Home » Ilmu Psikologi » 7 Perbedaan Takut dan Cemas dalam Psikologi

7 Perbedaan Takut dan Cemas dalam Psikologi

by Arby Suharyanto

Dalam keseharian, kata cemas dan takut ialah dua kata yang tidak asing lagi di telinga kita, tentu sobat juga sering mendengarnya bukan? banyak orang yang menyamakan mengenai kedua hal tersebut, yakni cemas ialah sama dengan takut sebab dianggap sama sama sebuah sikap khawatir atau tekanan akibat sesuatu hal, Nah sobat, emnurut ilmu psikologi, cemas dan takut ternyata memiliki perbedaan yang besar, yuk simak selengkapnya dalam artikel berikut, Perbedaan Takut dan Cemas dalam Psikologi.

1. Dari Sisi Fisiologi dan Patologi

dr Danardi Sosrosumihardjo, SpKJ(K), Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) menjelaskan bahwa secara prinsip pun takut dalam psikologi dan cemas dalam psikologi berbeda. Takut dalam psikologi dikategorikan sebagai fisiologi sementara cemas dalam psikologi termasuk patologi. (Baca juga mengenai dampak psikologis dari penderita kanker)

  • “Ibaratnya ialah, kalau bencana belum terjadi kita sudah khawatir itu namanya anxiety (cemas dalam psikologi), sementara kalau fear (takut dalam psikologi) itu bencana atau bahayanya sudah ada di depan mata,”.
  • “Misalnya khawatir soal masa depan, nilai ujian itu masuknya cemas dalam psikologi. Tapi kalau di depan kita ada singa yang mengaum atau perampok bawa golok, itu namanya takut dalam psikologi,”. (Baca juga mengenai dampak psikologis dari mengkonsumsi narkoba
  • Contoh lainnya adalah ketika seorang ibu sedang menunggu anaknya yang belum pulang hingga malam hari. Kondisi ini tergolong cemas dalam psikologi karena belum tentu anak mendapat bahaya.

2. Dari Sisi Perasaan Manusia

Dijelaskan dr Danardi, cemas dalam psikologi dan takut dalam psikologi merupakan perasaan yang normal dialami manusia. Sangat normal jika seseorang mengalami takut dalam psikologi dan cemas dalam psikologi dalam kesehariannya. (Baca juga mengenai makna warna hitam dalam simbolisme psikologis)

Yang menjadi masalah adalah ketika rasa takut dalam psikologi dan cemas dalam psikologi tersebut berlebihan. Tanpa sebab yang jelas, seseorang merasa takut dalam psikologi dan cemas dalam psikologi dalam kondisi lama dan tidak hilang.

“Gangguan itu terjadi ketika coping mechanism manusia sudah tidak mampu menangani rasa cemas dalam psikologinya. Jadi ada kesalahan dalam otak yang membuat mengira ada bahaya meskipun tidak ada,”. (Baca juga mengenai dampak psikologis dari gegar otak)

3. Menurut Ahli Psikologi

Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, dr. Danardi Sosrosumihardji, SpKJ(K) menjelaskan bahwa cemas dalam psikologi tergolong dalam patologi, sementara takut dalam psikologi termasuk fisiologi sementara.

  • “Kalau cemas dalam psikologi itu khawatir yang berlebihan, padahal sesuatu yang dikhawatirkan belum tentu terjadi. Jadi belum terjadi sudah ada gejala jantung berdebar, keringat dingin, bahkan sampai sakit kepala,”. (Baca juga mengenai mkana hujan dalam psikologi)

Sedangkan ketakut dalam psikologian, lanjut Danardi, terjadi ketika seseorang sedang menghadapi suatu kondisi yang membuatnya menderita. Ia mencontohkan, jika seseorang sedang berhadapan dengan perampok, gejala fisiologi pada tubuhnya merupakan ketakutan dalam psikologi.

  • “Misalnya ada harimau mengaum didepannya, rasa lemas dan gejala keringat dingin seperti ingin menyelamatkan diri menandakan bahwa ia ketakut dalam psikologian,”.

Menurutnya, baik cemas dalam psikologi atau takut dalam psikologi merupakan kondisi normal yang dialami seseorang sehari-hari. Namun yang patut dikhawatirkan ketika seseorang mengalami rasa cemas dalam psikologi dan takut dalam psikologi secara berlebihan tanpa sebab yang jelas dan berulang.

  • “Kalau yang sudah tergolong ‘gangguan’ biasanya ketika seseorang sudah tidak mampu menangani rasa cemas dalam psikologinya. Di kondisi seperti ini sebaiknya Ia mengonsultasikannya ke psikiater,”.
  • “Cemas dalam psikologi itu sebenarnya ketakut dalam psikologian dengan sesuatu yang tidak jelas, sedangkan takut dalam psikologi memiliki sumber ketakut dalam psikologian yang jelas ada di depan mata,”.

4. Dari Sisi Objek

Dalam banyak literatur, kecemasan dalam psikologi lebih bersifat irasional karena tidak memiliki alasan ataupun objek ketakutan dalam psikologi yang jelas, seperti mengawang-awang ataupun belum pasti keberadaannya. Sedangkan takut dalam psikologi bersifat lebih rasional karena memiliki objek yang nyata.

Kecemasan dalam psikologi ataupun ketakutan dalam psikologi sebenarnya adalah hal yang lumrah dan manusiawi, namun akan menjadi berbahaya bila kecemas dalam psikologian tersebut tak dapat ditangani secara baik. Dengan kecemasan dalam psikologi yang di luar kendali seperti depresi, dapat mengganggu fisik hingga fungsi saraf otonom.

5. Dari Sisi Hubungan dengan Fisiologis Tubuh dan Otak

Dalam banyak kasus, kecemasan dalam psikologi yang berlebihan sanggup membuat kerja lambung, paru-paru, dan jantung menjadi tidak normal. Sehingga, seringkali penderita dengan kecemasan dalam psikologi yang tinggi merasa seolah-olah akan mati karena dada sesak atau perut sakit, namun hasil laboratorium menyatakan semua organ berfungsi baik. Kejadian ini disebut serangan panik, saat sang penderita mengalami ‘serangan’ padahal kondisinya baik-baik saja, atau tidak ada yang menyebabkan kecemasan dalam psikologi.

6. Dari Sisi Penyebab

Penyebab kecemasan dalam psikologi sendiri tidak dapat ditentukan secara pasti. Menurut Danardi, bila dirunut dan dijabarkan berdasarkan buku kesehatan jiwa pegangan para psikiater, gejala kecemas dalam psikologian dan gangguan kejiwaan dapat mencapai 280 jenis.  Namun, secara garis besar, penyebab kecemas dalam psikologian atau anxiety dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu secara biologis, psiko-edukasi, dan sosio kultural.

  • Secara biologis, pengaruh hormon dapat mempengaruhi kejiwaan seseorang seperti ketika wanita mendapatkan menstruasi lalu menjadi sensitif dan moody.
  • Kejadian yang menyebabkan trauma termasuk salah satu contoh dari golongan psiko-edukasi.
  • Lalu sosio-kultural pada umumnya datang dari adat, pandangan budaya, ataupun agama yang bertentangan dengan kondisi seseorang.  “Orang yang memiliki karakter perfeksionis rentan mengalami kecemas dalam psikologian karena orang jenis ini selalu tegang setiap saat,”.

7. Dari Sisi Terapi Kesembuhan

Takut dalam psikologi maupun cemas dalam psikologi keduanya memiliki penyebab yang sama. Bisa diakibatkan oleh faktor trauma, tekanan, gangguan hormonal hingga penyakit otak. “Tapi keduanya bisa sembuh, asalkan dilakukan penanganan yang benar.

Jika perlu lakukan terapi dengan psikolog atau psikiater agar mendapat pengobatan yang tepat,”. Terapi lain yang dianjurkan adalah lakukan sosialisasi dengan teman sebanyak-banyaknya. Agar perasaan takut dalam psikologi dan cemas dalam psikologi tersebut dapat berkurang.

Demikian yang dapat penulis sampaikan,sudah jelas ya sobat, perbedaan antara takut dan cemas? semoga menjadi wawasan yang bekrualitas dan bermanfaat untuk sobat pembaca semua, sampai jumpa di artikel berikutnya ya sobat, Terima kasih.

You may also like