Home » Gangguan Psikologi » Tingkatan Dalam Gangguan Jiwa Beserta Penyebabnya

Tingkatan Dalam Gangguan Jiwa Beserta Penyebabnya

by Bernadet Maress

Gangguan jiwa pada manusia modern merupakan kelainan serius yang bisa mempengaruhi cara seseorang dalam berpikir, mengedalikan emosi dan juga cara berperilaku. Kelainan ini bisa menghambat kemampuan seseorang dalam memahami atau memperlakukan seseorang dengan cara normal. Penderia gangguan jiwa juga sering tidak bisa menghadapi tantangan hidup yang terjadi bahkan untuk yang sederhana.

Penyakit mental yag disebut juga dengan penyakit jiwa, gangguan mental dan juga gangguan jiwa ini merupakan gangguan satu atau lebih dari fungsi mental. Gangguan jiwan merupakan masalah yang terjadi pada otak yang terlihat dari terjadinya gangguan emosi, cara berpikir, perilaku dan juga persepsi yang bisa menimbulkan tanda tanda stress dan penderitaan bagi diri orang tersebut dan juga keluarga.

Gangguan jiwa ini bisa terjadi pada setiap orang tanpa mengenal umur, jenis kelamin, ras, agama atau status sosial ekonomi seseorang dan bukan disebabkan karena lemahnya pribadi seseorang. Untuk lebih jelasnya, dalam kesempatan kali ini kami akan ulas tingkatan dalam gangguan jiwa dan juga faktor penyebab terjadinya gangguan jiwa tersebut.

Faktor Penyebab Gangguan Jiwa

Sampai saat ini, masih belum ditemukan penyebab atau etilogi pasti tentang seseorang yang bisa mengalami macam macam gangguan jiwa dan sebagian orang lagi tidak. Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan juga tidak ditemukan faktor tunggal.

Dari berbagai penelitian, namun tetap ditemukan beberapa penyebab dari gangguan jiwa seperti karena virus, auto antibody dan juga malnutrisi.

Akan tetapi, sejauh mana peran genetik pada gangguan jiwa yang dilakukan dalam beberapa [enelitian, maka ditemukan gambaran sebagai berikut.

  • Studi yang dilakukan pada keluarga mengatakan jika orang tua 5.6%, saudara kandung 10.1%, anak anak 12.8% dan penduduk secara menyeluruh 0.9%.
  • Studi pada orang kembar atau twin menyebutkan jika kembar identik 59.20% dan untuk kembar fraternal 15.2%.
  • Sementara penelitian lain juga mengatakan jika gangguan pada perkembangan otak janin juga berperan terhadap timbulnya gangguan jiwa di kemudian hari seperti faktor kekurangan gizi, infeksi, toksin, trauma dan kelainan hormonal.

Penyebab Umum Gangguan Jiwa

Manusia pada dasarnya beraksi pada keseluruhan meliputi holistik dan juga bisa secara somato psikososial. Untuk mencari penyebab penyakit kejiwaan ringan hingga berat, maka ketiga unsur tersebut harus sangat diperhatikan. Gangguan jiwa memiliki arti jika yang menonjol adalah gejala yang patologik dari unsur psike.

Ini tidak mengartikan jika unsur lain tidak akan terganggu sebab yang menderita merupakan manusia seutuhnya dan bukan hanya badan namun juga jiwa atau lingkungan.

Beberapa hal yang bisa berpengaruh pada perilaku manusia diantaranya adalah keturunan dan konstitusi, umur dan sex, kondisi badaniah, keadaaan psikologi, keluarga, adat istiadat, kepercayaan dan kebudayaan, pernikahan dan kehamilan, pekerjaan, kehilangan dan juga kematian seseorang yang dicintai, agresi, permusuhan, hubungan antara manusia dan masih banyak lagi.

Meski gejala umum atau gejala yang terlihat ada pada unsur kejiwaan, namun penyebab utam juga kemungkinan berasal dari badan atau somatogenik, lingkungan sosial atau sosiogenik dan juga dispike atau psikogenik.

Pada umumnya juga tidak terdapat penyebab tunggal namun dikarenakan beberapa penyebab sekaligus dari berbagai unsur yang saling mempengaruhi atau secara kebetulan terjadi secara bersamaan dan akhirnya timbul gangguan badan atau jiwa.

Sebagai contoh, jika seseorang mengalami ciri ciri depresi berat yang disebabkan karena kurang makan dan tidur, maka daya tahan tubuh seseorang akan berkurang hingga akhirnya mengalami radang tenggorokan. Sebaliknya, jika seseorang dengan penyakit badan seperti radang yang melemahkan, maka daya tahan psikologik juga akan menurun yang membuat seseorang bisa mengalami depresi.

Sejak lama juga diketahui jika penyakit yang terjadi pada otak seringkali bisa mengakibatkan gangguan jiwa. Sebagai contoh, seorang anak yang mengalami gangguan otak karena kelahiran, radang dan sebagainya kemudian menjadi hiperkinetik dan susah diatur dan diasuh.

Kemudian anak ini akan mempengaruhi lingkungan khususnya orang tua dan anggota rumah lainnya dan mereka akan bereaksi terhadap anak tersebut kemudian akhirnya saling mempengaruhi.

Sumber Gangguan Jiwa

Sumber penyebab dari gangguan jiwa dipengaruhi dengan beberapa faktor dari ketiga unsur yang sudah dijelaskan diatas dan akan secara terus menerus saling mempengaruhi.

  • Faktor somatik [somatogenik]: Neroanatomi, nerofisiologi, nerokimia, tingkat kematangan dan perkembangan organic, faktor pre dan peri natal.
  • Faktor psikologik [psikogenik]: Interaksi ibu dan anak yakni normal adalah rasa percaya dan aman atau perilaku abnormal berdasarkan kekurangan, distorsi dan juga keadaan atau perasaan tak percaya dan bimbang, peran ayah, persaingan diantara saudara kandung, intelegensi, hubungan dalam keluarga, permainan, masyarakat dan pekerjaan, kehilangan yang menyebabkan kecemasan, depresi, malu dan perasaan bersalah, konsep dini yakni pengertian identitas diri sendiri lawan peranan yang tidak menentu, keterampilan, bakat dan juga kreativitas, pola adaptasi dan juga pembelaan sebagai reaksi bahaya, tingkat perkembangan emosi.
  • Faktor sosio budaya [sosiogenik]: Kestabilan keluarga, pola dalam mengasuh anak, tingkat ekonomi, perkotaan melawan pedesaan, kelompok minoritas yang mencakup prasangka dan fasilitas kesehatan, pendidikan serta kesejahteraan yang kurang memadai, pengaruh agama dan rasial serta nilai nilai.

Faktor Keturunan

Dalam mongoloisme atau sindroma down yakni sebuah retardasi menyal dengan mata sipit, muka datar, jari pendek, telinga kecil dan sebagainya terdapat trisoma yakni 3 buah dan bukan 2 pada pasangan kromosoma no.21.

Sindroma turner dengan ciri tubuh pendek, leher lebar dan infantilisme sexual yang ternyata berhubungan dengan jumlah kromosima sex abnormal. Gangguan yang berhubungan dengan kromosoma sex dikatakan terikat pada sex atau sex linked yang berarti efek genetik hanya terdapat pada kromosom sex. Wanita lebih kurang peka terhadap yang terikat dalam sex sebab memiliki dua kromosoma X dan bisa salah satu tidak baik, maka yang lain umumnya bisa melakukan pekerjaan dengan baik.

Namun pada seorang pria yang hanya memiliki 1 kromosoma X dan satu kromosoma Y dimana saat salah satunya tidak baik, maka akan menimbulkan gangguan. Namun sampai sekrang masih menjadi bahan perdebatan apakah benar seorang pria dengan XYY akan cenderung untuk melakukan perbuatan kriminal yang kejam.

Faktor Konstitusi

Konstitusi biasanya menunjukkan pada keadaan biologik keseluruhan baik yang diturunkan atau baru didapatkan kemudian. Sebagai contoh, bentuk badan, sex, tempramen, fungsi endoktrin darurat saraf jenis darah yang jelas jika semua hal ini bisa brepengaruh pada perilaku individu baik secara baik ataupun tidak baik.

Sebagai contoh, bentuk tubuh yang atletis atau kurus, badan yang terlalu tinggi atau terlalu pendek, wajah yang terlalu cantik atau terlalu jelek, wanita atau pria, fungsi hormonal berlebihan pada salah satu hormon atau seimbang, urat saraf yang bereaksi cepat atau sangat lambat dan sebagainya yang akan berpengaruh pada kehidupan seseorang.

Fase dan Tingkatan Gangguan Jiwa

Gejala mulai terjadi umumnya pada gangguan psikologi remaja atau dewasa awal hingga umur pertengahan dengan melalui beberapa fase atau tingkatan yakni:

  1. Fase Prodomal

Berlangsung antara 6 bulan hingga 1 tahun dimana gangguan bisa berupa self care, gangguan akademik, gangguan dalam pekerjaan, gangguan fungsi sosial dan juga gangguan pikiran serta persepsi.

  1. Fase Aktif

Berlangsung sekitar 1 bulan dimana gangguan bisa berupa gejala psikotik seperti delusi, halusinasi, disorganisasi proses berpikir, gangguan perilaku, gangguan bicara dan disertai juga dengan neurokimiawi.

  1. Fase Residual

Umumnya seseorang akan mengalami dua gejala yakni gangguan afek dan juga gangguan peran dimana serangan bisa berulang.

Tahap Halusinasi dan Delusi Gangguan Jiwa

Menurut pendapat Janice Clack pada tahun 1962, seseorang yang mengalami gangguan jiwa sebagian besar akan mengalami halusinasi dan delusi dan gangguan mood dalam psikologi yang meliputi beberapa tingkatan atau tahapan dan diantaranya adalah:

  • Tahap Comforting

Terjadi kecemasan ringan yang disertai dengan gejala seperti perasaan berdosa, kesepian dan umumnya akan dikompensasikan stressornya dengan cara coping imajinasi sehingga bisa merasa senang dan terhindar dari ancaman.

  • Tahap Condeming

Timbulnya kecemasan moderate dimana rasa cemas umumnya akan semakin meningkat dan membuat seseorang seperti mendengar sesuatu kemudian merasa takut jika orang lain akan ikut mendengar atau merasakan sehingga akhirnya timbul perilaku menarik diri atau with drawl.

  • Tahap Controling

Timbulnya rasa cemas berat dimana seseorang akan berperang dengan suara yang timbul namun suara tersebut terus saja mengikuti sehingga seseorang akan sulit berhubungan dengan orang lain. Jika suara tersebut menghilang, maka seseorang akan merasa kesepian dan juga sedih.

  • Tahap Conquering

Seseorang akan merasa panik sebab suara atau ide yang datang mengancam jika tidak diikuti yang akhirnya membuat seseorang memiliki sifat merusak atau bisa menimbulkan macam macam skizofrenia perilaku suicide atau bunuh diri.

Tingkatan dalam gangguan jiwa terjadi karena perubahan pada neurotransmitter dan juga reseptor pada sel otak atau neuron serta interaksi dari zat neurokimia dopamin dan serotonin yang bisa berpengaruh pada alam berpikir, perasaan dan juga perilaku dan akhirnya membentuk gejala positif serta negatif dalam gangguan jiwa.

You may also like