Psikologi merupakan disiplin ilmu yang mendalami masalah-masalah yang berhubungan dengan kejiwaan seseorang yang tergambar dalam perilaku manusia. Objek dari psikologi adalah jiwa manusia yang bersifat abstrak dan tidak konkrit.
Ilmu ini menekankan pada gejala-gejala yang berkenaan dengan jiwa dan perilaku manusia. Ilmu psikologi ini dapat digunakan sebagai acuan untuk meneliti dan menganalisa keberagaman yang terjadi di masyarakat termasuk pada masyarakat muslim. Hal yang dikaji dalam studi islam adalah dengan menggunakan pendekatan psikologi antara agama dan jiwa manusia serta gejala jiwa manusia dengan tingkah laku di dalam hubungan agama islam.
Seperti kita ketahui, agama jiwa manusia dipengaruhi pula dengan agama yang dianutnya sehingga hanya dengan melihat tingkah lakunya dengan pendekatan psikologi dapat mencerminkan gambaran mengenai agamanya. Nah, psikologi agama ini dapat didefinisikan sebagai studi ilmu yang menekankan pembahasan hubungan jiwa manusia dengan agama. Selain psikologi perkembangan, psikologi olahraga, psikologi sosial, psikologi faal, psikologi forensik, psikologi industri dan organisasi, psikologi pendidikan, psikologi eksperimen dan psikologi yang lain. Berikut adalah pembahasan psikologi agama serta contoh pendekatan psikologi dengan studi islam.
Pengertian Psikologi Agama
Psikologi merupakan kata dari bahasa Yunani “psyche” yang berarti jiwa dan “logos” yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa psikologi berarti “ilmu jiwa” baik itu tentang gejala, proses maupun latar belakang dan hasilnya. Banyak sekali hal yang mempengaruhi kejiwaan manusia terutama adalah agama. Mayoritas manusia sudah tentu menganut agama tertentu sebagai kebutuha rohaninya. Pengaruh agama terhadap kejiwaan manusia inilah yang mendorong lahirnya psikologi agama.
Psikologi agama merupakan kajian ilmu tentang kehidupan beragama serta menganalisa pengaruh agama dalam menentukan sikap dan tingkah laku manusia. Dalam disiplin ilmu ini, juga mmepelajari kejiwaan manusia dan latar belakang pengaruh keyakinan terhadap agama.
Agama dari segi psikologi tidak dilihat dari aspek normatifitas atau benar tidaknya suatu agama, namun hanya terbatas pada lingkup pengaruh agama terhadap kejiwaan para penganutnya. Kejiwaan manusia yang ditinjau dari aspek agama hanya dapat dilihat dari sikap, tindakan, cara berfikir, cara merasa serta emosi yang ditimbulkan.
Atau dengan kata lain, psikologi agama hanya mengkaji sikap batin seseorang serta penghayatan batinnya yang menimbulkan perasaan tenang, damai, tenteram, pasrah dan sikap lainnya yang ditunjukkan melaui tingakh laku manusia. Yang peru ditekankan disini adalah pendekatan psikologis adalah pendekatan yang hanya sebatas menelaah jiwa manusia. Jadi, ketika studi islam dikaji melalui pendekatan psikologis. Maka objek utamanya hany jiwa manusia yang berkaitan dengan agama. Studi islam tersenut selamu menggunakan teori-teori psikologi dalam mengkaji perilaku umat Islam.
Pendekatan Psikologi Dalam Studi Islam
Yang ditekankan dalam pendekatan melalui studi Islam ini bahwa objek utamanya adalah jiwa manusia yang berhubungan dengan agama baik dari pengaruh maupun akibat yang ditimbulkannya. Psikologi agama memiliki beberapa pendekatan psikologi antara lain :
- Pendekatan struktural
Pendekatan ini adalah pendekatan yang digunakan oleh Wihelm Wundth dimana tujuan dari pendekatan struktural yaitu untuk mengetahui dan memahami pengalaman seseorang menurut tingkatan, janis atau kategori tertentu. Struktur yang digunakan oleh pengalaman tersebut merupakan teknik pengalaman dan intropeksi.
- Pendekatan fungsional
Sedangkan pendekatan fungsional digunakan pertama kali oleh William James pada tahun 1910 M yaitu seorang penemu ruang laboratorium psikologi pertama di Universitas Harvard, Amerika. Pendekatan fungsional berfungsi untuk mengetahui dan memahami peran agama dalam mempengaruhi tingkah laku seseorang di dalam kehidupannya.
- Pendekatan Psiko-Analisis
Pendekatan psiko-analisis digunakan pertama kali oleh Sigmung Fred pada tahun antara 1859-1939 M untuk menerangkan secara rinci mengenai peran agama dalam mempengaruhi kepribadian seseorang serta hubungan agama dengan segala macam, bentuk penyakit jiwa manusia.
Dari sini, kita dapat menyimpulkan bahwa pendekakatan psikologi agama sangat berkaitan erat dengan metode-metode psikologi umum yang diciptakan dan dikembangkan oleh para ilmuwan di Eropa. Pendekatan-pendekatan umum ini juga yang digunakan oleh studi Islam walaupun yang membedakan hanya beberapa aturan dasar dan ruang lingkupnya menajdi lebih sempit.
Psikologi dalam Islam sendiri sebenarnya belum mencipatakn teori-teori khusus yang digunakan untuk melakukan pendekatan psikologi dari studi islam, namun hal ini bukanlah sesuatu yang tidak benar sebab tidak bertentangan dengan metode Islam yang telah diajarkan.
Contoh Pendekatan Studi Islam oleh Ilmu Psikologi
Seperti yang sudah kita bahas di atas bahwa pendekatan psikologi dalam studi Islam hanya fokus terhadap kejiwaan manusia. Oleh karena itu psikologi dalm studi Islam hanya mencari masalah perilaku dan kejiwaan manusia yang berkaitan dengan agama Islam. Berikut adalah beberapa contoh pendekatan psikologis dalam studi Islam, sebagai berikut :
1. Kondisi Spiritual
Masalah yang pertama adalah masalah perasaan seseorang. Seorang ahli tasawwuf merasakan bahwa Allah selalu dekat dengannya setiap hari. Ia merasakan kehadiran Allah di dalam hatinya. Oleh sebab itu untuk merasakan bahwa Allah selalu dekat dengannya, ia selalu melakukan dzikir setiap saat secara sadar.
Ia tak pernah membiarkan lisannya diam tanpa berdzikir kepada Allah sehingga yang ia dapatkan adalah ketentraman jiwa dan ketenangan hati sebagai seorang hamba Allah. Masalah yang difokuskan dalam studi islam dalam kasus ini adalah perasaan manusia yakni dekat dengan Allah dan proses munculnya perasaan tersebut hingga mempengaruhi perilakunya (melakukan dzikir).
2. Kebutuhan Kepuasan Manusia
Masalah selanjutnya yang dapat dikaji oleh pendekatan psikologi dalam studi Islam adalah perihal kepuasan seorang manusia dengan kehidupan yang dijalaninya. Dalam suatu masyarakat, kepuasan ini dapat dibedakan menjadi 2 kasus yaitu seorang hamba yang memiliki ekonomi sederhana namun ibadahnya lebih tingg. Ia suka menolong kepada sesama yang membutuhkan, ia tak pernah melewatkan sholat satu kali pun.
Sedangkan seorang hamba yang memiliki ekonomi cukup bahkan berlebih namun tingkat ibadahnya rendah. Ia tidak peduli dengan sesama dan jarang melakukan sholat, akibatnya ia selalu merasa bahwa kekayaan yang dimilikinya tak pernah ckup. Fokus pendekatan psikologi dalam kasus ini adalah mencari pengaruh tingkat ibadah seseorang antara ekonomi rendah dan tinggi terhadap rasa puas yang dimiliki di dlaam kehidupannya.
3. Penerapan Agama dalam Sehari-hari
Masalah selanjutnya adalah bagaimana pengaruh agama yang dibawa terhadap perilaku manusia sehari-harinya. Seseorang yang sudah terbiasa membaca Al-Qur’an dan berdoa akan berbeda dengn seorang hamba yang angkuh dan tidak mau berdoa.
4. Rasa Menghormati
Begitu pula ketika seseorang memasuki tempat ibadanya harus tetap menujukkan rasa hormat kepada penganut agama lain. Seperti kita keahui bahwa rumah ibadah merupakan rumah yang senantiasa memberikan pengalaman batin sehingga dapat menimbulkan perilaku sesuai dengan keyakinan yang mereka yakini. Untuk itu sikap saling hormat-menghormati antar umat beragama harus kita galakkan melalui pendekatan psikologi.
5. Tingkah Laku
Pendekatan psikologi dalam studi Islam juga dapat digunakan untuk menelaah masalah tingkah laku seorang muslim ketika berjumpa dengan umat muslim lainnya. Ditambah dengan bagaimana sikapnya dalam menghormati kedua orang tuanya, rela berkorban untuk sesamanya dan memperjuangkan kebenaran.
6. Ketuhanan
Gejala berikutnya yang dapat dikaji melalui pendekatan psikologi dalam studi Islam adalah banyak muslim yang tiba-tiba keluar dari jalur agama. Seperti ketika seseorang yang taan dan ahli ibadah malah berubah menjadi orang yang lalai dan meninggalkan perintah Allah.
Masalah berikutnya adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi seseorang untuk keluar dari agama Islam atau murtad. Faktor-fakor ini bisa ditemukan melalui pendekatan psikologi dalam studi Islam. Sebab menurut psikologi agama, seseorang yang murtad terhadap agamanya bisa disebabkan oleh dua hal yaitu faktor intern atau yang berasal dari dalam dirinya sendiri dan faktor ekstern yang berasal dari pengaruh luar atau pengaruh lingkungan tempat dia tinggal.
7. Lingkungan Sekitar
Kajian berikutnya yang dapat dianalisa menggunakan pendekatan psikologi dalam studi Islam adalah pengrauh dari sosok anggota keluarga dalam hal ini adlaah ayah terhadap perilaku dan sikapnya kepada agama. Keyakinan dan ketaatan yang dimiliki soerang anak bisa bergantung dari orang tuanya.
Seorang anak dari bapak yang suka mabuk dan berperilaku kasar terhadapnya akan mempengaruhi sikap sang anak terhadap agama yang dianutnya. Sedangkan seorang anak yang dididik oleh seorang bapa yang ahli ibadah dan memperlakukan anaknya dengan lemah lembut juga akaan mempengaruhi sikap anak terhadap agamanya.
8. Teman Bermain
Gejala berikutnya yang dapat dikaji dengan psikologi studi Islam adalah pengaruh komunitas terhadap hal-hal yang berbau mistik berkaitan dengan kehidupan beragama. Dimana kebanyakan masyarakat Indonesia melakukan penghayatan agama dengan mengadakan ritual-ritual alamiah dibanding dengan penalaran konsep agama di dalam urusan dunia.
9. Keberadaan Pemuka Agama
Kemudian gejala terakhir yang dapat dikaji oleh pendekatan psikologi dalam studi Islam adalah bagaimana pengaruh seorang penceramah, ustadz atau seorang ulama dalam mengajak jamaah atau pengikutnya untuk melakukan seperti yang mereka arahkan. Jika para jamaah terpengaruh maka hal ini juga yang akan mempengaruhi perilakunya terhadap agama yang dianutnya.
Demikian contoh pendekatan psikologi dengan studi islam. Semoga bermanfaat.