Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Anak » 13 Masalah Psikologi untuk Anak Tunagrahita

13 Masalah Psikologi untuk Anak Tunagrahita

by Hana Masita

Tunagrahita adalah sebuah istilah untuk kelainan psikologi atau mentalnya. Seorang anak tunagrahita memiliki kekurangan dan keterbatasan dibandingkan anak normal, baik dari segi fisik, intelektual, emosi, sosial, bahkan gabungan dari beberapa hal tersebut. Menurut American Association on Mental Deficiency (AAMD), anak tunagrahita secara umum memiliki kekurangan dalam hal fungsi intelektualnya secara nyata, dan bersamaan dengan itu juga berdampak pada perilaku adaptifnya.

Baca juga:

Dari pemaparan di atas, kita mengetahui bahwa anak tunagrahita akan mengalami kesulitan dalam hal mental intelektualnya, yang membuat mereka kesulitan untuk mengerjakan tugas-tugas akademik, juga kesulitan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi. Oleh karena itu, anak tunagrahita membutuhkan pelayanan pendidikan yang khusus dan disesuaikan dirinya untuk bisa menggali potensinya. Untuk itu, kita perlu mengetahui masalah psikologi pada anak tunagrahita apa saja yang perlu kita ketahui untuk membantu kita berinteraksi dengan mereka. Simak terus, ya!

  1. Sulit memahami pembicaraan

Anak tunagrahita akan kesulitan untuk memahami sesuatu yang bersifat abstrak, sulit atau berbelit-belit. Maka, Anda harus bisa menyampaikan maksud dan tujuan Anda dengan bahasa yang sesederhana mungkin. Selain itu, sebaiknya Anda berbicara dengan perlahan dan tidak terlalu cepat. Sebaliknya, juga bersabarlah untuk menunggu respon yang tepat dari anak. Anda mungkin harus mengulang pertanyaan beberapa kali hingga anak paham dengan pembicaraan tersebut. (Baca juga: Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini)

  1. Sulit beradaptasi

Sesuai dengan definisi mengenai anak tunagrahita di atas, anak tunagrahita akan mengalami kesulitan dalam beradaptasi dan bertingkah laku. Mereka masih bisa memahami kondisi lingkungan tapi mereka tidak tahu bagaimana seharusnya mereka merespon hal tersebut. (Baca juga: 10 Pengaruh Psikologi Kognitif Dalam Perkembangan Anak Usia Dini Paling Lengkap)

  1. Kesulitan perkembangan perilaku

Seorang anak yang memiliki kekurangan tuna grahita, akan memiliki keterbatasan dalam mengembangkan tingkah lakunya. Mereka sangat sulit mempelajari sikap tertentu sehingga mereka akan kurang bisa bersikap yang sesuai dengan situasi yang dialaminya. (Baca juga: Terapi Perilaku Kognitif)

  1. Tidak mampu memahami keberadaan dirinya

Anak tunagrahita bisa menyadari situasi yang dialami. Begitu pula dengan benda-benda dan orang-orang di sekitarnya. Akan tetapi, mereka tidak bisa memahami keberadaan dirinya. Hal ini dikarenakan anak tunagrahita memiliki kesulitan dalam berbahasa sehingga mereka sulit menyampaikan perasaannya.

  1. Sulit memusatkan perhatian

Kemampuan kognitif seorang anak tunagrahita sangat rendah. Mereka akan kesulitan berkonsentrasi dan memusatkan perhatian terhadap sesuatu. Maka, Anda akan memerlukan teknik khusus untuk bisa menarik perhatiannya dan mengajarinya sesuatu. (Baca juga: Ciri-Ciri Perhatian Dalam Psikologi)

  1. Mudah putus asa dan merasa tidak mampu

Meskipun anak tunagrahita memang memiliki kekurangan dalam memahami situasi yang dialami, mereka juga mudah merasa tidak mampu untuk mengerjakan suatu tugas yang dia terima. Hal ini dikarenakan sebelumnya anak tunagrahita telah sering melakukan kesalahan dan tidak mampu menyelesaikan tugas dengan sesuai. (Baca juga: Cara Mengatasi Kecemasan Menurut Psikologi)

  1. Kurang percaya diri

Berkaitan dengan poin sebelumnya, dimana anak tunagrahita sering merasa tidak mampu dalam berbagai hal, tentu hal ini akan mempengaruhi kepercayaan dirinya. Mereka akan sering merasa kurang percaya diri dan butuh untuk diyakinkan untuk mau melakukan suatu hal demi meningkatkan kemampuannya. (Baca juga: Cara Menghilangkan Rasa Minder)

  1. Bergantung pada orang lain

Anak tunagrahita seringkali menggantungkan dirinya pada orang lain. Mereka akan bergantung pada bimbingan dan bantuan orang lain. Hal ini mungkin juga berkaitan dengan rasa percaya dirinya yang kurang sehingga dia lebih mengandalkan orang lain alih-alih berusaha mencoba melakukan tugasnya sendiri.

  1. Memiliki toleransi yang rendah

Anak tunagrahita cenderung sulit menolerir hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Dia akan sulit memahami alasan atau penyebab yang ada di balik suatu kejadian. Hal ini bisa saja membuat mereka mudah merasa emosi dan marah. (Baca juga: Gangguan Kepribadian Pasif Agresif)

  1. Mudah terjerumus dalam lingkungan yang kurang baik

Telah dibahas sebelumnya, anak tunagrahita akan mengalami kesulitan dalam memahami situasi dan sesuatu hal yang abstrak. Hal ini pulalah yang bisa menyebabkan mereka kesulitan dalam memilih lingkungan yang baik sehingga mereka mudah terjerumus dalam pergaulan yag buruk.

Baca juga:

Maka, jika Anda memiliki anak atau orang dekat yang merupakan anak tunagrahita, sebisa mungkin jaga mereka supaya tidak berada di lingkungan yang buruk. Hal tersebut bisa mempengaruhi perkembangan diri mereka di masa depan.

  1. Suka menyendiri

Anak tunagrahita akan cenderung pendiam dan tidak suka di keramaian. Mereka akan lebih memilih untuk menyendiri dan asyik dengan dirinya sendiri. Hal ini mungkin berhubungan dengan kemampuan beradaptasi mereka yang juga kurang sehingga membuat mereka sulit merasa nyaman di keramaian. (Baca juga: Cara Menghilangkan Sifat Pendiam)

  1. Kurang pertimbangan

Poin yang satu ini mungkin berkaitan dengan kemampuan mereka mencerna dan memahami sesuatu yang abstrak. Ketidakmampuan tersebut membuat anak tunagrahita merasa sulit untuk mempertimbangkan sesuatu. Mereka tidak bisa membuat gambaran di masa depan terkait akibat jika mereka memilih melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. (Baca juga: Faktor Psikologis dalam Perilaku Konsumen)

  1. Tidak dapat memimpin dirinya maupun orang lain

Hal ini mungkin disebabkan karena anak dengan kekurangan mental seperti ini terbiasa dilindungi dan selalu diatur oleh orang tua sejak kecil. Memang, sangat wajar jika orang tua terlalu protektif terhadap anaknya yang tunagrahita karena menganggapnya tidak mampu mengatasi tugas-tugas yang diterimanya. Namun, hal ini juga bisa menyebabkan anak kesulitan untuk memimpin dirinya sendiri maupun orang lain.

Baca juga:

Dengan memahami masalah psikologi pada anak tunagrahita di atas, diharapkan memudahkan kita untuk bisa menghadapi mereka dan menempatkan diri kita sebagai orang yang menyenangkan untuknya. Dengan begitu, kita akan lebih mudah berinteraksi dengan mereka dan menggali potensi mereka. Berikut ini ada beberapa tips singkat untuk berinteraksi dengan anak tunagrahita:

  • Tetap menghormatinya, karena anak tunagrahita pun juga manusia yang harus dihargai.
  • Tatap mata anak, untuk membuatnya merasa diperhatikan.
  • Dengarkan dengan baik ucapan anak dan beri respon yang positif. Jangan pernah potong pembicaraan anak sebelum dia menyelesaikan ucapannya.
  • Jangan bosan untuk mengulangi pertanyaan. (Baca juga: Masalah Psikologis pada Anak Tunalaras)
  • Berbicaralah perlahan dan jelas. Usahakan agar gerak bibir bisa terbaca oleh anak.
  • Sesekali beri kontak fisik yang wajar pada anak untuk membuatnya lebih merasa akrab dan diterima.
  • Pandanglah dunia anak tersebut sebagai dunia yang menyenangkan dan asyik sehingga dia juga merasa dipahami dan bisa lebih terbuka pada Anda.

Semoga artikel kali ini bermanfaat untuk Anda mengetahui potensi masalah yang dialami oleh anak tunagrahita sehingga Anda telah siap dengan berbagai cara menghadapiya. Selamat mencoba!

You may also like