Manusia merupakan salah satu makhluk yang selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Selain itu, anak usia dini merupakan bagian dari perkembangn itu sendiri. Selain itu kualitas perkembangan anak dimasa depannya, sangatlah ditentukan oleh stimulasi yang diperolehnya sejak dini.
Pemberian stimulasi untuk pendidikan anak usia dini merupakan hal yang sangat penting untuk anda lakukan ya sobat mengingat pertumbuhan dan perkembangan otak anak berlangsung sejak masa usia dini. Baca juga mengenai penerapan psikologi dalam pendidikan inklusi.
Adapun perkembangan anak usia dini meliputi beberapa aspek diantaranya aspek pertumbuhan fisik dan pertumbuhan motoric, aspek perkembangan koginitif, aspek perkembangan sosioemosioanal, aspek perkembangan bahasan dan perkembangan moral.
Nah sobat dalam kesempatan kali ini penulis akan mengulas infomasi seputar pengaruh psikologi kognitif terhadap perkembangan anak usia dini. Karena memang pada masa usia dini ini ada begitu banyak pertumbuhan yang sedang dialami oleh seorang anak. Jadi ada baiknya kita mengupas tuntas apa saja pengaruhnya terhadap perkembangan anak ya sobat, yuk mari kita simak ulasana berikut ini.
Psikologi adalah sebuah cabang ilmu pendidikan sosial yag mempelajari tentang bagimana proses perubahan sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok dalam usaha mendewasakan manusia dalam suatu pembelajaran atau pelatihan. Baca juga mengenai pendekatan kelompok dalam psikologi klinis.
Dari pengertian pikologi tersebut, maka bisa kita tarik kesimpulan mengenai pengertian psikologi kognitif. Adapun psikologi kognitf adalah sebuah cabang dari ilmu psikologi itu sendiri yang mempelajari tentang perubahan mental dan proses struktur yang terjadi sebagai hasil dari upaya untuk mengamati dan memahami keadaan disekitarnya.
Sebelum membahas apa saja pengaruh psikologi kognitif terhadap perkembangan anak usia dini, sebaiknya terlebih dahulu kita membahas mengenai faktor apa saja yang memengaruhi perkembangan kognitif pada anak. Mari sobat kita simak, berikut penjelasannya.
1. Faktor hereditas (Faktor Keturunan)
Teori hereditas atau nativisme berpendapat bahwa ketika manusia lahir, manusia tersebut sudah membawa potensi – potensi tertentu yang tidak akan dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Baca juga mengenai contoh motif dalam psikologi pendidikan.
2. Faktor Lingkungan
Teori lingkungan atau empirisme menyatakan bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih yang suci yang bersih dan tidak bernoda. Pendapat ini justru berlawanan dengan teoti hereditas. Pada teori empirisme ini manusia sangatlah dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.
3. Faktor Kematangan
Setiap organ tubuh manusia (mulai dari fisik maupun sampai psikis) dapat dikatakan matang jika telah mencapai kesanggupan untuk melakukan semua fungsinya masing – masing, yang sangat erat kaitannya dengan faktor usia yang sudah berjalan.
4. Faktor Pembentukan
Pembentukan sendiri adalah segala sesuatu yang ada di bagian luar diri seseorang yang bisa memengaruhi inteligensinya sehingga bisa semakin berkembang menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Baca juga mengenai paradigma kognitif dalam psikologi klinis.
5. Faktor Minat dan Bakat
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu kegiatan atau suatu tujuan dan merupakan dorongan unutk berbuat lebih giat dan lebih baik lagi demi hasil maksimal yang ingin dicapai. Baca juga mengenai macam macam teori belajar dalam psikologi.
6. Faktor Kebebasan
Kebebasan yaitu keleluasaan manusia untuk berpikir divergen ( menyebar ) dan berarti bahwa manusia itu dalam memilih metode – metode tertentu dalam menyelesaikan masalahnya juga bebas sesuai dengan kebutuhannya.
Itulah sobat beberapa faktor yang memengaruhi perkembangan kognitif pada anak usia dini. Selain itu, penulis juga akan membahas tentang apa pengaruh psikologi kognitif pada anak usia dini. Berikut ulasannya.
Adapun pengaruh psikologi kognitif terhadap anak usia dini meliputi berbagai aspek, seperti persepsi, ingatan, pikiran, simbol, penalaran, dan pemecahan masalah. Hampir semua aspek kehidupan setiap individu dipengaruhi oleh psikologi kognitif ini. Untuk itu sobat, perkembangan anak anda tentunya akan lebih baik jika dibarengi dengan psikologi kognitif dalam dirinya. Berikut pengaruh psikologi kognitif tersebut terhadap perkembangan anak usia dini.
- Agar anak mampu mengembengakan daya persepsinya berdasarkan apa yang telah dilihatnya, didengar, dirasakan, sehingga anak tersebut memiliki pemahaman yang utuh dan komprehensif disegala aspek kehidupannya.
- Agar anak mampu melatih daya ingatnya terhadap semua peristiwa dan kejadian yang pernah dia alami sebelumnya. Hal ini sangat berguna untuk melatih daya ingat anak sejak usia dini, karena jika sudah terbiasa dari usia dini bisa mengingat sesuatu secara terperinci, maka di usianya yang dewasa nantinya juga akan lebih berkembang nantinya.
- Agar anak mampu untuk menyimpan berbagai hal dalam ingatannya, yang kemudian nantinya akan digunakan sebagai acuan bagi anak tersebut agar lebih berhati – hati melauakan hal yang sama seperti sebelumnya, karena semua hal yang dia lakukan terlebih dahulu tersimpan baik dalam ingatannya.
- Agar anak mampu mengembangkan pemikiran – pemikirannya dalam rangka menghubungkan satu peristiwa dan peristiwa yang lainnya.
- Agar anak mampu memahami simbol – simbol yang tersebar dan yang dia lihat di lingkungan sekitarnya. Biasanya anak yang mempunyai psikologi kognitif yang tinggi, lebih cenderung dan lebih dominan menyukai simbol – simbol atau gambar – gambar jika dibandingkan dengan tulisan biasa.
- Agar anak mampu menghubungkan pengertian – pengertian berbagai simbol yang dia temukan. Baik dari segi pendidikan ataupun segi permainan. Biasanya daya kreativitasnya akan lebih tinggi terhadap simbol – simbol serta pengaplikasiannya dalam kehidupannya.
- Agar anak mampu dengan cepat melakukan penalaran – penalaran, baik yang terjadi secara alamiah ( spontan ) maupun ynag terjadi secara ilmiah ( percobaan ). Biasanya anak akan lebih cepat melakukan pemikiran yang membutuhkan daya penalaran yang cukup tinggi.
- Agar anak memiliki daya atau tingkat kenlalaran yang tinggi dibandingkan dengan akan seusianya yang lainnya pada umumnya. Sebelum bertindak biasanya anak tersebut akan menghubungkan penalaran – penalarannya terlebih dahulu terhadap beberapa hal yang menurutnya perlu untuk dikaji kembali.
- Agar anak mampu memecahkan persoalan hidup yang dihadapinya sendiri, sehingga pada akhinya anak tersebut akan menjadi individu yang mampu menolong dirinya sendiri apabila sedang menghadapi persoalan dalam hidupnya.
- Apabila sudah bisa memecahkan persoalan hidupnya sendiri, tidak menutup kemungkinan anak tersebut bisa memecahkan permasalahan kehidupan oran yang lainnya, karena memiliki kecerdasan dan daya ingat maupunn penalaran yang lebih dibandingkan dengan yang lainnya.
Oke sobat, sampai disini dulu pembahasan kali ini, semoga bermanfaat bagi sobat semua. Terima kasih bagi yang sudah meluangkan waktu untuk membaca artikel ini. Sampai ketemu di artikel berikutnya, salam hangat selalu.