Masih membahas seputar psikologi nih sobat, penulis tidak bosan – bosannya memberikan ulasan yang sangat menarik dan tentunya menambah informasi dan wawasan yang sangat bermanfaat buat sobat semua yang cakupannya tidak jauh dari pembahasan psikologi. Baca juga mengenai teori atribusi dalam psikologi komunikasi.
Pada kesempatan kali ini, penulis akan memberikan ulasan mengenai teori atribusi dalam psikologi buat anda semua. Bagi sobat semua yang belum begitu falimiliar dengan psikologi yang satu ini, ada baiknya sobat semua menyimak ulasan ini dengan seksama. Berikut ulasannya untuk anda.
Teori atribusi adalah sebuah teori yang pada umumnya menekankan bagaimana setiap individu menafsirkan berbagai kejadian dan bagaimana hal tersebut berkaitan dengan pemikiran dan perilaku mereka. Terori atrinusi ini mengasumsikan bahwa orang mencoba untuk menentukan mengapa seseorang atau setiap individu melakukan apa yang mereka lakukan. Orang akan berusaha untuk memahami mengapa orang lain melakukan sesuatau dan menjadi penyebab bagi perilaku. Baca juga mengenai prinsip komunikasi dalam psikologi untuk terapi.
Ketika kita melihat apa yang dilakukan oleh orang lain, tak jarang kita akan mencoba untuk mengetahui atau memahami alasan mengapa mereka melakukan perbuatan tertentu. Begitu juga dengan perilaku yang kita tampilkan dihadapan ornag lain.
Dalam psikologi sosial, inilah yang disebut dengan atribusi. Dan yang dimaksud dengan atribusi adalah sebuah proses dimana individu menjelaskan penyebab dari berbagai kejadian dan perilaku orang lain. Selain itu, teori atribusi ini menyuguhkan sebuah kerangka kerja untuk memahami bagaimana setiap individu menafsrikan perilaku mereka sendiri dan perilaku orang lain. Baca juga mengenai klasifikasi kelompok dalam psikologi komunikasi.
Teori retribusi ini menekankan pada bagaimana individu menafsirkan berbagai kejadian dan bagaimana hal ini berkaitan dengan pemikiran dan perilaku mereka. Selain ulasan mengenai teori atribusi, kini saatnya kita akan membahas mengenai psikologi komunikasi. Komunikasi dan psikologi adalah bidang yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya, yaitu kedunya sama – sama membutuhkan manusia sebagai perantaranya.
Komunikasi adalah kegiatan berbagai informasi yang dilakukan oleh manusia dalam kesehariannya untuk mengubah pendapat atau perilaku manusia lainnya. Sedangkan perilaku manusia tersebut merupakan objek bagi ilmu psikologi, sehingga terbentuklah yang disebut dengan psikologi komunikasi.
Dengan adanya komunikasi tersebut, maka setiap individu dapat saling membentuk pengertian, menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih sayang, menyebarkan ilmu pengetahuan, dan melestarkan peradaban.
Tetapi apabila komunikasi tersebut tidak difungsikan dengan baik, maka bisa saja komunikasi tersebut akan menimbulkan perpecahan, menghidupkan permusuhan, menanamkan kebencian, menghalangi kemajuan, dan menghambat pemikiran. Untuk itu ada baiknya dalam pelaksanaan komunikasi tersebut harus sebisa mungkin dilakukan dengan baik dan benar, baik dari segi penyampaian maupun dari segi pemakaiannya.
Dari penjelasan diatas, dapatlah kita simpulkan bahwa psikologi komunikasi adalah sebuah cabang ilmu psikologi yang berusaha untuk menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan behavioral ( tingkah laku ) dalam komunikasi dalam kehidupan sebagai makhluk yang saling membutuhkan atau sebagai makhluk sosial.
Didalam menjalankan perannya ynag memang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat yang tentunya melakukan hubungan komunikasi setiap individu yang satu dengan yang lainnya, psikologi komunikasi ini tidak jauh dari adanya peraan teori atribusi. Adapun teori atribusi yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Teori Atribusi Fritz Heider
Yaitu teori yang mencoba menekankan pada pembelajaran bahwasanya mempelajari atribusi sangatlah penting karen atribusi memberikan pengaruh pada apa yang dirasakan dan apa yang dilakukan oleh manusia. Selain itu teori ini juga merupakan teori pertama yang mengkaji tentang proses atribusi khususnya pada bagimana seseornag membangun sebuah kompresi atau kesan bagi orang lain.
Menurutnya pesan atu impresi ini dibangun melalui tiga tahapan proses yaitu pengamatan perilaku, menentukan apakah perilaku itu disengaja atau tidak disengaja, dan mengelompokkan perilaku kedalam perilaku ynag termotivasi secara internal ataupun secara eksternal. Baca juga mengenai faktor situasional dalam psikologi komunikasi.
2. Teori Atribusi Edward Jones dan Keith Davis
Pada awalnya teori yang dikemukakan oleh Edward Jones dan Keith Davis ini adalah mengenai teori correspondent inference atau inferensi koresponden. Berdasarkan teori inferensi koresponden ini, kita cenderung akan menggunakan informasi tentang perilaku orang lain beserta efeknya untuk menggambarkan sebuah inferensi koreponden dimana perilaku tersebut dikaitkan dengan karakteristik disposisi atau kepribadian. Hal tersebut bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu :
- Pertama, mengidentifikasi maksud dari efek perilaku seseorang. Kita cenderung untuk menarik inferensi koresponden jika perilaku tersebut muncul dengan sengaja jika dibandingkan dengan tidak sengaja.
- Kedua, kita cenderung memutuskan adanya korespondensi bila dampak dari perilaku tersebut tidak di inginkan secara sosial.
3. Teori Atribusi Harold Kelley
Teori Harold Kelley ini adalah salah satu ahli yang mengembangkan teori atribusi lebih lanjut yang dikenal dengan model kovarians Kelley. Model ini merupakan teori atribusi dimana orang membuat kesimpulan sebab akibat untuk menjelaskan mengapa orang lain dan diri kita berperilaku dengan cara tertentu. Hal ini berkaitan pula dengan persepsi sosial dan persepsi diri.
Prinsip kovariasi menyatakan bahwa sebuah efek dikaitkan dengan salah satu penyebabnya yang mungkin dapat berlebihan. Maksudnya adalah perilaku tertentu dikaitkan dengan potensi penyebab yang muncul pada saat yang bersamaan. Psinsip ini berguna apabila individu memiliki kesempatan unutk mengamati perilaku tersebut untuk beberapa kali. Baca juga mengenai pengertian sensasi dalam psikologi komunikasi.
4. Teori Atribusi Bernard Weiner
Teori Bernard weinier ini mengembangkan sebuah kerangka kerja teoritis yang sangat berpengaruh dalam psikologi sosial hingga kini. Teori atribusi yang dikembangkan oleh Bernard weiner ini lebih menekankan kepada pencapaian. Menurut Weiner, faktor – faktor penting yang mempengaruhi atribusi adalah kemampuan, upaya dan usaha, kesulitan tugas, dan keberuntungan. Dalam teori Bernard weiner ini atribusi dikelompokkan menjadi tiga dimensi kausalitas, yaitu :
- Locif of control – internal dan eksternal
- Stability – apakah penyebab tersebut berubah pada setiap waktu atau tidak
- Controllability – penyebab seseorang dapat mengendalikan keterampilan dan penyebab seseorang tidak dapat mengendalikan tindakan orang lain dan lain –
Sekian informasi yang dapat penulis share pada kesempatan kali ini ya sobat. Semoga informasi ini bermanfaat bagi sobat semua serta dapat menambah wawasan. Sampai ketemu diartikel selnajutnya yang tentunya tidak kalah menarik dengan artikel kali ini. Salam hangat, salam psikologi komunikasi.