Home » Gangguan Psikologi » Gangguan Kepribadian Pasif Agresif – Penyebab, Ciri-Ciri, dan Penanganan

Gangguan Kepribadian Pasif Agresif – Penyebab, Ciri-Ciri, dan Penanganan

by Khanza Savitra

Gangguan kepribadian adalah gangguan berat yang mana terjadi pada karakter serta kencenderungan perilaku pada individu. Gangguan tersebut melibatkan beberapa kepribadian, dan memiliki hubungan dengan kekacauan pada pribadi dan sosial. Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan gangguan kepribadian, mulai dari trauma di masa anak-anak, faktor hereditas, dan masih banyak lainnya.

Salah satu gangguan kepribadian yang mungkin sering ditemukan adalah gangguan kepribadian pasif agresif. Apa itu gangguan kepribadian pasif agresif? gangguan kepribadian ini ditandai dengan adanya obstruksionisme atau sikap yang senang menghalang-halangi sesuatu, memperlambat pekerjaan, memperlambat pergaulan sosial, dan lainnya. Lalu apa saja penyebab dan gejala-gejala yang diperlihatkan? Berikut ini penjelasan mengenai gangguan pasif agresif lebih lanjut.

Definisi

Orang yang memiliki gangguan kepribadian pasif agresif dapat ditandai dengan adanya sikap senang menghalang-halangi ataupun menunda nunda sesuatu, keras kepala, dan tidak efisien. Perilaku yang diperlihatkan tersebut sebenarnya merupakan manifestasi dari agresif sebagai dasar dan kemudian diekspresikan secara pasif.

Penderita gangguan kepribadian pasif agresif memiliki beberapa karakteristik yang cukup terlihat seperti menunda-nunda sesuatu, tidak dapat bekerja secara optimal, cenderung menyalahkan orang lain, tidak bersedia meminta maaf, sering bergantung dengan orang lain namun menolak untuk melepaskan diri dari ketergantungan. Orang yang memiliki gangguan kepribadian ini sama sekali tidak memiliki kepercayaan dalam dirinya sendiri dan sering merasa pesimis dengan masa depan.

Mereka lebih memendam rasa marah dan permusuhannya, serta mengekspresikannya dengan cara yang tidak langsung namun mungkin menyakitkan untuk orang lain. Mereka sama sekali tidak memiliki kesensitifan pada kritik sehingga selalu merasa jika dirinya benar. Jika dilihat dari sudut psikologi kognitif-behavioral, kepribadian pasif agresif sebenarnya berkembang dari kepercayaan jika ekspresi yang terbuka serta kemarahan tersebut adalah berbahaya. Menuntut orang lain tentu harus mengerti apa yang diinginkan tanpa harus memintanya.

Penyebab

Masih belum diketahui dengan jelas apa yang menjadi penyebab gangguan kepribadian pasif agresif, namun pada kasus-kasus yang sering terjadi biasanya sering disebabkan faktor keturunan, adanya riwayat keluarga yang memiliki gangguan kepribadian sejenis. Selain itu, adanya pengaruh dari lingkungan sekitar juga dapat memicu pembentukan gangguan kepribadian tersebut.

Ciri-Ciri

Meskipun ada banyak orang yang memiliki kepribadian pasif agresif, namun sifat dan ciri-cirinya tidak mudah untuk dikenali begitu saja. Beberapa penderitanya terkadang tidak menyadari dan menyangkal jika dirinya memiliki kepribadian tersebut. Sehingga anda bisa memperhatikan dengan baik ciri-ciri gangguan kepribadian pasif agresif yang sering diperlihatkan.

  • Non komunikasi, tidak mau berkomunikasi dengan orang lainnya secara jelas.
  • Menghindari dan mengabaikan ketika orang lain marah, merasa jika tidak bisa berbicara dan memilih untuk menghindar.
  • Sering menunda-nunda tugas yang penting sekalipun dikarenakan memiliki permasalahan dengan orang-orang yang berkaitan dengan tugas tersebut. Bahkan terkadang memilih melakukan hal-hal yang kurang penting
  • Dengan sengaja sering mengulur-ulur waktu dan mencegah untuk melakukan perubahan
  • Ambiguitas yang menjadi tidak jelas dan samar, bahkan tidak terlibat di dalam percakapan
  • Sering diam, murung, cemberut, hingga marah untuk bisa mendapatkan perhatian
  • Mengabaikan semua pendapat dari orang lain
  • Banyak membuat alasan untuk menghindari melakukan hal-hal yang tidak diinginkan
  • Menunjukkan ketidakberdayaan terus menerus
  • Dengan sengaja sering melakukan pekerjaan dengan buruk yang mana menjadi tanggung jawabnya

Penanganan 

1. Bimbingan Konselor atau Konsultan

Penanganan pertama yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan bimbingan konselor atau konsultan pada ahlinya secara tatap muka. Dalam proses ini, pasien menceritakan masalah yang sedang dialami untuk dapat dianalisis. Mencari tahu bagaimana  cara meredam emosi. Semua hal yang berkaitan dengan masalah-masalah pada gangguan kepribadian diceritakan sehingga konsultan dapat mengetahui metode untuk penyembuhan dengan tepat.

2. Bantuan Teman dan Lingkungan

Penyebab gangguan pasif agresif bisa saja disebabkan karena lingkungan, namun dengan bantuan dari teman dan lingkungan juga bisa menjadikan salah satu treatment untuk mengatasi gejala-gejala gangguan kepribadian ini. Penderita dapat berbagi cerita dengan teman terdekatnya mengenai masalah yang dihadapinya. Sehingga harapannya setelah bercerita, penderita dapat cenderung meluapkan emosi dengan baik.

3. Psikoterapi

Jenis terapi yang mungkin bisa dilakukan pada penderita gangguan kepribadian pasif agresif adalah psikoterapi. Terapi yang dilakukan dalam bentuk supportif, sehingga memunculkan motivasi dalam diri penderitanya. Ahli terapi tentu saja harus memberitahukan mengenai kemungkinan-kemungkinan yang bisa terhadi sebagai akibat dari sikap dan perilaku yang dilakukannya. Motivasi yang diberikan dapat dilakukan dengan baik dan halus dengan harapan emosinya dapat terkontrol sehingga tidak sampai melakukan hal-hal yang buruk.

4. Farmakoterapi

Selain terapi, tentunya dibutuhkan pemberian obat-obatan yang dapat mengurangi gejala-gejala dari gangguan kepribadian ini. Mulai dari antidepresan yang mungkin akan diresepkan jika terdapat indikasi ciri-ciri depresi yang memungkinkan penderitanya melakukan bunuh diri. Beberapa pasien biasanya memiliki respon pada psikotimulan, benzodiazepine, dan lainnya tergantung dari kebutuhan klinis.

 Nah itu tadi penjelasan mengenai gangguan kepribadian pasif agresif, mulai dari ciri-ciri, penyebab, hingga penanganan yang tepat dalam mengatasi gejala-gejala yang terjadi. Gangguan kepribadian pasif afesif tentunya dapat mempengaruhi kehidupan sosial penderitanya, untuk itu butuh dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat sehingga penderita nya semakin termotivasi untuk bisa sembuh dari gangguan kepribadian pasif agresif. Semoga informasi diatas dapat bermanfaat untuk anda.

You may also like