Semua anak kecil bisa bersikap nakal, menantang dan impulsif dari waktu ke waktu, dan semua itu seluruhnya merupakan sikap yang normal. Akan tetapi, beberapa anak memiliki perilaku yang sangat sulit dan menantang yang berada di luar norma dan tidak sesuai dengan tingkatan usianya sehingga membuat para orang tua khawatir. Masalah ini bisa berasal dari faktor penyebab stres sementara di dalam kehidupan anak, atau mereka mungkin memperlihatkan gangguan perilaku lainnya juga. Anak – anak yang mengalami gangguan perilaku biasanya menunjukkan beberapa gejala, antara lain tidak dapat belajar atau bergaul dengan baik, mengalami perubahan perasaan yang tidak normal, mudah terganggu, menangis dan mengamuk.
Walaupun anak menunjukkan perilaku tidak normal tertentu, para ahli menyatakan agar penggunaan kata ‘Kelainan’ atau ‘Disorder’ seharusnya digunakan secara hati – hati pada anak yang berusia diatas 5 tahun. Sangat langka bagi anak berusia di bawah lima tahun mendapatkan diagnosa mengenai penyimpangan perilaku serius. Walaupun demikian, mereka mungkin saja menunjukkan gekala adanya gangguan tertentu yang bisa didiagnosa pada saat lain di masa kanak – kanak, dan diperlukan kewaspadaan orang tua untuk mendeteksi gejala gangguan perilaku pada anak tersebut.
Jenis Gangguan Perilaku Anak
Sebelum mengambil keputusan yang tergesa – gesa mengenai gangguan perilaku pada anak, sebaiknya Anda mengetahui beberapa jenis gangguan perilaku pada anak dan gejalanya terlebih dulu. Hal ini berguna agar dapat mengamati terlebih dulu mengenai apakah anak memang mengalami gangguan perilaku yang perlu ditangani serius atau hanya sedang melalui fase tertentu dalam tumbuh kembangnya.
1. Gangguan Pemberontakan Oposisional
Dikenal juga dalam bahasa Inggris sebagai Oppositional Deviant Disorder (ODD) yang terjadi dua kali lebih sering pada anak lelaki daripada anak perempuan. Para peneliti menyatakan bahwa hampir 10 persen anak berusia di bawah 12 tahun mengalami gangguan ini. Gejala gangguan perilaku pada anak ini adalah:
- Mudah tersinggung dan mudah marah
- Anak sering menyatakan ekspresi kemarahannya
- Sering melakukan perdebatan dengan orang dewasa, terutama dengan orang yang lebih akrab dengannya misalnya orang tuanya.
- Suka melanggar peraturan
- Sengaja mengganggu orang dewasa
- Kualitas diri rendah
- Senang menyalahkan orang lain untuk tindakan yang tidak bisa dibenarkan
2. Conduct Disorder
Anak – anak yang mengalami gangguan perilaku ini selalu menunjukkan bahwa dirinya tidak mematuhi aturan sehingga mendapatkan cap sebagai anak nakal. Perilaku ini lebih cenderung ditunjukkan oleh anak laki – laki daripada anak perempuan. Gejala conduct disorder yang berupa salah satu gangguan jiwa pada anak yaitu:
- Selalu mengabaikan aturan yang berlaku
- Cenderung melakukan penyelesaian masalah secara fisik
- Cenderung mengalami kecanduan narkoba dan alkohol sejak dini
- Kurang memiliki empati terhadap orang lain
- Suka melakukan perilaku yang menjurus kepada kriminalitas
3. Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD)
Gangguan ini membuat anak tidak dapat mempertahankan rentang perhatian yang lebih lama daripada anak – anak seusianya. Masalah ini lebih banyak ditemui pada anak laki – laki daripada anak perempuan. Ciri – ciri anak hiperaktif dan gejala adhd pada bayi yang bisa dilihat pada anak – anak secara umum adalah:
- Kurang perhatian yang ditandai dengan fokus yang pendek, sulit mendengarkan dan memperhatikan detail.
- Sering mengabaikan dan mudah teralih serta terganggu fokusnya.
- Sering memperlihatkan perilaku impulsif yang mengganggu orang lain.
- Sulit untuk duduk diam dalam waktu lama atau bersikap tenang.
4. Temper Tantrum
Gangguan perilaku pada anak ini artinya adalah anak yang marah dengan berlebihan, dan seringnya terjadi pada anak yang berusia 4 tahun. Anak akan melanjutkan kebiasaan ini apabila ia tahu keinginannya akan dipenuhi dengan cara ini. Ciri anak yang bermasalah dengan perkembangan emosinya antara lain:
- Marah secara berlebihan
- Tidak dapat mengungkapkan kepada orang dewasa mengenai hal yang dia inginkan
- Sangat peka dan sulit mengatasi jika merasa tersinggung
- Cenderung memandang hal – hal dengan negatif
- Meminta sesuatu dengan cara mengamuk, menangis, menjerit, menendang dan sebagainya.
5. Agresivitas
Yang disebut tingkah laku agresif adalah tingkah laku yang menyerang secara fisik maupun secara verbal dan atau melakukan ancaman serta adanya rasa permusuhan. Tingkah laku yang agresif ini melibatkan perkelahian dan sudah pasti merugikan orang lain, bahkan hingga melukai secara fisik atau psikologis. Ada pula gangguan kepribadian pasif agresif atau gangguan pasif agresif pada orang dewasa. Gejala anak agresif adalah:
- Sering menggunakan kekerasan fisik seperti mendorong, memukul, dan berkelahi
- Mengganggu teman – temannya dengan menggunakan fisik seperti menggunakan tangan atau kaki
- Sering melakukan serangan verbal seperti mengejek, menghina, dan mencaci teman
6. Autism Spectrum Disorder
Autisme pada anak akan membuatnya tampak jauh, terpisah, acuh, dan terisolasi dalam dunia mereka sendiri, dan tidak mampu membentuk hubungan emosional dengan orang lain. Ciri – ciri anak autis ringan lebih banyak ditemukan pada anak laki – laki daripada anak perempuan. Kelainan yang bersumber dari otak yang bekerja berbeda daripada anak lainnya ini bisa mewujud dalam bentuk keterbelakangan mental, keterlambatan bicara, dan anak lain bisa menjadi anak yang berfungsi tinggi dengan kecerdasan dan kemampuan bicara yang sangat baik.
7. Anxiety Disorder
Gangguan kecemasan merupakan suatu gangguan yang membuat seseorang terus merasa khawatir, cemas, gugup dan takut. Semua orang tentu pernah mengalami kecemasan pada satu waktu, namun gangguan perilaku pada anak berupa kecemasan ini terjadi setiap waktu sehingga mempengaruhi kemampuan sosialnya dan semua aktivitasnya sehari – hari. Hal ini terutama disebabkan karena anak – anak memiliki lebih banyak ketakutan daripada orang dewasa, dalam usaha mereka untuk memahami dunia. Gangguan kecemasan ini adalah salah satu masalah gangguan mental dan perilaku yang umum dialami oleh anak – anak.
8. Depresi
Depresi dalam psikologi digambarkan sebagai kelainan suasana hati. Orang yang mengalami depresi akan merasa sedih, kehilangan, atau merasa marah dan mempengaruhi aktivitas sehari – harinya, mempengaruhi hubungan dengan orang lain dan bahkan memicu beberapa kondisi kesehatan kronis. Depresi bukanlah hanya sekedar perasaan melankolis, kesedihan atau bahkan kedukaan semata. Melainkan perasaan berupa keputus asaan yang menghancurkan dengan sangat buruk sehingga orang – orang yang sudah pernah mengalaminya dapat menyatakan bahwa hal tersebut adalah suatu hal yang paling menyakitkan yang pernah mereka alami. Depresi bukanlah suatu kelemahan dalam karakter atau disebabkan oleh bekerja atau berpikir terlalu keras, dan tidak dapat dihilangkan dengan mudah. Gejala depresi pada anak bisa dilihat sebagai berikut:
- Kehilangan minat pada hal – hal yang biasanya mereka sukai
- Merasa sedih, kosong, tidak punya harapan, mudah tersinggung atau tidak merasakan apa – apa dan mudah menangis tanpa alasan
- Merasa gelisah atau bergerak lambat
- Merasa bersalah atau tidak berharga
- Mengalami perubahan selera makan, kehilangan atau bertambah berat badan, atau mengalami masalah pencernaan
- Merasa selalu kelelahan
- Sulit membuat keputusan atau berkonsentrasi
- Sulit tidur, tetap tidur atau tidur terlalu lama
- Berpikir tentang bunuh diri
9. Bipolar Disorder
Orang yang memiliki kelainan bipolar adalah orang yang memiliki perubahan ekstrem pada moodnya, dari kondisi mania hingga depresi dan sebaliknya. Kedua polar dari suasana hati seseorang inilah penyebab penyakit ini disebut gangguan bipolar. Ketika anak – anak mengalami gangguan bipolar, mungkin akan sulit untuk mengidentifikasi pada awalnya dan seringkali dikira sebagai gejala depresi. Anak yang mengalami fase mania akan mengalami perubahan dalam suasana hati dan energinya, terkadang muncul tanpa peringatan dan tidak merespon pendekatan pengasuhan biasa. Ciri – ciri bipolar disorder seperti berikut:
- Sangat mudah tersinggung dan agresif
- Sulit untuk ditenangkan dan dibuat nyaman
- Terlihat sangat senang berlebihan
- Sulit tidur, gelisah dan sangat aktif
- Bicara melebihi normal, sangat mudah teralihkan
- Menunjukkan perilaku beresiko atau perilaku seksual yang tidak normal untuk usianya.
- Memiliki pemikiran aneh atau mendengar suara – suara
- Menunjukkan ledakan emosi yang melibatkan agresi fisik atau tantrum yang lama dan penuh kemarahan
10. Intermittent Explosive Disorder (IED)
Gangguan perilaku pada anak jenis ini merupakan kelainan perilaku yang ditandai oleh ledakan – ledakan kemarahan dan kekerasan, yang tidak sesuai dengan situasi yang sedang berlangsung saat itu. Gangguan perilaku ini didiagnosa pada anak – anak yang berusia paling tidak enam tahun, yang mengalami ledakan kemarahan berulang yang diluar konteks atau situasi dan tidak direncanakan. Anak – anak ini agresif dalam kata – kata dan tindakan, merusak barang – barang, dan melukai hewan serta orang lain.
11. Kleptomania
Kleptomania dalam psikologi juga dapat menjadi salah satu gangguan perilaku pada anak, dan merupakan penyakit kejiwaan ringan. Kleptomania adalah kelainan dalam mencuri barang – barang secara sembarang dan bisa dimulai pada tingkatan usia anak yang berbeda. Anak – anak yang mengidap kleptomania berjuang untuk melawan dorongan mendadak untuk mencuri barang yang tidak mereka butuhkan.
12. Pyromania
Gangguan perilaku pada anak yang sangat langka ini berupa kegemaran untuk membakar sesuatu. atau penderitanya sangat senang bermain – main dengan api dan memiliki dorongan yang tidak bisa dikendalikan pada api. Anak – anak yang senang membakar mendapatkan pengetahuan mereka dari pengamatan terhadap orang dewasa, dan biasanya berlatar belakang pengasuhan yang tidak konsisten dari orang tua yang gemar memberikan hukuman berat hingga pengabaian, penyiksaan, dan gangguan emosional dalam keluarga.
13. Gangguan Perilaku Emosional
Perilaku emosional mempengaruhi kemampuan anak untuk merasa bahagia, tidak dapat mengontrol emosinya dan menaruh perhatian di sekolah. Gejala dari gangguan perilaku emosional yaitu:
- Tindakan atau emosi yang tidak patut pada situasi normal
- Kesulitan belajar yang tidak disebabkan oleh faktor kesehatan lain
- Sulit menjalin hubungan interpersonal termasuk hubungan dengan guru dan teman
- Merasa tidak bahagia dan depresi
- Merasa takut dan cemas sehubungan dengan masalah sekolah
Lebih mungkin terjadi bahwa gangguan yang dialami anak kecil merupakan gangguan perilaku sementara dan gangguan emosional sementara. Kebanyakan akan berlalu seiring waktu, dan membutuhkan kesabaran orang tua dan pengertian dari orang tua dalam mengasuh anak. Pada beberapa kasus, konseling diperlukan dan mungkin dapat berfungsi efektif dalam membantu anak menghadapi faktor penyebab stres tersebut dengan baik. Seorang profesional dapat membantu anak untuk belajar mengontrol amarahnya, mengelola emosi, dan bagaimana cara untuk mengkomunikasikan kebutuhannya dengan lebih efektif.