Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Pendidikan » 15 Etika Dalam Pendidikan Karakter

15 Etika Dalam Pendidikan Karakter

by Bernadet Maress

Dari definisi rill menurut Thomas Aquino adalah bagian dari filsafat dimana objek material dari etika adalah perbuatan manusia dengan kehendak dan budi secara penuh. Secara garis besar, etika adalah ilmu filsafat mengenai perilaku manusia atau juga disebut dengan ilmu kesusilaan atau sopan santun. Istilah moral sendiri dipakai untuk menunjuk sebuah objek yakni kelakuan dari manusia dilihat dari segi baik serta buruk berdasarkan kodrat manusia.

Dalam pendidikan karakter semua komponen haruslah dilibatkan sehingga bisa mempengaruhi peserta didik dalam pembentukan karakter. Berikut ini akan kami berikan beberapa etika dalam pendidikan karakter yang sangat penting diterapkan dalam cara membentuk karakter anak usia dini.

  1. Kepedulian dan Empati

Yang dimaksud dengan etika kepedulian dan empati dalam pendidikan karakter adalah menanggapi perasaan, pikiran dan juga pengalaman orang lain sebab ia merasakan kepedulian pada sesama. Selain itu, kepedulian dan empati adalah usaha untuk mengenali pribadi orang lain dan juga usaha membantu orang lain yang sedang kesusahan. Selain itu juga meliputi mengenali rasa kemanusiaan terhadap orang lain.

  1. Kerja Sama

Kerja sama adalah usaha menggabungkan tenaga dari diri sendiri dengan orang lain sehingga bisa bekerja untuk mencapai sebuah tujuan. Selain itu, kerja sama juga memiliki arti membagi pekerjaan dengan orang lain supaya sebuah tujuan nantinya bisa dicapai.

  1. Berani

Berani adalah kemampuan untuk menghadapi sebuah kesulitan, bahaya dan juga sakit dengan menggunakan cara agar situasi bisa dikendalikan sekaligus cara menguatkan mental. Berani juga memiliki arti mengenali sesuatu hal yang sedikit menakutkan atau menantang lalu mulai melakukan pemikiran strategi supaya bisa menghadapi situasi tersebut.

  1. Teguh dan Komitmen

Keteguhan hati dan juga komitmen adalah kemampuan untuk bertahan untuk mencapai sebuah cita cita, pekerjaan dan berbagai urusan lainnya dan juga janji yang dipegang dengan teguh terhadap sebuah keyakinan.

  1. Adil

Adil adalah usaha untuk memperlakukan orang lain dengan cara memakai sikap yang tidak memihak dan juga dilakukan dengan wajar yang penting dalam cara membangun sikap kritis. Adil juga mengartikan memiliki pandangan yang jujur dalam kehidupan sehari hari dan juga dalam situasi khusus tanpa adanya pengaruh dari mana pun dan siapa pun juga.

  1. Suka Menolong

Suka menolong merupakan kebiasaan baik untuk membantu orang lain dan selalu siap untuk mengulurkan tangan sekaligus secara aktif selalu mencari kesempatan untuk menyumbang baik dalam bentuk barang dan juga tenaga sehingga cara meningkatkan persepsi antar pribadi bisa dilakukan.

  1. Jujur dan Integritas

Jujur dan integritas merupakan cara berbicara jujur atau tidak bohong serta memperlakukan orang lain dengan cara yang adil. Selain itu, jujur juga dilakukan pada diri sendiri sekaligus tetap berpegang teguh dengan nilai nilai moral itu sendiri.

  1. Sabar

Sabar merupakan sikap yang mampu dan bisa untuk mengendalikan diri dari berbagai kelambatan untuk mencapai kesempatan khusus atau cita cita sebagai salah satu cara menjadi pribadi yang dewasa. Selain itu, menunggu juga berarti menunggu atas segala kebutuhan dan juga kepentingan dengan cara yang tenang dan bisa mengendalikan diri dari gangguan orang lain serta menunda keinginan yang bisa merugikan diri sendiri.

  1. Banyak Akal

Banyak akal merupakan kemampuan seseorang untuk berpikir secara kreatif mengenai sebuah metode dan juga bahan yang berbeda beda dan dilakukan sebagai cara menanggulangi situasi yang baru dan sulit. Banyak akal juga mengartikan bisa membuat pertimbangan dengan menggunakan imajinasi dan segala pilihan terbaik untuk menemukan cara memecahkan sebuah masalah.

  1. Hormat dan Tanggung Jawab

Sikap hormat adalah cara menghormati orang lain dengan cara mengagumi, menghargai dan juga memiliki penghargaan khusus sekaligus berlaku sopan pada orang lain dan memperlakukan mereka dengan cara yang baik. Sedangkan tanggung jawab adalah bisa dipercaya sekaligus bisa diandalkan mengenai sebuah perbuatan atau tindakan. Tanggung jawab juga mengartikan segala perbuatan dan tindakan yang akan dilakukan bisa dipertanggungjawabkan.

  1. Toleransi

Toleransi adalah sikap saling menghormati antar sesama tanpa perlu memandang suku, ras, agama atau pun aliran dan juga sikap saling membantu antar sesama manusia untuk mewujudkan sebuah kebaikan yang membutuhkan peran lingkungan dalam pendidikan karakter.

  1. Bangga

Bangga merupakan cara untuk menghargai diri sendiri sekaligus merasa senang saat bisa menyelesaikan sebuah tugas yang cukup memberi tantangan atau bisa mendapatkan sesuatu yang sudah diinginkan.

  1. Loyalitas

Loyalitas adalah usaha agar selalu bisa setia pada sebuah komitmen dengan orang lain baik itu keluarga atau teman dan juga kelompok tertentu. Selain itu, loyalitas juga mengartikan tetap bisa menjaga komitmen meski sedang berada dalam keadaan sulit dan terdapat banyak rintangan yang menghalangi.

  1. Disiplin Diri dan Mandiri

Disiplin diri merupakan penerapan disiplin pada anak usia dini untuk membiasakan diri sendiri dalam taat pada peraturan atau kesepakatan yang sudah dibuat dan juga melakukan sebuah perbuatan yang baik. Sedangkan mandiri adalah kebebasan untuk melakukan apa saja yang dibutuhkan diri sendiri sekaligus mempertimbangkan pilihan dan juga mengambil keputusan sendiri.

  1. Humor

Humor adalah kemampuan seseorang untuk bisa merasakan dan menanggapi sebuah hal yang lucu baik dari luar ataupun dari diri sendiri dan juga menciptakan suasana yang cerah dalam kehidupan sehari hari sebab dengan wajah tersenyum, situasi senang dan tertawa serta menggelikan akan menciptakan suasana yang baik.

Teknik Pendidikan Karakter

Dalam teknik untuk mengajarkan etika pendidikan karakter dibedakan dalam beberapa jenis seperti teknik indoktrinasi, teknik moral reasoning atau pemikiran moral, teknik meramalkan konsekuensi, teknik klarifikasi dan juga teknik internalisasi yang akan kami jelaskan sebagai berikut.

  • Tekni Indoktrinasi

Dalam teknik indoktrinasi ada beberapa tahap yakni tahap brainwashing dimana guru mulai menanamkan nilai dengan jalan merusak namun tidak sampai memperlihatkan tanda tanda stress atau mengacaukan tata nilai yang sudah mapan dalam diri siswa terlebih dulu sehingga mereka kehilangan pendirian.

Dalam teknik ini ada beberapa metode yang dilakukan mulai dari tanya jawab, wawancara yang mendalam dengan teknik dialektik dan lain sebagainya. Saat pikiran dalam keadaan kosong dan kesadaran rasional tidak bisa mengontrol diri serta hilang pendirian, maka nantinya akan dilanjutkan dengan tahapan kedua yakni mendirikan fanatisme.

Fanatisme adalah cara guru menanamkan berbagai ide baru yang dianggap benar sehingga nilai yang ditanamkan tersebut bisa masuk ke dalam kepala anak tanpa melakukan pertimbangan rasional yang mapan. Dalam usaha menanamkan fanatisme ini, maka pendekatan emosional akan lebih banyak dipakai dibandingkan dengan pendekatan rasional. Jika siswa sudah mau menerima hal tersebut dengan emosional, maka selanjutnya akan ditanamkan doktrin yang sebenarnya.

Tahap penanaman doktrin adalah saat guru menggunakan pendekatan emosional dan keteladanan yang dikenal dalam nilai kebenaran yang disajikan dan tidak ada alternatif lain sehingga semua siswa nantinya bisa menerima kebenaran tersebut tanpa mempertanyakan hakekat kebenaran tersebut.

  • Teknik Moral Reasoning

Teknik ini dilakukan dalam beberapa tahap yakni penyajian dilema moral yang kemudian akan dilanjutkan dengan pembagian kelompok diskusi dimana siswa akan dibagi menjadi kelompok kecil untuk mendiskusi hasil pengamatan terhadap dilema moral.

Setelah itu, hasil diskusi kelompok akan dibawa dalam diskusi kelas untuk klarifikasi nilai dan membuat alternatif serta konsekuensi. Sesudah selesai berdiskusi secara intensif dan melakukan seleksi, maka akan dilakukan organisasi nilai yang sudah terpilih.

  • Teknik Meramalkan konsekuensi

Teknik ini adalah penerapan dari pendekatan rasional dalam mengajarkan nilai yang mengandalkan kemampuan berpikir ke depan untuk seseorang sehingga bisa membuat proyeksi untuk hal yang akan terjadi dari nilai tertentu dari macam macam sifat manusia. Langkah langkah yang dipakai adalah dengan cara diberikan kasus lewat cerita, membaca, melihat film atau kejadian konkret kemudian dilanjutkan dengan memberi pertanyaan berhubungan dengan nilai yang dilihat didengar dan dirasakan.

Setelah itu akan dilanjutkan kembali dengan membandingkan nilai dengan nilai lain yang bersifat kontradiktif dan dilanjutkan kembali dengan meramalkan konsekuensi yang akan terjadi dari pemilihan dan juga diterapkan dalam sebuah tata nilai tertentu.

  • Teknik Klarifikasi

Teknik ini adalah cara membantu anak untuk menentukan nilai yang akan dipilih dan dilakukan dalam 3 tahapan yakni tahap pemberian contoh, tahap mengenal kelebihan dan kekurangan nilai yang sudah diketahui dan juga tahap mengkoordinasi tata nilai pada diri siswa. Sesudah nilai ditentukan, maka siswa bisa mengkoordinasikan sistem nilai tersebut dalam diri sendiri dan menjadikan nilai tersebut sebagai pribadinya.

  • Teknik Internalisasi

Ini merupakan teknik menanamkan nilai yang sasarannya sudah sampai pada tahap kepemilikan nilai yang menyatu dengan pribadi siswa. Tahapan dalam teknik ini adalah tahap transformasi nilai, tahap transaksi nilai dan tahap transinternalisasi.

Pada etika dalam pendidikan karakter, keterlibatan semua komponen dimulai dari peran sekolah dalam pendidikan karakter, kepala sekolah, guru, siswa, karyawan dan wali murid sangatlah menentukan keberhasilan. Dengan adanya kerja sama tersebut, maka proses pembentukan dan penanaman nilai serta etika akan lebih mudah untuk dilakukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan.

You may also like