Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Eksperimen » Konsep Dasar Psikologi Eksperimen – Penjelasan Lengkap

Konsep Dasar Psikologi Eksperimen – Penjelasan Lengkap

by Hana Masita

Psikologi eksperimen adalah salah satu cabang dalam ilmu psikologi yang memfokuskan pembahasannya tentang penelitian eksperimen. Dalam hal ini penelitian yang dimaksud adalah penelitian yang berkaitan dengan kondisi psikologis seseorang.

Konsep dasar psikologi eksperimen adalah melakukan metode ilmiah dalam penelitian psikologi, artinya dalam melakukan eksperimen ini kita dituntut untuk melakukannya secara terkontrol, sistematis dan kritis melihat fenomena yang terjadi serta didasari oleh teori dan hipotesis.

Menurut beberapa ahli psikologi, psikologi eksperimen akan sangat membantu mengembangkan ilmu psikologi itu sendiri melalui penerapan metode penelitian eksperimen.

Maka, dengan kata lain, psikologi eksperimen akan sangat membantu untuk merinci, menjabarkan, menjelaskan, meramalkan, hingga mengendalikan dengan cukup akurat proses-proses yang dialami melalui tindakan nyata dan logis. Untuk mengetahui lebih jauh tentang psikologi eksperimen, mari kita simak dahulu sejarah psikologi eksperimen sejak dahulu hingga sekarang.

Sejarah Psikologi Eksperimen

Di kehidupan kita sehari-hari, kita pasti sering melihat orang-orang di sekitar melakukan banyak sekali percobaan dan eksperimen yang selanjutnya bisa berkembang menjadi dasar sebuah ilmu. Demikian halnya dengan psikologi eksperimen, dimana para ahli filosofi melihat percobaan-percobaan yang banyak dilakukan di masyarakat berkaitan dengan psikologi eksperimen.

Pada zaman dahulu, ilmu psikologi lebih condong pada bahasan-bahasan yang didasarkan pada filsafat dan ilmu pengetahuan alam yang sifatnya psikologis. Belum ada pola pikir intelektual yang membahas secara lebih terstruktur tentang ilmu psikologi.

Akibatnya, belum ada pembahasan yang lebih jauh mengenai psikologi saat baru dimulai dan juga siapa yang bertanggung jawab terhadap pembahasan tersebut.

Karena hal ini pula para filsuf saat itu berpikir bahwa ilmu psikologi tidak akan menjadi ilmu pengetahuan karena baragam aktivitas dan pemikiran yang ada di dalamnya tidak bisa diukur menggunakan alat ukur apapun. Artinya, ilmu psikologi dianggap tidak bisa bersifat objektif sebagaimana ilmu pengetahuan lainnya.

Baca juga:

Namun, hal ini mulai berubah sejak tahun 80-an dimana mulai ada banyak kajian di bidang psikofisik dan intelegensi yang membuat banyak ahli psikologi meyakini bahwa ilmu psikologi bisa menjadi ilmu pengetahuan yang mandiri. Salah satu tokoh yang sangat berperan dalam ilmu psikologi adalah Wilhelm Wunndt yang juga dikenal sebagai bapak psikologi eksperimen.

Beliau merupakan kelahiran Jerman, 16 Agustus 1832 dan pernah menempuh pendidikan ilmu kedokteran saat beliau berusia 19 tahun. Selanjutnya beliau juga pernah mengajar ilmu fisiologis hingga pada tahu 1867 beliau mendedikasikan perhatiannya dalam kajian tentang hubungan ilmu fisiologis dan psikologis. Beliau pun berhasil menjadi professor dalam ilmu filsafat serta menelurkan banyak sekali karya dalam kurun waktu kurang lebih 45 tahun. (Baca juga: Sejarah Psikologi Eksperimen)

Salah satu pencapaian terbesar beliau adalah beliau mendirikan laboratorium pertama di dunia dalam bidang ilmu psikologi. Di laboratorium tersebut beliau menjelaskan tentang apa yang selama ini dikenal dengan istilah pengertian, persepsi dan sensasi yang menjadi tonggak sejarah ditetapkannya ilmu psikologi menjadi ilmu pengetahuan yang mandiri dan lepas dari ilmu filsafat seperti sebelumnya. (Baca juga: Fungsi Filsafat Manusia dalam Psikologi dan Kehidupan Manusia)

Selanjutnya, psikologi ekperimen sendiri dikembangkan oleh George Ladd Trumbul yang merupakan pelopor berdirinya laboratorium di Universitas Yale pada tahun 1879. Beliau pun mengeluarkan buku berjudul ‘Elemen Psikologis Fisiologis’ di tahun 1877 yang mendiskusikan psikologi eksperimen di dalamnya karena pada saat itu psikologi eksperimental masih belum banyak berkembang.

Psikologi eksperimen ini menjadi salah satu pengaplikasian dalam ilmu pengetahuan yang berfungsi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sementara dalam penelitian.

Di pertengahan abad ke 20, psikologi eksperimen mengalami perubahan arti menjadi lebih luas sebagai disiplin ilmu, sehingga memiliki ukuran dan sub-ilmu yang lebih banyak lagi.

Konsep Dasar

Seperti yang telah dibahas di awal, psikologi eksperimen adalah cabang dari ilmu psikologi yang mengkaji proses merasakan, mempersepsikan, mempelajari dan memikirkan dunia atau lingkungan di sekitar.

Dalam konteks positivisme atau empiris, pengamatan atas proses-proses tersebut dilakukan dengan metode eksperimen yang logis dan bisa diandalkan untuk merinci, menjelaskan, meramalkan dan mengendalikan secara lebih akurat dengan proses-proses itu sebagai realitasnya. (Baca juga: Peran Riset Dalam Psikologi Pendidikan)

Realitas yang terjadi di proses-proses tersebut saling berasosiasi, bahkan dipercaya mengandung  dugaan atas ketentuan bahwa setiap perilaku pasti memiliki sebab di baliknya atau determinan.

Untuk bisa memahami realitas yang terjadi tersebut dibutuhkan pendekatan dengan metode eksperimen, bukan hanya dengan pendekatan perasaan ataupun rasionalis. Jadi, psikologi eksperimen perlu dibedakan dengan metode eksperimen, karena metode eksperimen merupakan ‘alat andalan’ untuk bisa mendapat pengetahuan mengenai realitas psikologi. (Baca juga: Kesalahan Persepsi Dalam Psikologi)

Metode eksperimen menjadi lebih bisa diterima karena alat ini menjamin objektivitas sebuah observasi, dimana pengamatan yang dilakukan berdiri sendiri dan lepas dari opini yang bisa menimbulkan bias.

Maka, untuk bisa melakukan eksperimen perlu dilakukan metode ilmiah mulai dari identifikasi permasalahan, membuat hipotesis, mendesain eksperimen, mengeksekusi eksperimen, melakukan uji hipotesis, hingga menulis semua hasilnya ke dalam bentuk laporan.

Baca juga:

Dalam psikologi eksperimen, peneliti akan melakukan manipulasi terhadap objek psikologi yang sedang diteliti. Dalam melakukan manipulasi tersebut, peneliti harus mengikuti prosedur yang telah ditentukan. Tidak hanya itu saja, dalam psikologi eksperimen hasil yang diprediksikan harus bisa diamati.

Hal ini tentu bertujuan agar hasil yang didapat benar-benar menunjukkan proses dan perlakuan dalam eksperimen, bukan hanya opini atau persepsi saja.

Beberapa karakteristik penelitian ekperimen, yaitu:

  • Terdapat subjek yang setara dalam kelompok yang berbeda
  • Minimal melibatkan 2 kelompok atau kondisi perlakukan yang berbeda
  • Variabel terikat dalam eksperimen terukur secara kuantitatif
  • Menggunakan statistik inferensial
  • Terdapat kontrol terhadap variabel ekstraneous
  • Terdapat minimal 1 variabel bebas yang diberi manipulasi

Dari karakteristik penelitian eksperimen di atas, maka untuk melakukan psikologi eksperimen diperlukan tahapan-tahapan yang perlu dilakukan untuk memastikan eksperimen yang dilakukan memberi hasil yang diinginkan. Tahapan atau proses tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Menentukan topik penelitian, apakah Anda penelitian yang akan dilakukan bersifat empiris atau teoritis
  2. Membuat hipotesis penelitian atau dugaan sementara
  3. Menentukan variabel yang akan digunakan dalam penelitian eksperimen dan membuat definisi operasional
  4. Mengidentifikasi variabel ekstraneous dan melakukan kontrol
  5. Menentukan subjek penelitian dan mendesain penggunaan subjek dalam penelitian tersebut
  6. Menentukan desain eksperimen yang akan dilakukan beserta prosedur pelaksanaannya
  7. Mengumpulkan data, menganalisa dan membuat pembahasannya
  8. Membuat kesimpulan dari hasil penelitian
  9. Menyusun laporan

Setelah melalui tahapan-tahapan di atas, maka eksperimen yang dilakukan pun diharapkan dapat memberi sumbangan ilmu pengetahuan dalam bidang psikologi.

Demikian pembahasan mengenai konsep dasar psikologi eksperimen dan semoga pembahasan ini mudah untuk dipahami serta bisa diterapkan untuk mengembangkan ilmu psikologi saat ini.

You may also like