Gangguan jiwa adalah suatu perubahan yang terjadi pada jiwa dan menyebabkan terganggunya fungsi jiwa serta menimbulkan penderitaan pada penderitanya. Gangguan jiwa akan menjadi penyebab terhambatnya kehidupan sosial sang penderita dan merupakan suatu kondisi kesehatan yang tidak beres berupa manifestasi perilaku psikologis atau terkait dengan penderitaan yang dialami seseorang dan disebabkan oleh gangguan secara biologis, sosial, psikologis, genetika, fisik atau kimiawi. Gangguan jiwa merupakan suatu situasi yang tidak beres berupa penyimpangan dari konsep norma yang berlaku.
Setiap ketidak beresan tersebut memiliki tanda dan gejala tersendiri yang khas dan merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama yang terdapat di negara maju, negara modern dan dalam sistem industri. Walaupun gangguan jiwa ini tidak menyebabkan kematian secara langsung seperti banyak penyakit fisik lainnya, namun tingkat keparahan gangguan ini turut mempengaruhi kehidupan bermasyarakat. Gangguan mental ini atau juga dikenal sebagai psikosis dapat terbagi menjadi dua macam yaitu psikosis dan non psikosis. Golongan psikosis memiliki dua gejala utama berupa tidak adanya pemahaman diri dan ketidak mampuan menilai kenyataan.
Gangguan Jiwa Psikosis Fungsional
Gangguan psikotik dibagi lagi menjadi psikosis organik atau gangguan mental organik dan psikosis fungsional. Psikosis organik adalah gangguan mental yang terkait dengan disfungsi otak secara sementara atau permanen. Psikosa fungsional atau gangguan jiwa fungsional merupakan gangguan jiwa yang penyebabnya bukan berasal dari faktor – faktor non organik, tanpa kerusakan struktural ataupun adanya kondisi biologis yang dapat diketahui menjadi penyebab kondisi mental yang buruk. Merupakan penyakit mental yang parah, berat dan ada kesalahan dalam penyesuaian fungsional seseorang sehingga ia mengalami pemecahan kepribadian dan maladjusment secara sosial yang berat, tidak mampu berhubungan dengan dunia luar, terputus dengan kenyataan hidupnya sendiri, dan tidak mampu untuk berfungsi secara sosial. Gangguan jiwa fungsional disebabkan oleh :
- Pembawaan yang diwariskan secara mental dan jasmani berasal dari orang tua atau salah satu generasi sebelumnya di keluarga yang juga mengalami gangguan jiwa fungsional.
- Adanya pengembangan kebiasaan mental yang buruk, juga pengembangan pola kebiasaan yang salah sejak masa kanak – kanak.
Gejala Psikosis Fungsional
Gangguan jiwa fungsional disebabkan oleh fungsi sistem transmisi penghantar sinyal pada sel – sel saraf otak. Beberapa gejala utamanya berupa gangguan mood pada anak yang dapat menyebabkab rasa iri hati .
- Tidak adanya kesadaran pada kenyataan, apalagi untuk menyadari gejala – gejala dari penyakitnya sendiri. Dengan kata lain, penderita psikosis fungsional mengalami putus hubungan dengan dunia nyata.
- Mengalami maladjusment berat, juga disorganisasi dan tidak dapat menyesuaikan fungsi – fungsi kewajibannya, dan juga fungsi inteligensi juga perasaan dan kemauan sendiri.
- Mengalami pemecahan kepribadian serta disorientasi terhadap lingkungan. Mengalami gangguan efektif yang parah sebagai reaksi terhadap tekanan batin serta tekanan sosial.
- Salah dalam cara menilai dunia luar dan selalu melakukan introspeksi secara mendalam dan berlebihan sehingga menjadi terlalu keras terhadap dirinya sendiri.
- Mengalami kekalutan mental yang progresif dan terpecah secara pribadi.
- Tidak dapat menemukan respons yang tepat terhadap lingkungan sekitar dan bertindak kegilaan, maniak, atau eksentrik. Contohnya selalu tertawa mengikik terus menerus tanpa dapat dihentikan.
- Kerap dibayangi oleh halusinasi dan delusi.
- Selalu merasa ketakutan, kebingungan, dan kacau secara emosional yang kronis.
- Menjadi agresif, kasar, keras kepala dan kurang ajar, meledak- ledak, tidak bisa tenang, ribut dan sangat berbahaya untuk diri sendiri serta orang lain. Kerap menunjukkan ciri – ciri orang ingin melakukan bunuh diri.
Jenis Gangguan Jiwa Fungsional
Gangguan jiwa fungsional dapat terbagi menjadi beberapa jenis dilihat dari gejala yang muncul pada orang yang mengalami psikosis fungsional. Macam – macam gangguan jiwa fungsional tersebut antara lain:
- Skizofrenia
Merupakan gangguan mental yang paling umum terjadi. Pasien dengan kondisi ciri – ciri skizofrenia ini mengalami perubahan dalam perilaku, mengalami delusi dan halusinasi yang dapat bertahan selama lebih dari enam bulan. Orang yang didiagnosa dengan tipe gangguan mental ini seringkali menunjukkan kemunduran dalam fungsi sosial, sekolah atau pekerjaannya. Beberapa macam – macam skizofrenia antara lain berupa hebefrenia atau skizofrenia hebefrenik, skizofrenia katatonik, ciri -ciri skizofrenia paranoid, dan skizofrenia sederhana.
- Schizoaffective Disorder
Orang yang mengalami gangguan ini menunjukkan gejala dari kelainan suasana hati seperti depresi dan schizofrenia. Sedangkan orang yang mengalami gangguan berupa gejala yang berlangsung kurang dari enam bulan didiagnosa dengan schizophreniform disorder. Ketahuilah juga mengenai gangguan emosi yang hanya ada pada tahun tertentu, yaitu seasonal affective disorder.
- Gangguan Psikotik Ringan
Ketika seorang pasien hanya mengalami sesi perilaku psikotik yang singkat maka ia akan didiagnosa mengalami kondisi psikotik ringan. Episode gangguan psikotik ini biasanya timbul sebagai respon terhadap situasi yang penuh stress dan biasanya berlangsung kurang dari satu bulan. Untuk itu perlu diketahui bagaimana cara mengatasi halusinasi dengan tepat dan bagaimana gejala sakit jiwa ringan ditangani.
- Delusional
Pasien memiliki keyakinan palsu yang menyangkut kehidupan dan situasi di dunia nyata yang dapat saja menjadi kenyataan. Misalnya mengidap penyakit tertentu atau merasa sedang dijebak dalam suatu teori konspirasi. Orang yang memiliki gejala ini akan didiagnosa dengan gangguan delusional, dan bertahan selama sekitar satu bulan. Ketahuilah juga mengenai karakteristik gangguan mood dan teori psikologis tentang gangguan mood pada manusia.
- Psikosis karena kelelahan
Terjadinya psikosis ini adalah disebabkan karena seseorang mengalami kelelahan pada sistem sarafnya terus menerus, dan biasanya dialami oleh orang yang sudah lanjut usia. Gejalanya muncul secara perlahan, antara lain tidak bisa tidur, mudah terbangun dengan gangguan seminimal mungkin, anemia, dispepsia, dan mengalami kemunduran kesehatan secara keseluruhan. Ketahuilah juga mengenai tingkatan dalam gangguan jiwa, gejala gangguan mental, dan juga apa saja gangguan jiwa pada manusia modern .
- Melankolia
Gangguan jiwa fungsional ini berupa perasaan tertekan yang dialami oleh penderitanya dengan sangat dalam. Penderitanya mengalami hambatan untuk berpikir dan melakukan gerakan motorik. Ada tiga macam melankolia yaitu melankolia sederhana, melankolia akut, dan melankolia kronis. Penderitanya merasakan depresi ringan dan terkadang disertai dengan halusinasi dan delusi.
- Mania
Merupakan gangguan pada aspek perasaan dan aktivitas fisik seseorang sehingga penderitanya mengalami peningkatan aktivitas fisik dan kejiwaan. Ada tiga macam mania, yaitu mania sederhana, mania akut dan mania kronis. Mania merupakan salah satu tahapan dari macam – macam syndrome antara lain juga terdapat pada bipolar disorder. Juga perlu diperhatikan agar ciri – ciri bipolar disorder dapat langsung dikenali agar dapat dilakukan cara menyembuhkan bipolar disorder.
Mencegah Gangguan Jiwa Fungsional
Sebelum dapat menyatakan secara tegas bahwa seseorang mengalami gangguan jiwa, perlu ada beberapa tahapan yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang dapat mendukung penetapan diagnosa tertentu. Beberapa hal yang dapat diperhatikan untuk mengenali gangguan jiwa fungsional yaitu:
- Riwayat keluarga – Kebanyakan faktor yang menjadi penyebab munculnya gangguan jiwa adalah berasal dari genetika, yang tidak bukan dan tidak lain adalah berasal dari garis keturunan atau keluarga.
- Riwayat kesehatan pribadi – Perlunya data yang lengkap dan terperinci mengenai latar belakang pasien sebelumnya, termasuk kehidupan pribadi. Hal spesifik yang perlu diperhatikan adalah apakah ada riwayat ketergantungan obat – obatan, stres atau depresi, perilaku seksual yang beresiko dan bagaimana pengalamannya pada masa puber.
- Pemeriksaan fisik – Hal – hal yang mencakup pemeriksaan fisik antara lain penampilan pasien secara umum, misal cara berjalan dan cara berpakaian, cara bicara, kondisi kulit, suhu tubuh, pengambilan sampel darah dan lain sebagainya.
- Pemeriksaan kejiwaan – Kondisi kejiwaan penderita akan diperiksa dengan seksama, dokter akan antara lain menguji daya ingat, daya nilai, gejala yang timbul pada pikiran penderita dan gangguan terhadap pikiran penderita. Juga untuk menemukan cara mengobati gangguan – gangguan kejiwaan tersebut.
Perawatan Untuk Psikosis Fungsional
Pengobatan untuk psikosis bisa dilakukan melalui kombinasi dari terapi sakit jiwa dalam psikologi dan obat – obatan yang disesuaikan dengan penyebabnya. Oleh karena itu, terapi psikosis bisa berbeda pengobatannya pada tiap penderita. Terapi psikologi yang sering digunakan untuk mengatasi gangguan psikosis adalah terapi perilaku kognitif atau Cognitive Behavioral Therapy, terapi kelompok dan terapi keluarga atau family therapy. Obat – obatan yang digunakan adalah obat anti psikotik yang dapat mengurangi gejala – gejala psikosis. Penggunaan obat anti psikotik bisa berlangsung dalam jangka waktu lama, dan kebanyakan pasien akan disarankan untuk tetap mengonsumsinya setidaknya satu tahun setelah dinyatakan sembuh untuk mencegah kemunculan gejala kembali. Sebagian penderita bahkan ada yang mengonsumsi obat lebih lama hingga seumur hidup, terutama pada penderita skizofrenia.
Sebagai tambahan dari cara pengobatan yang sudah disebutkan diatas, pertolongan diri sendiri juga dapat memberi banyak pengaruh kepada kesuksesan hidup penderita psikotik. Sangat penting bagi pasien untuk belajar bagaimana menangani dirinya ketika sedang mengalami serangan psikotik dan untuk orang lain agar dapat belajar untuk bagaimana membantu orang yang terkena psikosis. Sekitar 1 persen dari populasi menderita gangguan psikotik, termasuk psikotik fungsional. Kondisi ini paling umum ditemukan pada orang – orang yang berusia di akhir masa remaja hingga awal usia 30 an dan mempengaruhi pria dan wanita secara seimbang. Oleh karena itu, gangguan mental atau gangguan jiwa fungsional perlu ditangani dengan sangat baik dan tidak melakukan diskriminasi kepada orang – orang yang kebetulan mengidapnya.