Skizofrenia merupakan salah satu gangguan psikologis remaja yang cukup berbahaya, gangguan serius yang mana dapat mempengaruhi seseorang dalam berpikir, bertindak, dan merasa. Individu yang mengalami kondisi seperti ini akan kesulitan untuk membedakan antara delusi dan realitas yang ada. Sehingga membuat mereka seringkali sulit untuk bisa membedakan antara realitas dan delusi yang ada dalam kehidupan mereka. Akibatnya membuat penderitanya seringkali menjadi penyendiri dan sulit untuk bergaul serta hal-hal lainnya yang berkaitan dengan situasi sosial.
Gangguan skizofrenia ini bisa terjadi pada kaum pria dan wanita. Usia yang paling rentan terkena gangguan ini adalah pada 15-25 (pria) dan 25-35 (wanita). Belum diketahui dengan pasti penyebab dari skizofrenia yang dapat menyerang seseorang. Namun banyak peneliti yang meyakini jika hal ini terjadi akibat kombinasi antara ketidak seimbangan zat-zat kimia di dalam otak serta disposisi genetik. Tak hanya faktor gentik, nyatanya tekanan mental semisal stress juga bisa menjadi pemicu terjadi gangguan ini. Mulai dari tekanan masalah akibat keuangan, sosial, keluarga, kehilangan orang yang disayang dan lainnya.
Ada lagi penelitian yang menyebutkan jika penyebab skizofrenia diakibatkan karena infeksi virus yang terjadi saat memasuki usia dini. Penggunaan obat-obatan terlarang semisal kokain, ganja, dan obat yang memiu halusinasi lainnya juga menjadi pemicu gangguan skizofrenia muncul. Sebenarnya ada 5 macam-macam skizofrenia yang dapat terjadi di dalam diri seseorang yaitu skizofrenia paranoid, skizofrenia hebefrenik, skizofrenia residual, skizofrenia katatonik, dan gangguan skizoafektif. Namun kali ini akan dibahas lebih lanjut mengenai skizofrenia katotonik.
Pengertian
Skizofrenia Katatonik merupakan salah satu jenis sikozfrenia yang dapat ditandai dengan adnaya penurunan aktivitas yang cukup dramatis hingga akhirnya nanti benar-benar behenti. Penderita nya cenderung untuk tidak mau bergerak dan tidak responsif pada dunia yang ada di sekitar mereka. Postur tubuh hingga mimik wajah cenderung kaku dan tak lazim seperti orang umumnya. Mereka juga mungkin memperlihatkan adanya peningkatan aktivitas berlebihan namun tidak ada tujuan di dalamnya. Penderita skizofrenia katakonik juga sering melakukan hal-hal yang berulang ulang serta meniru ucapan dari orang lainnya.
Perilaku katakonik merupakan gangguan perilaku yang mana melibatkan gerakan-gerakan yang cukup ekstrim. Penyebabnya mungkin bisa terjadi secara psikologis maupun neurologis. Ciri-ciri skizofrenia yang paling mudah terlihat adalah posisinya yang kaku tidak bergerak dalam jangka waktu yang cukup lama, tidak hanya berhari-hari namun juga hingga berminggu-minggu bahkan lebih atau yang dikenal dengan katalepsi. Katatonia juga dapat berarti perilaku motoril gelisah dengan tidak ada tujuan bahkan tidak dirangsang oleh apapun yang ada di lingkungan. Gerakannya yang cepat dan berulang terus menerus serinhkali pula diiringi dengan ekspresi wajah yang aneh serta gerakan tubuh yang mungkin tidak biasa menjadi ujung ekstrim lainnya dari skizofenia katatonia.
Gejala
Ada beberapa gejala yang nampak dari penderita Skizofrenia katatonik, antara lain adalah munculnya gangguan-gangguan pada psikomotor:
- Ketidakbergerakan motoric atau motoric immobility. Motoric Immobility ini dapat diperlihatkan dalam bentuk catalepsy yaitu waxy flexibility atau tubuh yang menjadi sangat fleksibel digerakkan ataupun didisposisikan dalam berbagai carai. Sekalipun mungkin bagi orang biasa hal tersebut kurang begitu nyaman
- Aktivitas motorik yang terlau berlebihan
- Mustism atau keinginan untuk tidak sama sekali berbicara maupun berkomunikasi
- Negativism yang terlalu ekstrim bahkan tanpa adanya motviasi yang jelas, sikapnya yang menolak untuk segala instruksi yang diberikan, tetap mempertahankan postur tubuh yang kaku dan menolak dipindahkan bahkan diam sama sekali.
- Gerakan-garakan tubuh yang tidak terkendali
- Echolalia atau seringkali mengulang terus menerus ucapan orang lain
- Echopraxia atau sering mengikuti tingkah laku yang dilakukan orang lain
Pengobatan
Berikut ini cara mengatasi skizofrenia katakonik, antara lain:
a. Pemberian Obat-Obatan
Untuk jenis terapi yang digunakan untuk mengobati penyakit skizofrenia adalah dilakukan dengan mengkombinasikan antara pemberian obat-obatan dan terapi psikologi yang dilakukan oleh dokter. Untuk pemberian obat-oabatan sendiri akan secara khusus diresepkan dalam jenis antipsikotik.
Kerja dari obat antipsikotik ini akan mempengaruhi zat neurotransmitter yang ada di dalam otak seperti dopamine dan serotonin. Obat-obatan ini jika diberikan pada penderita skizofrenia akan dapat sebagai cara menghilangkan kecemasan berlebihan dan menurunkan agitasi. Obat-obatan ini juga dapat mencegah terjadinya halusinasi dan delusi, dan menjaga kemampuan otak dalam berpikir dan mengingat.
Untuk obat antipsikotik sendiri dapat digunakan dalam 2 cara, yaitu oral (bentuk pil) dan suntik. Jika pasien memang mudah diatur, maka biasanya dokter akan menganjurkan untuk memberikan antipsikotik dalam bentuk pil. Namun jika pasien menolak diberikan obat, maka terpaksa diberikan dalam bentuk suntikan. Untuk menenangkan penderita skizofrenia yang mengalami agitasi, maka dokter akan menganjurkan untuk memberikan benzodiazepine terlebih dahulu dan setelah itu menyuntikkan antipsikotik.
Ada 2 kelompok obat-obatan antipsikotik, yaitu:
- Antipsikotik generasi lama, seperti chlorpromazine, perphenazine, fluphenazine, dan haloperidol
- Antipsikotik generasi baru, seperti clozapine, quetiapine, ziprasidone, paliperidone, aripiprazole, olanzapine, dan risperidone.
Sama halnya dengan obat-obatan lainnya, pemberian kedua jenis obat-obatan ini dapat memberikan efek samping mulai dari berat badan yang meningkat, mengantuk, pandangan kabur, sembelit, mulut kering, pandangan kabur, gairah seks yang berkurang. Khususnya untuk antipsikotik generasi lama akan muncul efek seperti otot yang berkedut, kejang otot, dan badan yang gemetar.
Saat ini, kebanyakan dokter lebih merekomendasikan antipsikotik generasi baru karena memang memiliki resiko dan efek samping lebih rendah jika dibandingkan dengan obat-obatan antispikotik lama. Untuk penderita skizofrenia yang sudah melewati masa episode akut, maka pemberian antipsikotik tetap harus dilakukan hingga kurn waktu 1-2 tahun untuk mencegah gejala-gejala yang kambuh. Selama masa periode akut belum sembuh, maka biasanya dokter akan menawarkan untuk melakukan perawatan khsuus di rumah sakit jiwa sehingga segala nutrisi, kebutuhan istirahat, kebersihan dan keamanan pasien dapat terjaga dengan baik.
b. Terapi Psikologis
Cara mengobati gangguan jiwa skizofrenia selanjutnya dilakukan melalui terapi psikologis. Jika gejala-gejala yang diperlihatkan penderita skizofrenia mereda, maka selanjutnya dibutuhkan terapi psikologis namun tetap dilanjutkan dengan pemberian obat-obatan. Dalam terapi psikologis, pasiena akan diberikan cara mengatasi stress serta mengendalikan gejala penyakit yang dirasakan melalui tanda-tanda yang diperlihatkan saat kambuh. Tak hanya itu saja, pasien akan diajari mengenai cara untuk dapat meningkatkan skill komunikais sehingga dapat berinteraksi secara sosial.
Terapi sakit jiwa ini juga bermanfaat untuk bisa mengembangkan kembali kemampuan pasien dalam bekerja. Terapi psikologi ini tidak hanya ditujukan untuk pasien skizofrenia saja. Terapis juga akan memberikan infomasi dan edukasi pada keluarga pasien mengenai cara untuk menghadapi penyakit skizofrenia.
Di dalam terapi psikologis ini diberikan terapi personal yang dilakukan oleh terapis dan pasien, antara lain adalah:
- Treatment psikologis dan sosial, mulai dari intervensi perilaku, sosial, dan kognitif. Dalam treatment ini ditujukan untuk melatih ketrampilan berbicara, ketrampilan mengelola gejala, ketrampilan mengelola diri sendiri, terapi kelompok, melatih ketrampilan kerja, dan lainnya.
- Program treatment komunitas asertif, yang mana menyediakan layanan yang komprehensif untuk pasien skizofrenia yang ditangani langsung oleh dokter ahli, psikolog, dan pekerja sosial yang dapat diakses kapapun terutama untuk pasien yang tidak didampingin oleh keluarga.
- Treatment lintas budata penyembuhan cara tradisional, dilakukan dengan cara upacara adat, doa-doa, jamu, dan lainnya yang disesuaikan dengan budaya setempat.
c. Pengobatan Di Rumah
Pengobatan skizofrenia juga membutuhkan dukungan dari keluarga agar proses penyembuhan dapat berjalan dengan lancar dan pasien dapat sembuh dengan cepat. Sehingga penting sekali untuk melakukan pengobatan di rumah sebagai salah satu cara membantu penyembuhan skizofrenia katatonik. Gaya hidup serta pengobatan oleh keluarga akan dapat membantu pasien untuk mengatasi penyakit ini. Berikut ini beberapa pengobatan yang mungkin bisa dilakukan di rumah.
- Mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan oleh dokter setiap harinya dan tidak boleh terlewati.
- Ketika halusinasi muncul, maka cara mengatasi halusinasi ini dapat dilakukan dengan mengabaikan gejala-gejala yang muncul. Fokuskan diri anda untuk hal-hal lainnya yang bermanfaat, mulai dari mendengarkan musik, membaca buku, berbicara dengan teman, berdoa, dan lainnya.
- Coba ikut untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas dan program yang dianjurkan oleh dokter. Pertimbangkan pula untuk mengikuti pekerjaan-pekerjaan sosial.
- Hindari mengkonsumsi alkohol, kandungan di dalam alkohol bisa menghambat kerja obat-obatan yang diberikan.
- Jangan sampai membiarkan anggota keluarga dari pasien yang mengidap penyakit skizofrenia ini merasa tertekan. Mulai dari stres, diet, kurang tidur, dan kafein sebaiknya dihindari untuk tidak menyebabkan kambuhnya gejala-gejala skizofrenia.
- Segera hubungi dokter jika pasien maupun keluarga pasien merasakan gejala-gejala yang aneh seperti mendengar suara, memiliki pemikiran yang aneh, ataupun merasa paranoid.
- Segera pula hubungi dokter jika pasien maupun anggota keluarga jika merasa kurang tidur, depresi, hingga ada perasaan ingin bunuh diri.
- Jangan sesekali menggunakan obat-obatan yang ilegal
- Jangan mengkonsumsi obat-obatan yang tidak dicantumkan oleh dokter anda.
Nah itu tadi penjelasan mengenai skizofrenia katatonik lengkap mengenai ciri-ciri dan karakteristiknya serta bagaimana cara mengatasi penyakit tersebut. Jangan menyepelekan gangguan penyakit ini, semakin lama pengobatan maka semakin parah gejala-gejala yang dirasakan dan tentunya saja membutuhkan proses yang panjang untuk mengatasinya. Selalu atur pola hidup sehat untuk mencegah terjangkitnya gangguan-gangguan serta penyakit yang dapat muncul kapan saja. Semoga informasi diatas dapat bermanfaat untuk anda.