Bisa dibayangkan memiliki teman, atasan, kerabat, keluarga atau pasangan yang perfeksionis dalam hal apapun sungguh terkesan menjengkelkan. Namun, dalam banyak hal memang orang perfeksionis menuntut segala hal sempurna dan memuaskan, entah itu dengan cara apapun. Namun, terkadang tanpa sadar banyak orang di sekelilingnya menjadi kesal bahkan jengkel. Berikut fakta tentang Perfeksionis dalam diri seseorang.
Tidak banyak orang yang bisa masuk atau berinteraksi dengan orang tipekal ini. Jika perfeksionis hanya dipakai dalam hal tertentu itu masih normal, namun yang patut di waspadai apabila menemukan perfeksionis yang berlebihan bahkan membuat kerugian bagi orang lain. Nah, berikut ini pahami alasan mengapa perfeksionis bagian dari gangguan obsesif kompulsif seperti penjelasan di bawah ini:
1. Bekerja Terlalu Berlebihan
Salah satu penyebab atau alasan mengapa perfeksionis menjadi kategori obsesif karena dalam dirinya terlalu melakukan hal yang terlalu berlebihan. Seperti bekerja di luar batas kewajaran sampai rela mengorbankan waktu luangnya sendiri. Hal ini mengapa orang yang perfeksionis cenderung mudah mengalami stress dan depresi. Contoh fakta dibalik orang yang Sarkastis menurut psikologi.
Baca juga :
- Cara mengatasi gangguan obsesif komplusif
- Gangguan obsesif komplusif
- Alasan tidak boleh mengabaikan gangguan mental
- Jenis emosi yang mengakibatkan gangguan mental
- Sindrom asperger
2. Terlalu Banyak Tuntutan
Berikutnya alasan mengapa perfeksionis bagian dari gangguan obsesif kompulsif yaitu terlalu banyak menuntut. Umumnya tipekal perfeksionis menyukai hal yang berbau tuntunan, entah itu masalah pekerjaan, kebutuhan dan sebagainya. Ia merasa tuntutan hal yang biasa, karena itu apabila tuntunan tersebut bisa merugikan orang lain maka itu bukan suatu yang wajar secara psikologi.
3. Ingin Hasil Yang Beda Dari Yang Lain
Tipekal perfeksionis juga menyukai hal yang berbeda dari yang lain, ia menuntut suatu hasil dan kerja yang beda. Ia beranggapan bahwa dirinya yang mampu untuk melakukan suatu hal lebih baik daripada orang lain. Ia tidak peduli bagaimana caranya asalkan tujuan dan hasil yang diinginkan bisa tercapai sesuai dengan kemauan dirinya. Banyak tipekal orang seperti ini, namun justru banyak orang juga yang menjauh karena merasa tertekan akan pola dan sikapnya. Ini dia perbedaan takut dan cemas dalam Psikologi yang wajib diketahui.
4. Memaksakan Kehendak Berlebihan
Alasan mengapa perfeksionis bagian dari gangguan obsesif kompulsif sering memaksakan kehendak kepada orang lain. Atasan dengan tipekal seperti ini sangat banyak, otomatis sebagai bawahan hanya bisa tunduk dan patuh. Kebiasaan menekan dan memaksa kehendak kepada orang lain dalam banyak hal tentu itu berlebihan, karena itu tipekal seperti ini jika sangat serius maka ia dapat melakukan apa saja demi tujuan tercapai bahkan sampai mengorbankan orang lain sekalipun.
Baca juga :
- Gangguan hipokondria
- Bahaya gangguan mental
- Gejala gangguan stres pascatrauma
- Gangguan spektrum autisme
- Jenis gangguan kognitif pada anak
5. Overacting
Satu lagi tipekal prefeksionis sebisa mungkin ia akan melakukan apapun secara overacting. Tidak peduli kondisi, situasi dan segalanya, ia menganggap dirinya perlu melakukan itu. Jika kehendak dan sikap berlebihan seperti ini sudah dianggap tidak layak, maka hal tersebut harus dilakukan evaluasi mental. Karena orang lain menghadapi tipekal prefeksionis yang overacting tentu akan takut bahkan mundur. Kenali fungsi sifat manusia dalam Psikologi berdasarkan kepribadian.
6. Segalanya Harus Sesuai Dengan Keinginan
Satu lagi efek buruk sisi tipekal perfeksionis adalah segalanya akan terkesan memaksa sesuai dengan keinginannya. Jika tidak maka ia akan marah atau meledak – ledak, apalagi hasil yang diinginkan tidak sesuai. Seringnya berhadapan dengan tipekal ini orang akan merasa tertekan bahkan ikut menjadi depresi. Hal itulah yang harus diwaspadai karena sikap ini ibarat tiak terlihat namun terkesan membahayakan orang lain di sekitarnya.
Demikianlah beberapa contoh dan alasan mengapa perfeksionis bagian dari gangguan obsesif kompulsif. Semoga bisa dijadikan sebagai wawasan dan pengenalan terhadap dampak buruk dari sikap berlebihan.