Gangguan jiwa pada anak seringkali digambarkan sebagai perubahan serius pada cara anak – anak mempelajari segala sesuatu di sekelilingnya, perubahan serius pada perilaku, atau menangani emosi yang dirasakannya, yang akan menyebabkan ketegangan dan masalah untuk melewati satu harinya. Walaupun demikian, gangguan jiwa pada anak merupakan suatu hal yang relatif umum muncul pada sekitar kelompok usia anak yang mana saja. Hampir tidak ada penyebab tunggal pada penyakit jiwa anak, dan mereka bisa menunjukkan gejala yang spesifik tergantung pada usia dan perkembangannya.
Anak – anak dengan masalah gangguan jiwa bisa mengalami jenjang pendidikan yang rendah, lebih beresiko terlibat masalah dengan hukum dan aparat berwenang, dan lebih sulit ditempatkan dalam sistem perlindungan sosial anak daripada anak lain sebayanya. Sekitar seperempat anak dan remaja mengalami beberapa jenis gangguan jiwa pada tahun usia berapa saja, dan sepertiga lagi mengalami gangguan jiwa di satu waktu dalam hidup mereka. Gangguan jiwa pada anak yang paling umum adalah gangguan kecemasan, seperti kecemasan berlebihan atau cemas akan perpisahan
Jenis Gangguan Jiwa Anak
Gangguan jiwa pada anak yang paling umum adalah gangguan kecemasan, seperti kecemasan berlebihan atau cemas akan perpisahan. Beberapa gangguan jiwa yang bisa dialami oleh anak – anak yaitu:
1. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder)
Ketika anak tidak dapat mengatasi ketakutan dan kekhawatiran yangbiasa dirasakan oeh anak – anak kecil, atau ada terlalu banyajk kegelisahan dan ketakutan yang mereka rasakan berkaitan dengan lingkungan hidupnya, anak mungkin saja akan didiagnosa dengan gangguan kecemasan. Anak yang mengalami gangguan kecemasan akan merespon pada berbagai hal atau situasi dengan ketakutan dan paranoia, dan juga menunjukkan gejala fisik dari anxiety seperti kegelisahan, detak jantung cepat dan berkeringat banyak.
2. Attention Deficit atau Hiperactivity Disorder (ADHD)
Pada anak dengan ADHD, anak biasanya mengalami kesulitan untuk memfokuskan diri ke sesuatu hal dan sulit berkonsentrasi, mengontrol perilaku impulsif seperti bertindak tanpa memikirkan hasilnya, aatau menjadi sangat aktif yang berlebihan. Anak yang mengalami gangguan ini biasanya menjadi lebih pelupa daripada anak seusianya dan sangat aktif bahkan menjurus ke hiperaktif.
Walaupun pengobatan untuk ADHD tidak ada, namun gangguan ini bisa diatur dan beberapa gejala bisa membaik seiring dengan pertambahan usia anak. Untuk beberapa kasus yang berat, digunakan obat – obatan untuk menekan gejala yang timbul. Ketahuilah juga gejala ADHD pada bayi dan juga penyebab retardasi mental pada anak dan dewasa.
3. Depresi
Sesekali merasa sedih atau tidak punya harapan adalah bagian dari kehidupan setiap anak. Akan teatapi, beberapa anak akan merasakan lebih sedih dan tidak tertarik kepada hal – hal yang biasanya mereka nkmati, atau merasa tidak punya harapan dan tidak bisa dibantu pada tiap situasi yang sebenarnya bisa mereka tangani sendiri. Ketika perasaan sedih dan putus asa pada anak terus berlanjut, mereka mungkin akan didiagnosa menderita depresi. Pada tingkat yang paling ekstrim, bisa saja anak akan mulai memikirkan bunuh diri atau merencanakan untuk bunuh diri.
4. Gangguan Pasca Trauma
Semua anak mungkin saja mengalami peristiwa yang sangat membuat stres dan penuh ketegangan yang akan mempengaruhi cara mereka berpikir dan merasa. Namun seiring waktu, biasanya anak – anak akan pulih dengan cepat dan baik. Walaupun demikian, ada beberapa anak yang akan mengalami stres berat, yang pengaruhnya bisa berlangsung dalam waktu yang lama. Misalnya, selalu teringat pada peristiwa tersebut, mengalami mimpi buruk, mudah gelisah ketika memorinya terpicu, kurang emosi positif, selalu meras sedih dan ketakutan, dan lain – lain.
5. Kelainan Obsesif-Kompulsif (OCD)
Kebanyakan anak memiliki pikiran yang mengganggu mereka dan mungkin merasa harus melakukan sesuatu mengenai hal tersebut, wlaupun tindakan mereka tidak masuk akal sekalipun. Contohnya, takut akan nasib sial jika tidak memakai pakaian favoritnya atau harus menyusun benda – benda miliknya dalam urutan tertentu yang baku dan tidak bola berpindah sedikitpun. Bagi beberapa anak, pikiran – pikiran tersebut akam memicu mereka untuk melakukan tindakan tertentu untuk menenangkan pikirannya.
Anak mungkin mengalami kelainan obsesif kompulsif atau OCD ketika muncul pikiran yang tidak diinginkan dan berperilaku tertentu sebagai respon akan pikiran tersebut terjadi dalam waktu yang sering dan teratur, mengambil banyak waktu, mempengaruhi aktivitas mereka, atau membuat mereka sangat kesal . Pikiran tersebut adalah obsesi, dan perilakunya disebut kompulsif.
6. Sindrom Tic atau Sindrom Tourette
Sindrom ini menyebabkan orang memiliki apa yang disebut ‘tic’ yaitu gerakan atau kedutan yang tiba – tiba, atau suara yang diulang – ulang. Anak yang mengalami sindrom ini tidak dapat menghentikan tubuhnya melakukan hal – hal tersebut. Contohnya, anak bisa saja berkedip – kedip terus tanpa dapat berhenti, atau membuat suara – suara tertentu diluar kehendaknya.
Menderita sindrom ini sedikit banyak seperti mengalami cegukan, walaupun tidak ingin mengalaminya namun tubuh tetap saja mengeluarkan cegukan tersebut. Adakalanya ‘tic’ bisa dihentikan sementara, namun perlu usaha yang sangat keras dan lebih sering gagal.
7. Kelainan Afektif (Gangguan Mood) Bipolar Disorder
Gangguan jiwa pada anak ini berupa perasaan kesedihan yang terus menerus dan juga perubahan mood yang cepat. Bipolar merupakan perubahab suasana hati yang ekstrem dari depresi ke mania, dikenal juga dengan nama manic depressive disorder. Kelainan Bipolar sangat serius dan dapat menyebabkan perilaku beresiko bahkan kecenderungan bunuh diri.
8. Gangguan Makan (Eating Disorder)
Yang termasuk ke dalam gangguan makan ini adalah anorexia nervosa dan bulimia nervosa. Keduanya merupakan kelainan gangguan makan yang serius dan dapat mengancam jiwa atau beresiko kematian. Anak – anak bisa kehilangan fokus terhadap hal lain karena terlalu memikirkan persoalan berat badannya.
9. Schizophrenia
Merupakan gangguan jiwa anak yang kronis, menyebabkan anak kehilangan kemampuan untuk membedakan kondisi yang berada pada kenyataan atau juga untuk memahami kenyataan. Ciri – ciri skizofrenia paling sering didapati atau muncul pada usia anak remaja 17-20 tahunan.
10. Gangguan Spektrum Autisme
Yaitu gangguan perkembangan serius yang terjadi pada anak usia dini. Biasanya gangguan autisme pada anak muncul sebelum anak berusia tiga tahun. Gejalanya bisa bervariasi dan tidak sama antara satu anak dengan lainnya, namun semuanya turut mempengaruhi kemampuan anak untuk berkomunikasi dengan orang lain. Biasanya dilakukan terapi anak autis untuk mengatasi gejalanya. Termasuk ke dalam spektrum ini adalah sindrom asperger pada anak.
11. Sindrom Stockholm
Merupakan salah satu gangguan jiwa yang disebabkan karena anak mengalami distorsi, disorientasi dan juga dislokasi. Sindrom ini biasanya muncul ketika anak mengalami penculikan. Anak yang mengalami sindrom ini justru akan menimbulkan perasaan kasih sayang kepada penculiknya.
12. Sindrom Pica
Sindrom ini gejalanya berupa seorang anak yang selalu mempunyai dorongan untuk memakan sesuatu yang tidak seharusnya dimakan. Misalnya, kertas, tanah, dan barang lainnya. Anak yang mengalami sindrom ini juga lebih senang mengonsumsi makanan mentah, sayangnya belum ada tes medis yang dilakukan untuk menguatkan pernyataan ini.
13. Kleptomania
Macam – macam gangguan jiwa lainnya adalah kleptomania, yaitu ketika penderitanya tidak bisa mengendalikan diri untuk tidak mengambil barang orang lain. Kleptomania merupakan gangguan kendali diri yang impulsif, kebanyakan diderita oleh anak perempuan dan pada usia remaja.
14. Oppositional Defiant Disorder (ODD)
Ketika anak bertingkah laku sedemikian rupa sehingga menyebabkan masalah serius dirumah, sekolah atau dalam pergaulannya merupakan karakteristik gangguan jiwa ODD. ODD biasanya tampak sebelum anak berusia 8 tahun, namun tidak lebih dari 12 tahun. Anak dengan ODD biasanya berperilaku berlawanan atau menyimpang di sekitar orang – orang yang mereka kenal baik, seperti keluarga atau guru.
15. Conduct Disorder
Gangguan mental pada anak ini didiagnosa apabila anak menunjukkan kecenderungan dan pembentukan pola untuk bersikap agresif dan melakukan sejumlah pelanggaran peraturan serta norma sosial di rumah, sekolah dan lingkungan pergaulan. Mereka biasanya akan melanggar hukum dan berakhir dengan ditahan polisi. Anak dengan CD bisa lebih beresiko mengalami cedera dan juga mengalami kesulitan bergaul akur dengan temannya, gangguan CD bisa menjadi penyebab kenakalan anak.
Menjaga Mental Anak
Menjadi sehat jasmani dan rohani adalah penting untuk semua anak dan khususnya sangat penting untuk anak dengan masalah perilaku. Sebagai tambahan dari pengobatan dan terapi perilaku yang sedang dijalani, mempraktekkan gaya hidup sehat tertentu bisa jadi mengurangi tantangan untuk mengatasi perilaku menyimpang anak.
- Mendorong anak untuk aktif pada aktivitas yang melibatkan fisik seperti olahraga untuk menghindari penyebab lemah mental pada anak.
- Memasukkan menu sehat ke dalam asupan harian anak seperti mengonsumsi banyak buah dan sayur, kacang – kacangan, gandum, sumber protein dan karbohidrat.
- Memastikan anak mendapatkan jam tidur yang cukup sesuai dengan usianya setiap malam.
- Menjaga ikatan dengan anggota keluarga lain.
- Mencari cara menghilangkan trauma masa lalu yang mungkin dialami anak.
Mencegah Gangguan Jiwa Pada Anak
Tidak diketahui secara tepat mengapa beberapa anak mengembangkan perilaku kelainan yang mengganggu karena terlalu banyak faktor yang terlibat. Termasuk faktor biologi dan faktor sosial yang ada pada kehidupan anak. Bisa saja karena dampak psikologis kekerasan pada anak, atau dampak kekerasan pada anak, macam kekerasan pada anak, atau pola pengasuhan yang tidak konsisten, ataupun karena orang tua yang juga menderita kelainan atau gangguan mental. Untuk mencegah gangguan jiwa pada anak, kuncinya tentu ada pada orang tua yang perlu menerapkan pola pengasuhan sebaik – baiknya dan menjaga lingkungan anak tetap berada pada situasi yang kondusif yang dapat menjadi pencegah kenakalan anak.
Sebagian besar dari jenis gangguan jiwa ini juga terlihat dan didiagnosa pada orang dewasa. Akan tetapi penanganan untuk gangguan jiwa pada anak tentunya tidak akan sama dengan orang dewasa, karena anak – anak memerlukan trik khusus untuk bisa mendapatkan perhatian mereka. Jika beberapa gejala tidak wajar sudah terlihat pada perilaku anak, sebaiknya langsung bawa anak untuk berkonsultasi dan mencari bantuan kepada psikolog.