Psikologi klinis merupakan cabang-cabang psikologi yang menangani, menganalisa dan mendiagnosa penyakit-penyakit jiwa. Psikologi klinis terdiri dari integrasi antara sains, teori, dan pengetahuan klinis.
Dalam psikologi klinis menangani berbagai macam hal mulai dari kelainan emosi ataupun kelainan mental yaitu schizophrenia yang sangat parah. Dalam psikologi klinis juga terdapat beberapa pendekatan salah satunya adalah pendekatan behaivoristik. Berikut adalah ulasan lengkap mengenai pendekatan behavioristik pada psikologi klinis.
Pengertian Implikasi Behavioristik
Menurut teori belajar behavioristik, manusia merupakan makhluk reaktif dengan tingkah laku yang dikontrol oleh penagruh luar. Jadi, bisa disimpulkan bahwa pada hakekatnya manusia ditentukan dari pengaruh lingkungan sosial budaya.
Implikasi behavioristik merupakan tipe pendekatan yang mementingkan perilaku atau gejala yang tampak. Kemudian memperhatikan hubungan dianatara gejala-gejala tersebut, lalu setelahnya menentukan gejala psikologis berdasarkan gejala-gejala yang dikumpulkan.
Tujuan utama dari implikasi behavioristik adalah mengusahakan kondisi-kondisi baru bagi proses belajar, menghapus perilaku maladaptive dan memperkuat tingkah laku yang didinginkan. Seseorang dengan implikasi behavioristik akan diminta untuk mengungkapkan jenis tingkah laku yang ingin diubah.
Jenis terapi dalam psikologi yaitu terapi behavioral bertugas mengajari klien menekankan pada pentingnya menggunakan keterampilan yang berkesinambungan untuk menolong dirinya sendiri.
Pendekatan ini bersifat transparan sesuai dengan tipe kepribadian manusia yang berarti bahwa segala macam proses yang terjadi dilakukan secara terbuka dengan klien, sebab klien juga dilibatkan aktif dalam mengambil keputusan klinis. Perbedaan terapi behavioral dengan pendekatan lain adalah :
- Memusakan perhatian pada tingkah laku yang tampak
- Mencermati dan menguraikan tujuan teratment
- Meurmuskan prosedur treatment sesuai dengan masalah
- Menafsirkan hasil terapi secara objektif
Tingkah laku manusia dapat diplajari ketika manusia berinteraksi dengan lingkungannya melalui belajar yaitu :
- Pembiasan kalsik dimana satu stimulus menghasilkan satu respon, misalnya bayi takut dengan suara keras
- Pembiasan operan yakni satu stimulus menghasilakn banyak respon. Pengondisian operan positif dapat memperkuat tingkah laku sedangkan yang negatif dapat memperlemah tingkah laku
- Pemiruan yaitu orang yang tidak membutuhkan reinforceman agar bisa bertingkah laku tetapi melah meniru. Syarat meniru tingkah laku adalah tingkah yang ditiru mampu untuk dilakukan oleh individu tersebut dan tingkah laku tersebut adalah yang bersifat positif.
Premis pada pendekatan tingkah laku yaitu tingkah laku menyimpang adalah hasil pengalaman pengondisian yang salah. Oleh sebab itu, tugas utama seorang terapis adalah memperbaiki tingkah laku menyimpang dengan membentuk tingkah laku baru yang layak. Token economi bisa disebut sebagai bentuk pengembangan penerapan terapi tingkah laku.
Pada tocen economy, pasien yang dirawat di rumah sakit akrena mengalami gangguan tingkah laku, diberikan traetment berupa tanda-tanda tertentu sepeti koin, kartu palstik dan nilai-nilai yang melibatkannya pada aktivitas yang dilakukan oleh terapeut dengan staf rumah sakit seperti membereskan tempat tidur atau ruangan serta melakukan komunikasi dengan pasien lain. Hadiah tanda bisa ditukar denagn permen, roko, baju atau izin berjalan –jalan.
Prinsip Terapi Behavioristik
Prinsip terapi behavioristik adalah berorientasi pada tujuan. Tugas utama dari seorang terapis adalah mengidentifikasi stimulus-respon yang terjadi pada pasien. Tujuan terapi biasanya memerlukan kegiatan di luar terapi seperti misalnya melakukan pekerjaan rumah yang membutuhkan pastisipasi aktif dari klien yang diterapi. Metode perialku tingkah laku didasarkan pada :
- Exposure-based methods misalnya desensitisasi sistematik
- Operan methods sepeeti reinforcement, time out dan token economies
- Modeling atau belajar dengan observasi
- Sel control methods seperti self onservation serta self reinforcement
- Cognitive methods
Teknik Pendekatan Behavioristik
Teknik pendekatan behavioristik adalah sebagai berikut :
1. Desensitisasi Sistematik
Desensitisasi sistematik yaitu teknik yang paling sering digunakan. Desensitisasi sistematik dilakukan untuk menghapus tingkah laku negatif kemudian ia melakukan pemunculan respon yang berlawanan dengan tingkah laku yang akan dihapuskan. Pasien diajarkan untuk menampilkan respon yang tidak konsisten dengan kecemasan.
Dalam teknik desensitisasi, seluruh tingkah laku neurotic adalah ungkapan suatu kecemasan dan respon dari kecemasan tersebut bisa dihapus dengan penemuan respon yang berlawanan dengan respon itu. Dengan pengondisian klasik, penghasil kecemasan berupa kekuatan stimulus berhasil dilemhakn, dan gejala kecemasan bisa dikendalikan dengan mengganti stimulus. Teknik relaksasi juga dilakuakn dalan desesitisai sistematik.
Klien diminta untuk mengasosiakan keadaan santai dengan pembangkit kecemasan yang divisualisasi. Situasi diciptakanh dari kondisi yang tidak mengancam ke kondisi yang sangat mengancam. Stimulus penghasil kecemasan dimunculkan dengan penghasil kondisi santai hingga stimulus penghasil kecemasan hilang. Desensitisasi sistematk merupakan teknik yang cocok bagi seseorang yang menderita fobia.
Tetapi bukan berarti, teknik ini hanya cocok untuk menangai fobia tertentu. Teknik ini bisa diterapkan secara efketif pada kondisi penghasil kecemasan, situasi interpersonal, ketakutan dengan ujian, ketakutan deigeneralisasi, kecemasan neurotic serta imfotensi dan frigditas seksual.
2. Terapi Implosive dan Pembanjiran
Teknik ini dilandasi oleh penghapusan eksperimental yang memunculkan stimulus kondisi berulang tanpa penguatan. Teknik implosive tidak sama dengan desensitisasi sistematik untuk menghasilkan emosi yang massif pada seorang terapis.
Teknik ini menggunakan alasan bahwa jika indidvidu dihadapkan pada kondisi penghasil kecemasan berulang dan konsekuensi yang menakutkan tidak tampak, maka kecemasan hilang. Klien akan diarahkan untuk membayangkan situasi mengancam secara berulang. Apabila dari kegiatan ini konsekuensi menakutkan tidak tampak, stimulus yang mengancam tidak menghasilakn kecemasan, maka penghindaran neurotic pun terhapus.
3. Latihan Asertif
Teknik ini menggunakn prosedur permainan peran. Contoh peristiwanya misalkan seseorang yang kesulitan menghadapi atasan di kantor. Klien mengeluh bahwa ia sering ditekan oleh atasannya untuk melakukan kegiatan merugikan, namun ia kesulitan untuk bersikap tegas kepada pemimpinnya.
Tingkah laku yang tegas awalnya akan dilakuakn pasda situasi permainan peran. Dari praktek ini, klien diusahakan untuk menegaskan dirinya pula di kehidupan nyata. Terapis memberikan bimbingan dengan menunjukkan bagaimana jika klien kembali pada tingkah laku sebelumnya, tidak tegas serta memberikan gambaran untuk menguatkan tingkah laku penegasan diri yang diperolehnya.
4. Terapi Aversi
Dalam terapi ini, stimulus yang menatkitkan atau aversif diberikan secara berpasangan dengan respon yang tidak diingini, seperti merokok, minum minuman berlakogol serta respon seksual yang menyimpang.
Dengan contoh, para perokok yang dirawat dengan teknik aversif yaitu rapid smoking dimana kecepatan mengisap rokok meningkat sampai pada tingkat yang membahayakan.
5. Pengondisian Opera
Teknik operan merupakan tingkah laku yang menjadi ciri organisme aktif yang bergerak di lingkungan dengan manghasilkan akibat-akibat. Tingkah laku operan adalah tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari misalnya membaca, berbicara, berpakaian, makan, bermain dan sebagainya.
Metode Pengondisian Operan
Inti dari pengondisian operan adalah prinsip perkuatan yang menkelaskan pembentukan, pemeliharaan atau penghapusan tingkah laku. Metode pengondisian operan adalah sebagai berikut :
1. Perkuatan positif
Yaitu membentuk tingkah laku dengan memberikan perkuatan secepatmya setelah tingkah laku diinginkan muncul sebagai suatu metode untuk mengubah tingkah laku. Pemerkuat ini terdiri dari pemerkuat primer dan sekunder.
Pemerkuat primer adalah yang menghubungkan dengan kebutuhan fisiologis seperti makan atau istirahat. Sedangkan pemerkuat sekunder adalah yang berhubungan kebutuhan psikologis dan sosial seperti alat yang ampuh dalam membentuk tingkah laku yag diharapkan seperti senyuman. Persetujuan, pujian, uang, medali dan hadiah lain.
2. Membentuk respon
Tingkah laku sekarang diubah secara bertahap dengan menguatkan unsir kecil dari tingkah laku baru dengan berulang-ualng sampai mendekati yang paling akhir. Pembentukan respon berupa pengembangan suatu repson yang pada awalnya terdapat pembendaharaan tingkah laku individu.
3. Memperkuat Intermiten
Terapis juga harus memahami kondisi umum dimana perkuatan muncuk untuk memaksimalkan nilai pemerkuat. Oleh sebab itu, jadwal perkuatan adalah hal penting sebab perkuatan terus menerus akan mengganjar setiap tingkah laku yang muncul.
4. Penghapusan
Jika respon dibuat tanap perkuatan, maka respon akan cenderung menghilang. Oleh karena tingkah laku melemah maka cara menghapus tingkah laku maladaptif adalah menarik perkuatan tersebut. Penghapusan ini bisa berlangsung almbat sebab tingkah laku tersebut sudah mala diperkuat oleh perkuatan intermiten.
5. Pencontohan
Dalam teknik ini, seseorang mengamati model, kemudian akan berusaha mencontoh tingkah laku yang sudah diamati dari model tersebut. nadura (1969) mengemukakan bahwa belajar yang didapatkan dari pengalaman mengamati tingkah laku orang lain, efeknya bisa dirasakan secara langsung berikut dengan konsekuensinya. Jadi, kemampuan sosial juga bisa didapatkan dari pengamatan tingkah laku model.
6. Token economy
Token merupakan simbolis pemerkuat sedangkan economy adalah sistem yang menetapkan tujuan token ditukarkan serta berapa jumlah token yang digunakan untuk mendapatkan hal-hal tertentu. Metode token economy bertujuan untuk membentuk tingkah laku jika persetujuan pemerkuat tidak bisa memberikan pengaruhnya.
Dalam token economy, tingkah laku yang layak bisa diperkuat dengan perkuatan-perkuatan yang dapat diraba misalnya tanda seperti kepingan logam yang bisa ditukar dengan objek atau hak istimewa yang diinginkan.
Demikian pendekatan behavioristik dalam psikologi klinis. Anda juga dapat menambah pengetahuan Anda dengan memahami teori psikologi antara lain teori psikologi perkembangan, teori psikologi sastrar, teori penyesuaian diri, teori identitas sosial, teori perkembangan anak menurut para ahli, teori kepercayaan diri, semoga bermanfaat.