya telah berpikiran matang sehingga tujuan akhir dari cinta ini adalah menikah. Pragma adalah tipe cinta yang berkembang seiring dengan waktu, baik itu dilihat dari sisi fungsionalitas maupun emosional. Cinta yang praktis dan berhubungan dengan kepentingan jangka panjang, bisa dilihat contohnya dari masalah perjodohan dan lainnya. Orang yang merasakan cinta ini pada umumnya berpikiran praktis dan berorientasi pada tujuan pernikahan dan tidak membayangkan cinta yang romantis.

7. Philautia

Narsis adalah istilah lain yang bisa dipahami oleh orang kebanyakan. Orang yang narsis dan mencintai diri sendiri memiliki jenis cinta philautia. Menurut paham Yunani kuno, manusia tidak dapat mencintai orang lain jika mereka tidak bisa mencintai dirinya sendiri lebih dulu.

Kita harus peduli apakah diri kita sehat atau tidak secara fisik dan mental, dan mampu untuk berpikir positif. Terkadang, kadar cinta terhadap diri sendiri ini cukup besar sehingga bisa disebut dengan narsis, bagi orang yang kelewatan memuja dirinya sendiri.  Ciri – ciri psikopat jatuh cinta bisa saja digolongkan dengan jenis cinta ini.

8. Agape

Cinta yang universal adalah yang dilambangkan oleh jenis cinta agape. Pada umumnya agape adalah ekspresi cinta yang diungkapkan kepada Tuhan, alam, orang asing atau mengenai suatu hal yang spiritual, dan merupakan sumber – sumber dari tindakan yang altruistik. Agape tidak tergantung pada keturunan atau keakraban, berkaitan dengan kesehatan mental dan fisik, juga usia yang lebih panjang. Orang yang merasakan jenis cinta agape biasanya lebih mementingkan aspek spiritual dan pemenuhan kepuasan spiritualnya daripada keinginan untuk menjalin cinta yang romantis. (Baca juga: cara mencintai diri sendiri , cara menjadi pribadi yang menyenangkan )

Dewa dan Dewi Cinta Yunani

Apabila berkaitan dengan mitologi Yunani, pasti tidak akan lepas dari cerita – cerita mengenai dewa dan dewi cinta yang ada di dalam mitologi tersebut. Beberapa dewa dan dewi cinta yang dikenal secara luas yaitu:

  • Eros, Dewa Cinta dan Kesuburan

Sejarah panjang mengenai Eros datang sejak Yunani Kuno. Dewa Eros merupakan salah satu dewa yang paling penting pada mitologi Yunani, merupakan salah satu dari tiga penguasa yang menciptakan dunia menurut Theogony karya Hesiod, yang menceritakan asal muasal pada dewa. Eros tidak melahirkan dewa lain, melainkan mendukung dan memfasilitasi kelahiran dan penciptaan.

Euripides membagi Eros menjadi dua kekuatan positif dan negatif, bahwa kekuatan Eros bisa membawa kebahagiaan atau penderitaan. Eros dikisahkan sebagai anak dari Aphrodite dan Ares, atau dalam mitologi Romawi sebagai anak dari Venus dan Mars. Sebagai anak dari Dewi Cinta, Eros adalah dewa cinta, nafsu dan aktivitas seksual.

  • Pothos, Dewa Gairah

Pada mitologi Yunani, Pothos dikenal sebagai dewa yang melambangkan sesuatu yang erotis melebihi yang mampu dibayangkan oleh manusia. Pothos sendiri berarti gairah dan digambarkan oleh seniman kuno sebagai pria tanpa janggut. Pothos adalah anak dari Eros dan Aphrodite, dalam mitologi lain ia diceritakan ingin menjadi salah satu pendamping Venus, akan tetapi tidak dapat mencapai posisi tersebut, maka ia juga dikenal sebagai gairah yang tidak tersampaikan.

  • Imeros, Dewa Gairah Erotis

Imeros adalah perlambangan dari gairah erotis yang intens, atau keinginan dan rasa mendamba yang erotis. Menurut Hesiod, Imeros adalah anak dari Aphrodite dan Mars, yang berarti merupakan saudara dari Eros dan Anteros. Imeros juga sering dikaitkan dengan anugerah dan perenungan yang melahirkan inspirasi. (Baca juga: pengertian LGBT menurut para ahli, ciri – ciri biseksual, cara mengendalikan emosi manusia)

  • Anteros, Dewa Cinta yang Terbalas

Anteros yang merupakan saudara dari Eros adalah dewa cinta yang terbalas, namun ia juga merupakan pejuang dari cinta yang tidak terbalas. Anteros bersama dengan Eros merupakan dewa cinta bersayap yang disebut Erotes, bentuk jamak dari kata Eros yang berarti cinta. Erotes adalah kedua dewa pendamping Aphrodite, dan mereka biasanya dicitrakan sebagai bayi bersayap yang mengikuti Aphrodite, ibunya.

  • Hymenaios, Dewa Pernikahan

Ia merupakan dewa pernikahan dan kehidupan perkawinan. Diceritakan bahwa Hymenaios akan menghadiri semua pernikahan. Jika tidak, pernikahan tersebut akan menjadi suatu kutukan dan tidak diberkahi. Ia juga selalu hadir di hari perkawinan atau pernikahan para dewa. Di kemudian hari, orang Yunani menggunakan kata Hymenaios untuk menggambarkan suatu genre puisi dan lagu yang biasa ditampilkan di pesta – pesta perkawinan.

  • Aphrodite, Dewi Hawa Nafsu dan Kecantikan

Aphrodite adalah dewi kecantikan dan seks, dan terkadang ia menjadi pelindung kehidupan perkawinan. Simbol sucinya adalah merpati putih, sepasang merpati yang menarik kereta dan juga bunga poppy, mawar, myrtle, anemone, dan bunga pomegranate.

Aphrodite adalah ibu dari Eros. Kekuatannya adalah kecantikannya yang luar biasa dan gairah erotis yang sulit ditolak. Dengan demikian, Aphrodite dengan gairahnya yang manis dapat menaklukkan para dewa dan manusia, namun juga sekaligus bisa menjadi sosok yang kejam dan menguasai seluruh dunia. Ia terkenal senang menimbulkan gairah antara dewa – dewa dan wanita manusia, dan juga antara dewi – dewi dengan manusia pria.

Ada banyak klasifikasi mengenai cinta yang dikemukakan berbagai ahli di seluruh dunia, dan salah satunya yang sangat menarik dibahas adalah jenis – jenis cinta yang terdapat dalam mitologi Yunani Kuno. Tentu saja, klasifikasi mengenai cinta ini tidak berupa suatu hal yang baku dan pasti dialami oleh setiap manusia, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk yang kompleks. Banyak hal dan faktor yang akan mempengaruhi perasaan manusia terhadap satu sama lain dan juga terhadap lingkungannya, karena itu hampir mustahil untuk mendapatkan definisi yang persis dan tepat mengenai jenis – jenis cinta yang dirasakan oleh manusia.

You may also like