Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Eksperimen » 13 Konsep Etika dalam Penyelidikan Psikologi

13 Konsep Etika dalam Penyelidikan Psikologi

by Barzam

Konsep etika dalam penyelidikan psikologi merupakan hal yang penting dan perlu untuk diperhatikan. Etika merujuk pada istilah untuk menggambarkan keyakinan mengenai baik atau buruknya sesuatu. Etika pada umumnya tidak melakukan justifikasi terhadap hal yang benar atau salah. Ketika etika ini diabaikan, sesuatu mungkin bisa menjadi tidak beraturan. Demikian halnya dengan penyelidikan psikologi. Terdapat unsur dari etika itu sendiri yang perlu diterapkan dan digunakan sehingga penyelidikan bisa berlangsung dengan mengikuti kaidah-kaidah yang sesuai.

Baca juga:

Berikut ini adalah beberapa macam konsep dari etika yang bisa diperhatikan di dalam penyelidikan psikologi. Proses penyelidikan psikologi memang biasanya akan mengamati hal-hal yang sifatnya untuk mengungkap kebenaran atau fenomena baru. Melalui penyelidikan tersebut, diharapkan ada hal-hal yang sifatnya akan mengembangkan psikologi. Lantas, apa saja konsep etika yang harus ada di dalam proses penyelidikan psikologi tersebut? Berikut adalah penjelasan ringkasnya:

  1. Menghargai Privasi

Penyelidikan psikologi walaupun bertujuan untuk mengungkap kebenaran, tetapi juga perlu menghargai privasi dari individu atau pihak yang terlibat di dalam suatu permasalahan. Artinya, identitas mereka tidak kemudian dengan bebas disebarkan begitu saja. Ini dalam rangka menjaga dan menghormati privasi mereka.

  1. Tidak Melakukan Kekerasan

Kekerasan adalah hal yang sangat dilarang di dalam penyelidikan psikologi. Tidak dibenarkan ketika penyelidikan dilakukan dengan menggunakan cara-cara kekerasan yang bisa membuat individu atau pihak tertentu menjadi terintimidasi. Kekerasan bahkan dalam bentuk verbal pun bisa membuat dampak yang cukup berpengaruh dan membuat proses penyelidikan tidak memperhatikan kaidah etika yang ada. (Baca juga: Metode psikologi pendidikan)

  1. Tidak Membuat Kecacatan Fisik

Kecacatan fisik biasanya timbul jika ada kekerasan yang terjadi. Penyelidikan psikologi tentu tidak boleh menimbulkan kecacatan fisik. Ini tentu bisa memberikan kerugian yang sangat berat bagi subjek sehingga penyelidikan tersebut sudah sangat jauh dari etika yang ada. Kecacatan fisik bisa saja membuat dampak yang lebih besar dan tujuan penyelidikan sama sekali tidak tercapai.

  1. Menghindari Labeling

Labeling merupakan sebuah proses dimana seseorang membuat sebuah cap, stigma atau stereotyping terlebih dahulu sehingga kesimpulan dalam penyelidikan akan sangat subjektif sekali. Labeling perlu dihindari untuk menjaga hasil yang valid dan tetap netral dalam proses penyelidikan psikologi sehingga bisa tetap berjalan dengan semestinya.

  1. Menghindari Trauma Psikis

Selain kecacatan fisik, trauma psikis juga perlu diperhatikan dalam penyelidikan psikologi. Trauma psikis biasanya ditandai dengan gejala-gejala tertentu yang ada kaitannya dengan kondisi psikologi subjek. Jika seorang subjek mengalami trauma psikis tertentu, ini tidak menutup kemungkinan bagi dia untuk memberikan informasi yang tidak sesuai sehingga penyelidikan psikologi akan gagal.

  1. Memperhatikan Nilai dan Norma

Nilai dan norma merupakan hal yang selalu dibawa oleh individu. Proses penyelidikan psikologi perlu memperhatikan kaidah nilai dan norma ini, dengan harapan bahwa subjek akan tetap merasa nyaman dan tidak dirugikan. Dengan adanya sikap mengerti ini, justru informasi yang diberikan jauh lebih mudah untuk didapatkan nantinya. (Baca juga: Metode penelitian psikologi)

  1. Mengutamakan Kejujuran

Kejujuran juga menjadi hal yang bisa dilakukan untuk membuat proses penyelidikan psikologi berhasil. Kejujuran di sini mengandung arti bahwa ada sikap terbuka dan tidak saling menutup-nutupi mengenai apa tujuan dari penyelidikan tersebut dilakukan.

  1. Tidak Melakukan Rekayasa

Konsep etika dalam penyelidikan psikologi selanjutnya yaitu tidak melakukan rekayasa. Jika sudah ada informasi yang didapatkan, informasi tersebut harus disimpan dan diberitakan dengan utuh. Informasi yang dimodifikasi bisa menjadi sebuah rekayasa yang bisa menggagalkan proses penyelidikan.

  1. Proses yang Objektif

Sama halnya seperti kejujuran, proses yang objektif merupakan proses yang apa adanya. Ini berarti bahwa dalam penyelidikan harus menggunakan proses yang netral dan tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang mendistraksi.

  1. Mengutamakan Kenyamanan

Faktor kenyamanan dapat membuat proses penyelidikan berlangsung dengan cukup efektif. Subjek yang nyaman akan menjadi lebih cepat dalam memberikan informasi tertentu. Untuk menciptakan suasana nyaman ini tentu dibutuhkan sikap untuk saling terbuka satu sama lain. (Baca juga: Contoh metode eksperimen dalam psikologi pendidikan)

  1. Fokus dalam Mencari Kebenaran

Fokus utama dalam penyelidikan adalah mencari kebenaran, bukan mencari kesalahan atau pun mencari informasi lain yang kurang relevan. Ini adalah konsep etika yang seringkali diabaikan dan hilang fokus.

  1. Tidak Menggunakan Manipulasi Psikologi

Tidak dibenarkan ketika manipulasi psikologi dilakukan demi membuat subjek membuat suatu pengakuan yang tidak ia lakukan. Penyelidikan yang jujur akan mengutamakan proses yang membuat subjek bisa memberikan informasi yang valid.

  1. Menghargai Setiap Detail Informasi

Setiap informasi yang didapat harus dihargai. Sekecil atau betapa tidak pentingnya dirasa suatu informasi itu ada, namun bisa saja ini akan menjadi sebuah garis merah yang saling tersambung untuk mengungkap permasalahan yang ada.

Melalui penggunaan etika yang tepat, proses penyelidikan psikologi bisa berjalan dengan baik. Pelajari lebih lanjut mengenai konsep etika dalam penyelidikan psikologi ini dan selamat membaca posting menarik lainnya.

You may also like