Trauma secara harafiah diartikan sebagai pengalaman yang terjadi tidak terduga dan tidak diharapkan serta sangat menyakitkan dan mengecewakan melebihi dari stres manusia sehari hari. Trauma juga bisa bersifat massal seperti kerusuhan, kecelakaan dan sebagainya.
Meski pada awalnya tujuan dari membangun sebuah rumah tangga adalah baik yakni menyatukan dua orang yang berbeda dan saling mencintai, akan tetapi pertengkaran, masalah dan berbagai hal lain bisa mengganggu hubungan dalam rumah tangga yang bahkan bisa meninggalkan bekas berupa trauma karena ada banyak macam macam sifat manusia yang berbeda.
Ketika trauma ini terjadi entah karena kekerasan fisik atau perasaan, maka masing masing orang akan menanggapi trauma tersebut dengan cara yang berbeda beda. Ada orang yang bisa menerima dan melupakan dan sebagian lagi akan hidup dengan bayang bayang trauma tersebut akibat konflik serta gangguan dalam rumah tangga. Sebagai solusi, berikut akan kami berikan beberapa cara mengatasi trauma dalam rumah tangga yang bisa anda lakukan.
Gejala Trauma Dalam Rumah Tangga
Gejala trauma dalam rumah tangga dibagi menjadi empat kategori dimana seseorang yang memiliki pengalaman traumatis ketika berumah tangga akan memperlihatkan beberapa gejala atau kombinasi dari gejala tersebut.
- Memutar peristiwa traumatis kembali: Seseorang yang mengalami trauma akan sering merasa jika peristiwa tersebut terulang kembali yang biasa disebut dengan flashback dan tidak mengerti bagaimana menemukan cara agar selalu berpikir positif. Individu tersebut akan memiliki gambaran mental dalam kepala mengenai trauma, bermimpi buruk dan sering berhalusinasi karena trauma tersebut. Gejala tersebut membuat seseorang bisa kehilangan saat sekrang dan bereaksi seakan akan mereka mengalami awal trauma tersebut kembali.
- Penghindaran: Seseorang yang mengalami trauma dalam rumah tangga akan menghindari segala sesuatu yang bisa mengembalikan ingatan mereka pada trauma tersebut. Mereka bisa menghindari beberapa orang, tempat atau benda yang bisa mengingatkan termasuk juga akan bersikap dingin untuk menghindari rasa sakit sekaligus perasaan berlebihan yang berbeda dengan kepribadian extrovert. Membuat pikiran dan perasaan menjadi beku karena trauma disebut juga dengan disasociation dan menjadi gejala dari trauma.
- Melampiaskan: Penderita trauma juga akan memperlihatkan gejala seperti mengkonsumsi alkohol, merokok atau mengkonsumsi obat obatan penenang dengan tujuan untuk menghindari ingatan sekaligus perasaan berhubungan dengan trauma. Dengan mengkonsumsi beberapa hal tersebut, maka mereka bisa mendapatkan ketenangan meski hanya sementara.
- Pemicu: Gejala pemicu psikologis dan fisiologis akan berbeda antara orang yang mengalami trauma. Mereka bisa terlihat gelisah, memperlihatkan emosi dalam psikologi, cemas, mudah tersinggung, insomnia, selalu curiga dan sulit berkonsentrasi.
- Perasaan bersalah: Seseorang yang merasa bersalah dengan apa yang sudah terjadi juga menjadi gejala dari trauma dalam rumah tangga dimana mereka merasa jika menjadi orang yang patut disalahkan.
Penyebab Trauma Dalam Rumah Tangga
Setiap orang bisa mengalami trauma dalam rumah tangga baik pria, wanita, dewasa atau anak anak. Untuk korban trauma yang berhubungan dengan kekerasan fisik dan seksual akan memiliki risiko lebih besar untuk berkembang menjadi trauma. Wanita akan dua kali lebih besar untuk mengembangkan trauma tersebut dibandingkan dengan laki laki. Ada banyak hal yang bisa menjadi penyebab trauma dalam rumah tangga seperti:
- Kekerasan dalam rumah tangga atau pasangan
- Menyakskan pertengkaran dan kekerasan dalam rumah tangga
- Terjadi perselingkuhan antar pasangan
- Mengalami pelecehan emosional
- Mengalami pelecehan seksual dalam rumah tangga
- Tumbuh dalam keluarga dimana ibu secara fisik disalahgunakan oleh ayah atau pasangan
- Terjadi kekerasan fisik atau KDRT
- Kehilangan orang tua karena perceraian, perpisahan atau kematian
- Mengalami pengabaian emosional sehingga menimbulkan tanda tanda stress
- Mengalami kelalaian fisik seperti anak yang tidak mendapatkan makan atau pakaian cukup.
Cara Mengatasi Trauma Dalam Rumah Tangga
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan diri dari trauma dalam rumah tangga. Namun dari semua cara, hal utama yang dituju adalah mengatasi trauma tersebut kemudian melupakan dan melanjutkan hidup dengan lebih baik. Beberapa cara yang bisa anda lakukan diantaranya adalah:
- Seimbangkan Tubuh Dengan Bergerak
Trauma yang terjadi dalam rumah tangga bisa mengganggu keseimbangan alami tubuh dan membekukan seseorang dalam keadaan hyperarousal dan ketakutan. Cobalah untuk terus bergerak seperti olahraga yang bisa membakar adrenalin dan melepaskan endorfin sekaligus memperbaiki sistem saraf agar bisa sembuh dari trauma tersebut dan sebagai cara menghilangkan kecemasan.
- Jangan Mengisolasi Diri
Sesudah mengalami sebuah trauma dalam rumah tangga, kemungkinan seseorang akan menarik diri dari orang lain. Namun perlu diketahui jika mengisolasi diri hanya memperburuk masalah trauma yang anda alami. Berhubungan dengan orang lain secara langsung akan sangat membantu anda untuk sembuh dari trauma sehingga cobalah untuk mempertahankan sebuah hubungan baru dan hindari terlalu banyak menghabiskan waktu sendirian karena bisa menyebabkan gangguan kepribadian menghindar semakin parah.
- Hindari Membicarakan Masalah Trauma Dengan Orang Lain
Ketika anda sudah mulai bisa membuka diri untuk orang lain, bukan berarti anda bisa berbicara dengan bebas mengenai trauma yang anda alami. Bahkan untuk sebagian orang, hal ini hanya akan memperburuk keadaan. Kenyamanan sendiri hanya berasal dari perasaaan terlibat dan diterima oleh orang lain sehingga usahakan untuk tidak membicarakan trauma yang anda alami dengan orang lain.
- Minta Dukungan
Meski anda tidak harus membicarakan trauma yang pernah alami, namun sangatlah penting untuk memiliki seseorang sebagai tempat berbagi perasaan dan bisa mendengarkan dengan penuh perhatian tanpa harus menghakimi. Anda bisa meminta dukungan dari anggota keluarga lain yang bisa dipercaya, teman, konselor atau bahkan pemuka agama untuk mengatasi masalah trauma rumah tangga yang anda miliki.
- Ikut Dalam Kegiatan Sosial
Meski anda bukanlah orang yang berjiwa sosial, namun melakukan hal normal bersama orang lain yang tidak ada hubungannya dengan peristiwa traumatis sangat penting dilakukan sekaligus sebagai langkah pencegahan gangguan kepribadian antisosial. Bertemu dengan banyak orang diluar dari masalah anda akan sedikit demi sedikit membantu anda agar bisa lepas dari trauma dalam rumah tangga yang pernah anda alami.
- Bergabung Dengan Kelompok Dukungan Korban Trauma
Cara lain untuk mengatasi trauma dalam rumah tangga bisa dilakukan dengan bergabung dalam sebuah kelompok dukungan untuk korban trauma serupa dengan yang anda alami. Berada bersama dengan orang orang yang menghadapi masalah serupa akan mengurangi rasa terisolasi anda dan juga mendengar bagaimana orang lain bisa membantu dan menginspirasi anda untuk memulihkan diri sendiri dari trauma tersebut.
- Menjadi Sukarelawan
Selain berguna untuk membantu orang lain, menjadi sukarelawan juga menjadi cara yang baik dilakukan untuk menantang diri sendiri dalam menghadapi rasa tidak berdaya karena trauma yang anda alami sekaligus mengatasi gangguan mood dalam psikologi. Ingatkan kembali diri anda mengenai kekuatan yang dimiliki dan kembalikan kekuatan tersebut dengan cara membantu orang lain yakni menjadi sukarelawan yangs ecara perlahan akan mengobati trauma anda.
- Cari Teman Baru
Apabila anda tinggal sendirian, jauh dari teman atau keluarga, maka hal penting yang harus anda lakukan adalah mencari teman yang baru. Anda bisa mengikuti sebuah kelas atau bergabung dengan klub yang mempunyai minat serupa dengan yang anda miliki, terhubung dengan asosiasi alumni atau menghubungi tetangga dan rekan kerja.
- Atur Sistem Saraf Anda
Seberapapun cemas, gelisah dan tidak bisa mengendalikan diri anda sendiri, sangat penting untuk mengubah sistem anda sekaligus menenangkan diri sekaligus meredam karakteristik gangguan mood. Ini tidak hanya sangat membantu untuk meredakan kecemasan yang berhubungan dengan trauma dalam rumah tangga namun juga akan memberikan anda kontrol yang lebih besar terhadap diri sendiri.
- Tambahkan Sensorik
Cara lain untuk mengatasi trauma yang anda alami karena peristiwa dalam rumah tangga, maka anda bisa menambahkan sensorik seperti penglihatan, penciuman atau rasa tertentu yang bisa membuat anda tenang lebih cepat. Anda bisa memelihara hewan peliharaan atau mendengarkan musik dan berbagai aktivitas sensorik lain untuk mengatasi trauma dalam rumah tangga sebab akan berbeda dengan satu orang dengan orang lainnya. Untuk itu, banyaklah bereksperimen dengan teknik melepas stres yang cepat dan terbaik untuk anda jalani.
- Perbanyak Tidur
Sesudah pengalaman traumatis, maka rasa takut, cemas dan khawatir bisa sangat mengganggu pola tidur anda. Jika hal ini sampai terjadi, maka gejala trauma yang anda alami akan semakin memburuk dan mempersulit anda untuk menyeimbangkan emosi. Sebagai solusi, usahakan selalu tidur dan bangun pada jam yang sama setiap hari dan usahakan untuk tidur selama 7 hingga 9 jam setiap malam yang juga menjadi terapi gangguan emosi pada anak.
- Hindari Kebiasaan Buruk dan Lakukan Diet Seimbang
Mengkonsumsi alkohol atau obat obatan bukanlah cara baik untuk mengatasi trauma yang anda miliki dan hanya memperburuk gejala dari trauma tersebut seperti meningkatkan kecemasan, depresi dan juga perasaan terisolasi. Selain itu, usahakan juga untuk mengkonsumsi makanan kecil serta seimbang sepanjang hari yang penting untuk menjaga energi sekaligus mencegah perubahan suasana hati terjadi. Hindari beberapa jenis makanan seperti yang mengandung gula dan digoreng lalu ganti dengan makanan tinggi asam lemak omega 3 seperti kenari, salmon, kedelai dan juga biji rami yang bisa memperbaiki mood anda.
- Lakukan Terapi
Untuk mengatasi trauma psikologis dan emosional dari rumah tangga, maka anda harus bisa menghilangkan perasaan dan ingatan tidak menyenangkan tersebut lalu membangun lagi kepercayaan anda pada orang lain. Anda bisa memakai spesialis trauma untuk pendekatan terapi yang berbeda beda.
- Pengalaman somatik: Fokus pada sensasi tubuh dibandingkan pikiran dan kenangan peristiwa traumatis. Dengan ini anda bisa melepaskan energi trauma yang masih terpendam kemudian akan membuat anda menangis, gemetar dan lainnya sebagai bentuk dari pelepasan fisik lain.
- Terapi perilaku kognitif: Ini sangat membantu seseorang untuk memproses dan juga mengevaluasi pikiran serta perasaan mengenai trauma.
- EMOR: EMOR yang merupakan singkatan dari Eye Movement Desenilization and Reproccessing adalah gabungan beberapa unsur terapi kognitif memakai gerakan mata dan bentuk lain sebagai rangsangan ritme kiri dan kanan yang sangat membantu untuk mencairkan kenangan traumatis yang anda alami sekaligus bisa mengatasi gejala depresi pada anak.