Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Anak » 13 Masalah Psikologis pada Anak Tunalaras

13 Masalah Psikologis pada Anak Tunalaras

by Tiffany

Sebagian orang masih jarang mengetahi apa itu Tunalaras. Tunalaras merupakan hambatan yang dialami seorang individu, dimana mereka akan sulit mengendalikan emosi dan kontrol sosialnya. Hal ini bisa ditunjukan pada anak yang seringkali melakukan penyimpangan yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku di sekitarnya.

Tunalaras bisa saja disebabkan oleh faktor internal dan juga eksternal. Dimana hal itu juga bisa disebabkan oleh lingkungan yang benar-benar kontras dengan sifat dan juga pendidikan si anak.

Peran guru dalam proses pembelajaran, Peran Keluarga Dalam Pendidikan Anak tentunya sangat penting dan krusial. Anda perlu mengetahui dan mempelajari beberapa metode dalam mengajar dan sekaligus mempraktekkannya dalam kegiatan belajar mengajar. Ada banyak macam dan jenis  – jenis metode pembelajaran dan setiap jenisnya mempunyai kelemahan serta kelebihan masing – masing.

Namun anak tunalaras juga memiliki beberapa masalah psikologis yang muncul akibat hambatannya, diantaranya adalah :

  1. Tingkah Laku

Tingkah laku yang bisa jadi sangatlah ekstrim terjadi pada mereka yang menderita tunalaras. Anak-anak nakal merupakan hal yang wajar, dimana terkadang proses belajarnya berasal dari kenakalan. Namun berbeda dengan anak normal, tunalaras bukan hanya berbeda dengan tingkah laku anak lainnya. Orang awam akan menganggap anak tersebut masuk kedalam Ciri Ciri Psikopat Ringan.

2. Bertentangan

Seperti yang dikatakan sebelumnya, bahwa tingkah laku anak tunalaras yang tidak diharapkan oleh lingkungan karena bertentangan dengan harapan sosial dan cultural. Sehingga mereka sering dianggap sebagai troublemaker atau memang yang menyebabkan masalah.

3. Tekanan

Anak yang menderita tunalaras bukan berarti tidak mendapatkan tekanan. Dimana tekanan terjadi ketika orang tua atau masyarakat merasa bahwa anak ini menimbulkan bahaya dan akhirnya menekan sikap dan juga perilaku mereka. Sebenarnya hal ini tidak diperbolehkan karena akan menambah keliaran seorang anak penderita tunalaras.

4. Selalu Emosi

Jenis Emosi sangatlah banyak, namun tidak pada anak tunalaras. Mereka yang menderita tunalaras akan selalu merasa marah dan semua hal yang berkaitan adalah hal yang salah. Dimana mereka yang tidak ingin tahu apa kebenarannya dan apa yang sebenarnya terjadi hanya akan puas jika melampiaskan rasa marahnya. Hal inilah yang bisa mengganggu psikologis mereka.

5. Terisolir

Mereka yang mengalami hambatan atau tunalaras akan mengisolir diri dan akhirnya berdampak pada psikologisnya. Entah sulit bergaul, sampai berpikiran bahwa orang lain memiliki pendapat yang aneh ataupun bermasalah. Anak yang mengalami tunalaras bisa mengadakan hubungan sosial tetapi terbatas pada lingkungan tertentu.

6. Menghindar

Menghindari dan mengabaikan ketika orang lain marah, merasa jika tidak bisa berbicara dan memilih untuk menghindar. Hal ini terjadi pada mereka yang tunalaras tingkat tinggi dengan rasa perhatian dan empati rendah.

7. Menunda dan Tak Acuh

Sering menunda-nunda tugas yang penting sekalipun dikarenakan memiliki permasalahan dengan orang-orang yang berkaitan dengan tugas tersebut. Bahkan terkadang memilih melakukan hal-hal yang kurang penting

8. Kurang Simpati dan Empati

Mereka yang termasuk kedalam tunalaras sudah dijelaskan bahwa mereka tidak mempunyai kemampuan sama sekali untuk bisa ataupun mau belajar sikap-sikap sosial. Ini disebabkan oleh pembawaan/kelainan anak tersebut untuk bisa mengenal hubungan kasih sayang sehingga anak pada golongan ini banyak bersikap apatis dan egois bahkan jika sudah parah maka akan kurang ajar. 

9. Berani Melakukan Kriminalitas

Anak yang masuk kedalam tunalaras bisa jadi mereka yang sebenarnya memiliki masalah pribadi yang tidak mampu diselesaikannya, sehingga mereka melampiaskannya dengan cara yang salah dan berbeda. Biasanya anak tunalaras akan merasa tiba-tiba agresif, cemas dan tidak memiliki rasa bersalah.  Jika hal ini sudah muncul maka tindakan lain seperti mencuri dan bermusuhan akan wajar dilakukan anak tunalaras. Apalagi jika mereka tidak memiliki bimbingan. Jika sudah seperti ini kriminalitas mungkin saja terjadi. 

10. Menggunakan Narkoba dan Sejenisnya

Anak tunalaras dalam tahapan yang parah tidak akan sadar apa yang mereka lakukan apakah benar ataupun salah. Mereka sudah menyimpang dari kehidupan yang nyata, dan dianggap sudah parah serta berada pada level sulit untuk diatasi. Mereka membutuhkan orang ahli dan khusus untuk bisa menangani dan menyadarkan anak-anak tunalaras tersebut. Terutama mereka yang kurang kasih sayang akan sulit diobati.

11. Sulit Percaya

Anak tunalaras selalu menyatakan bahwa mereka benar atau apa yang mereka pikirkan selalu benar. Hal ini membawa kenyataan bahwa anak tunalaras sulit mempercayai orang lain dan akan sulit menjalankan bagaimana cara membuat mereka bisa sehat dan berpikir jernih kembali. Hal ini bisa mengganggu psikologis dari anak tersebut tentunya.

12. Kekerasan Fisik

Tidak hanya kekerasan verbal seperti makian, umpatan, hingga pelecehan dalam bentuk bahasa, kekerasan dalam pacaran juga bisa berupa kekerasan fisik yang mengakibatkan luka bagi korban dan juga tunalaras. Bentuk kekerasan fisik di sini bisa bermacam-macam, tamparan. paksaan, hingga yang lebih ekstrem dalam bentuk pemukulan bisa disebut sebagai kekerasan fisik yang sebenarnya dapat dikategorikan tindak penganiayaan.

13. Sulit Mengambil Keputusan

Meskipun menjadi anak tunalaras namun mereka termasuk yang sulit mengambil keputusan meskipun hal yang mudah. Hal ini biasanya didasari pada pemahaman bahwa apa yang dilakukan termasuk hal yang tidak penting dan tidak berpengaruh besar pada hidup mereka.

Baca juga:

Ketika seorang anak mengalami permasalahan dan mengetahui bahwa dia tidak diingkan, bermasalah sampai tidak mendapatkan bimbingan. Maka akan menyebabkan sebuah efek besar yakni gangguan yang berkaitan dengan perasaan seorang anak

Nah saat ditelantarkan, anak tersebut tentu akan sulit mengendalikan emosi. Emosi yang dimaksud bisa banyak hal, seperti halnya emosi marah, sedih, kecewa dan sebagainya.

Tidak dapat mengendalikan emosi ini bisa berkembang menjadi hal yang berbahaya dan menyebabkan anak yang tidak diinginkan menjadikan seseorang sulit mengendalikan emosi dan bisa berkembang menjadi sebuah gangguan. Terutama tunalaras bisa saj muncul dari bagian dalam diri anak tersebut atau bisa dikatakan sudah ada bibitnya.

Ataupun mereka yang bisa berubah menjadi tunalaras karena memang sudah memiliki permasalahan secara eksternal dan berpengaruh besar. Tunalaras dan nakal memang seringkali memiliki batasan yang kabur dan juga tidak jelas. Anda harus bisa melihat dengan detail dan juga benar-benar menganalisanya.

You may also like