Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Interpersonal » 10 Terapi Kelompok dalam Psikologi

10 Terapi Kelompok dalam Psikologi

by Hana Masita

Manusia memang tercipta di dunia sebagai makhluk sosial. Maka, tidak heran jika manusia lebih suka hidup berkelompok. Kebutuhan untuk berinteraksi pada manusia memang merupakan naluri dasar setiap manusia.

Bahkan, kebutuhan untuk hidup berkelompok ini ditangkap oleh psikolog dan dijadikan sebagai salah satu jenis terapi dalam psikologi. Terapi kelompok dalam psikologi akhirnya menjadi metode khusus yang memberi kesempatan bagi para individu dan kelompok untuk tumbuh dalam setting-setting fungsional pekerjaan, sosial, rekreasi, hingga pendidikan (Harleigh B. Trecker).

Pada dasarnya, setiap jenis terapi pasti memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Maka, jenis terapi tersebut pasti disesuaikan dengan keadaan atau kondisi pasien yang akan menjalani terapi.

Untuk terapi kelompok sendiri memiliki kegunaan dalam menghilangkan perasaan sendiri atau terisolasi pada diri pasien sehingga bisa membantu menghilangkan kecemasan yang dia rasakan dan mendorongnya untuk mau membicarakan isi hatinya. Selain itu, terdapat keuntungan khusus terapi kelompok, antara lain:

  • Lebih murah karena memungkinkan untuk menangani beberapa pasien dalam waktu bersamaan.
  • Memberi kesempatan untuk pasien mempelajari bagaimana orang lain menangani masalah yang serupa dimana dalam hal ini para pasien dan terapis bisa saling memberi dukungan moral.
  • Bisa menjadi sumber pengalaman hidup sebagai bahan pelajaran untuk para pasien.
  • Belajar menerima bahwa masalah yang dialami oleh pasien bukanlah sesuatu yang unik karena banyak orang lain yang juga mengalaminya.

Di luar keuntungan terapi kelompok di atas, pasti juga terdapat kekurangan jika dibandingkan jenis terapi lainnya. Misalnya, adanya kemungkinan ketidakcocokan antar anggota kelompok, kurangnya personalisasi dalam penanganan pasien, dan lain sebagainya. Terlepas adanya kelebihan dan kekurangan dari terapi kelompok, berikut ini 10 terapi kelompok dalam psikologi:

  1. Kelompok Eksplorasi Interpersonal

Sebagian besar bentuk terapi kelompok berasal dari jenis-jenis terapi individual. Kelompok eksplorasi interpersonal ini sendiri adalah terapi kelompok yang bertujuan untuk mengembangkan kesadaran diri pasien mengenai gaya hubungan interpersonal.

Tujuan ini dapat diraih melalui umpan balik yang sifatnya korektif dari anggota kelompok yang lain. Dalam bentuk terapi kelompok ini, pasien akan diterima dan diberi dukungan sehingga bisa membantu meningkatkan harga diri pasien.

  1. Kelompok Bimbingan Inspirasi

Merupakan terapi kelompok yang memiliki struktur kohesif, sangat mendukung, meminimalisir tilikan, namun memaksimalkan diskusi di dalam kelompok. Dalam kelompok ini sangat diperlukan terjalin persahabatan antar anggotanya. Biasanya, terapi kelompok bimbingan inspirasi ini terdiri dari anggota-anggota yang memiliki masalah yang sama.

  1. Terapi Berorientasi Psikoanalitik

Dalam terapi berorientasi psikoanalitik, struktur yang digunakan lebih longgar. Terapis akan membuat interpretasi terkait konflik bawah sadar pasien dan memprosesnya melalui observasi interaksi antar anggota di dalam kelompok tersebut. (Baca juga: Terapi untuk Kesehatan Mental)

  1. Psikodrama

Psikodrama adalah salah satu jenis terapi kelompok yang mendorong pasien untuk memerankan suatu peran emosional di depan penonton tanpa berlatih sebelumnya. Bentuk terapi kelompok ini dikembangkan oleh J.L. Moreno di tahun 1946 dengan tujuan membantu pasien mengatasi masalah pribadi yang dimilikinya melalui permainan drama peran dan terapi tindakan.

Melalui drama ini, pasien akan terbantu dalam mengungkapkan perasaannya, baik berupa kemarahan, sifat agresif, rasa bersalah ataupun kesedihan.

Baca juga:

Morena memiliki pandangan yang sama dengan Freud, dimana dia melihat bahwa emosi pasien yang terpendam bisa dibongkar. Namun, untuk melakukan terapi ini para terapis sangat membutuhkan keahlian dalam mengenali dinamika yang dialami pasien untuk memudahkan proses terapi.

Ada 3 tahap yang sangat penting dalam terapi psikodrama ini, yaitu tahap pelaksanaan dimana pasien akan memerankan imajinasinya. Selanjutnya ada tahap penggantian, dimana ada orang lain yang meenggantikan orang-orang yang ada di imajinasi pasien.

Terakhir adalah tahap penjernihan dimana dilakukan pengalihan kontak individu pengganti ke individu lain yang membantu pasien menyesuaikan dirinya di kehidupan nyata. Pasien diharapkan akan merasakan keleegaan dan menyembuhkan konflik batinnya setelah melakukan terapi psikodrama ini.

  1. Role playing

Bentuk terapi kelompok selanjutnya adalah role playing atau bermain peran. Jenis ini adalah bentuk lain dari tenik psikodrama yang tidak membutuhkan alat-alat sandiwara khusus. Teknik role playing sering dipergunakan untuk mendorong pasien mengungkapkan dan mengembangkan persepsi baru dari beragam situasi kelompok. Misalnya, situasi di dalam ruang kelas, pertemuan latihan, dan lain sebagainya.

  1. Encounter Group

Teknik ini merupakan bentuk khusus dari terapi kelompok yang dikembangkan oleh geraka humanistic di tahun 1960-an. Dalam Teknik ini, para anggota kelompok akan dibantu untuk mengembangkan kesadaran dirinya dengan berfokus pada cara mereka berhubungan satu sama lain dalam situasi yang mendorong mereka mengungkapkan perasaan dengan terus terang.

Encounter group ini khusus diberlakukan untuk para pasien yang mudah menyesuaikan diri dengan baik di dalam kelompok baru serta memiliki keinginan untuk memajukan pertumbuhan dirinya sendiri dan menyadari bahwa mereka membutuhkan cara untuk berhubungan dengan orang lain. Bagi para pasien yang memiliki masalah psikologis yang berat tidak dianjurkan untuk mengikuti terapi kelompok ini.

Fokus yang dimiliki dalam encounter group adalah para pasien dapat mengungkapkan perasaan mereka yang asli alih-alih menafsirkan hal-hal di masa lampau. Orang lain di dalam kelompok diharapkan dapat membuka kedok anggota di dalam kelompok agar tidak lagi bersembunyi di balik topengnya. Hal ini akan mendorong anggota kelompok untuk mampu mengungkapkan perasaan yang sebenarnya.

  1. Terapi Gestalt

Terapi kelompok dalam psikologi lainnya adalah terapi gestalt yang dikembangkan oleh Frederick Perls. Terapi ini merupakan bentuk dari terapi eksistensial yang berpendapat bahwa individu harus bisa menemukan jalan hidupnya sendiri dan menerima tanggung jawab pribadi jika mereka menginginkan kematangan.

Maka, terapi ini fokus pada tingkah laku dan pengalaman saat ini dan sekarang dengan mengintegrasikan bagian-bagian kepribadian yang seakan terpisah-pisah. (Baca juga: Macam-Macam Terapi Dalam Psikologi)

Dalam terapi Gestalt, tugas utama terapis adalah membantu pasien untuk menerima keberadaan dirinya sepenugnya dan menyadarkannya atas tindakan dirinya yang mencegah penerimaan tersebut. Dalam terapi ini akan dibangun suasana pertemanan yang aktif dimana para pasien akan belajar tentang dirinya sendiri.

  1. Analisis Transaksional

Analisis transaksional adalah pendekatan terapi psikologis yang berfokus pada kepribadian, komunikasi dan hubungan antar manusia. Teknik ini dikembangkan oleh seorang psikiater bernama Eric Berne pada tahun 1950-an. Analisis transaksional berakar pada tradisi psikodinamika dan filsafat anti deterministic yang melihat kehidupan manusia bukanlah suatu hal yang sudah ditentukan.

Baca juga:

Analisis transaksional berasumsi bahwa setiap individu mampu memahami keputusan yang diambilnya di masa lalu dan memiliki apakah dirinya akan mengambil keputusan tersebut kembali atau menyesuaikan keputusan yang pernah diambilkan. Berne memandang bahwa manusia memiliki kemampuan untuk memilih dalam menghadapi segala persoalan dalam hidupnya.

  1. Marathon

Merupakan sebuah jenis terapi kelompok yang melakukan pertemuan kelompok secara kontinyu dalam waktu lama. Dalam terapi ini pertemuan kelompok bisa berlangsung selama 24 hingga 28 jam. Segala aktivitas dalam kelompok harus dilakukan secara bersama-sama. Selain itu, para anggota kelompok juga dilarang untuk membentuk sub kelompok sendiri ataupun mengasingkan diri dari kelompok.

  1. Static group

Merupakan jenis terapi kelompok dimana pembentukan kelompok merupakan hasil dari binaan melalui proses penilaian (assessment) dan menanamkan pola trust environment.

Kelompok yang terbentuk bersifat santai dan pemilihan anggota kelompok didasarkan pada kepemilikan atas masalah yang sama. Biasanya dalam terapi ini tidak dibolehkan ada orang yang tidak dikenal untuk bergabung dalam kelompok. Para anggota dalam kelompok ini menjadi konselor dan klien, sementara konselor hanya memfasilitasi dan membantu moderasi saja.

Baca juga:

Semoga pembahasan mengenai 10 terapi kelompok dalam psikologi di atas bermanfaat. Dan tentu saja setelah membaca artikel ini Anda bisa mengenali terapi kelompok seperti apa yang paling cocok untuk dilakukan sesuai dengan jenis pasien atau permasalahan yang dimiliki.

You may also like