Teori motivasi dalam psikologi industri bisa berasal dari dua sumber yakni dari dalam diri dan juga luar dirinya sendiri atau orang lain dan dua sumber ini disebut dengan motivasi intrinsik dan juga motivasi ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik merupakan melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain atau bisa dikatakan sebuah cara untuk mendapatkan tujuan. Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi dengan insentif eksternal seperti hukuman dan juga penghargaan. Sedangkan motivasi intrinsik merupakan motivasi internal untuk melakukan seuatu untuk tujuan itu sendiri. Teori insentif memberi penjelasan jika motivasi dalam hubungannya dengan stimuli atau penghargaan eksternal berbeda dengan dorongan atau teori pengurangan penggerak, para psikolog sudah mengajukan teori insentif sebab stimulus eksternal dianggap menarik seseorang untuk beberapa tujuan. Dalam teori ini mengatakan jika seseorang akan mengambil tindakan karena terdapat insentif yang akan diperoleh. Sebagai contoh, seseorang mau bekerja setiap hari karena akan mendapatkan intensif berbentuk upah atau gaji sehingga jika orang mendapatkan penghargaan, maka akan bekerja lebih giat. Sementara teori lain dari hakikat motivasi dalam psikologi juga mendukung kepercayaan jika ada penyebab respon yakni faktor internal. Teori insentif beranggapan jika lingkungan yang sebenarnya bisa mempengaruhi perilaku seseorang. Agar lebih jelas, berikut akan kami berikan ulasan mengenai teori insentif dalam psikologi untuk menambah wawasan anda.
Pengertian Teori Insentif
Sebenarnya, ada sebuah tujuan tersendiri yang memotivasi perilaku sebab beberapa ciri tertentu yang dimiliki, objek tujuan akan mendorong perilaku ke arah dari tujuan tersebut dan ada hubungan erilaku dengan sikap. Beberapa objek tujuan yang kemudian memotivasi perilaku dan ini yang disebut dengan insentif. Bagian terpenting dari sekian banyak teori insentif adalah jika individu akan berharap kesenangan dari pencapaian dari apa yang disebut dengan insentif positif dan juga dari penghindaran atas apa yang disebut dengan insentif negatif.
Insentif yang terukur atau tidak terukur akan diberikan sesudah kejadian dari sebuah tindakan yakni perilaku dengan tujuan supaya perilaku tersebut bisa terjadi kembali. Ini dilakukan dengan asumsi arti positif pada perilaku tersebut. Sebuah studi memperlihatkan jika seseorang bisa mendapatkan imbalan sesegera mungkin atau seketika dan memiliki pengaruh yang lebih besar serta menurun seiring berjalannya waktu. Aksi berulang dari memberi imbalan atau penghargaan nantinya bisa menyebabkan perilaku tersebut menjadi sebuah kebiasaan sekaligus menjadi cara membahagiakan diri sendiri.
Insentif sendiri tidaklah terukur atau terwujud yang juga digunakan dengan imbalan intrinsik. Sedangkan untuk insentif terukur atau berwujud disebut dengan imbalan ekstrinsik. Terkadang, satu jenis imbalan intrinsik bisa digantikan dengan imbalan ekstrinsik. Contohnya, pertimbangan seseorang yang ingin menjadi dokter dimana pada awalnya seseorang yang ingin menjadi dokter mungkin dilakukan karena ia senang menolong orang lain yakni motivasi intrinsik. Sedangkan alasan lain menjadi dokter mungkin akan berubah menjadi uang yakni motivasi ekstrinsik. Jika pengurangan jumlah insentif harus dilakukan sebuah rumah sakit, maka nantinya akan ditawarkan pilihan yakni terus menjadi dokter untuk menolong orang lain namun dengan potongan gaji atau insentif, atau menjadi administrasi atau pengurus akan tetapi bisa mendapatkan uang lebih dibandingkan dengan sebelumnya sebagai cara mengurangi stres pada karyawan.
Dokter mungkin akan lebih memilih untuk menjadi pengurus atau administrasi meski ini juga berarti dokter tersebut tidak akan menolong orang lain lagi karena imbalan eksternal dari upah sebagai seorang administrasi atau pengurus melebihi dari imbalan internal yakni kepuasan yang diperoleh ketika bisa menolong orang lain. Keadaan ini disebut juga dengan pengaruh overjustification yang secara umum akan terjadi pada saat imbalan eksternal menjadi satu satunya alasan untuk melanjutkan sebuah perilaku.
Psikologi pendidikan sendiri sedang berdebat mengenai apakah sekolah harus mempergunakan insentif ekstrinsik untuk membentuk perilaku siswa. Ada sebuah bukti yang menyarankan jika ini menjadi ide yang tidak baik karena ketika imbalan tidak ada, maka motivasi dari anak anak juga akan ikut hilang. Sedangkan bukti yang berbeda berkata jika ini adalah ide yang baik sebab keuntungan yang bisa didapatkan dari sistem imbalan ekstrinsik mungkin akan terus berlanjut.
Tujuan Insentif
Kebutuhan dengan adanya insentif ini bisa terjadi karena banyak alasan. Namun, ada beberapa tujuan dari pemberian insentif tersebut dan beberapa diantaranya adalah:
- Agar bisa lebih meningkatkan produktivitas.
- Agar bisa mendorong atau membangkitkan stimulasi kerja.
- Untuk meningkatkan komitmen dalam prestasi kerja dan faktor psikologi dalam lingkungan kerja.
- Agar secara psikologis bisa memuaskan seseorang yang mengarah ke kepuasan bekerja.
- Agar bisa membentuk perilaku atau pandangan dari bawahan mengenai sebuah pekerjaan.
- Agar bisa menanamkan semangat serta antusiasme terhadap sebuah pekerjaan.
- Agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal dari kemampuan seseorang sehingga individu tersebut bisa digunakan dan dimanfaatkan dengan maksimal.
Jenis Insensif
Intensif sendiri terdiri dari dua jenis yakni intensif positif dan juga intensif negatif.
- Insentif positif: Insentif positif merupakan insentif yang memberikan jaminan positif agar bisa memenuhi keinginan dan juga kebutuhan serta jenis perilaku manusia menurut psikologi. Insentif positif biasanya mempunyai sikap yang optimistis dan insentif biasanya akan diberikan untuk memenuhi kebutuhan psikologis seseorang seperti contohnya pujian, promosi, pengakuan, pinjaman, tunjangan dan lain sebagainya.
- Insentif negatif: Insentif negatif merupakan insentif yang memiliki tujuan untuk memperbaiki kesalahan atau standar dari seseorang. Tujuan utama dari insentif ini adalah memperbaiki kesalahan agar bisa mendapatkan hasil yang lebih efektif dan biasanya secara terpaksa diberikan pada saat insentif positif tidak bisa bekerja dengan baik. Contoh dari insentif negatif diantaranya adalah transfer, penurunan pangkat, hukuman, denda dan lain sebagainya.
Kategori Insentif
Selain terdiri dari dua jenis, insentif juga terdiri dari dua kategori yakni insentif moneter dan juga insentif non moneter.
- Insentif Moneter
Insentif yang bisa memuaskan para karyawan adalah dengan memberikan penghargaan atau imbalan berhubungan dengan uang. Uang sudah diakui sebagai sumber utama yang bisa memuaskan banyak kebutuhan uang dan juga berguna untuk memenuhi kebutuhan sosial dengan cara memiliki banyak barang sekaligus mengatasi faktor psikologis dalam masalah sosial. untuk itu, uang tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan psikologis individu namun juga kebutuhan keamanan serta sosial. Di banyak pabrik pada umumnya banyak rencana upah dan juga perancangan bonus diperkenalkan untuk bisa memotivasi sekaligus merangsang banyak orang agar mau bekerja.
- Insentif Non Moneter
Selain insentif moneter, maka ada beberapa insentif non moneter yang bisa memenuhi kebutuhan ego dan juga aktualitas diri karyawan, insentif tidak bisa diukur dalam bentuk uang yang berada dalam insentif non moneter. Setiap seorang manajer bisa memenuhi kebutuhan psikologis para karyawan, maka ia memakai insentif non moneter yang terdiri dari beberapa jenis, yakni:
- Security of service: Layanan keamanan adalah insentif yang bisa memberikan motivasi besar untuk karyawan. Apabila pekerjaan terjamin, maka ia akan berusaha dengan maksimal agar bisa mencapai tujuan perusahaan. Ini juga akan membantu karena semakin menjauhkan diri dari ketegangan mental sehingga bisa memberikan yang terbaik untuk perusahaan.
- Praise of recognition: Pengakuan atau pujian adalah bentuk insentif non keuangan lain yang bisa memenuhi kebutuhan ego para karyawan. Karyawan nantinya akan merespon lebih untuk sebuah pujian dan akan mencoba untuk memberikan yang terbaik dengan semua kemampuan yang dimiliki sekaligus melakukan cara agar selalu berpikir positif.
- Suggestion scheme: Organisasi sudah semestinya bisa melihat jauh ke depan agar bisa mengambil saran sekaligus mengundang skema saran dari para bawahan. Ini nantinya bisa menumbuhkan semangat untuk berpartisipasi dari para karyawan. Ini bisa dilakukan dengan menerbitkan banyak artikel yang ditulis oleh para karyawan agar bisa meningkatkan lingkungan kerja yang bisa diterbitkan di majalah perusahaan. Hal ini juga bisa sangat memotivasi para karyawan agar merasa penting sehingga para karyawan juga bisa mencari metode inovatif yang bisa diterapkan agar bisa bekerja dengan baik.
- Job enrichment: Job enrichment merupakan insentif non moneter lainnya di mana pekerjaan seorang karyawan akan semakin diperkaya. Ini bisa dilakukan dengan cara meningkatkan tanggung jawab seperti teori tanggung jawab dalam psikologi, meningkatkan isis dan juga sifat dari pekerjaan. Cara pekerja efisien bisa memperoleh pekerjaan yang lebih menantang di mana mereka nantinya bisa membuktikan kemampuan yang dimiliki.
- Promotion opportunities: Promosi merupakan alat yang sangat efektif untuk meningkatkan semangat bekerja para karyawan. Apabila karyawan diberikan peluang agar bisa terus maju dan berkembang, maka mereka bisa merasa puas serta menjadi lebih berkomitmen terhadap psikologi industri dan organisasi.
Kombinasi dari insentif moneter dan juga non moneter nantinya akan saling membantu agar bisa menumbuhkan motivasi serta semangat dalam bekerja.