Home » Gangguan Psikologi » 9 Cara Menghadapi Pasangan Narsistik

9 Cara Menghadapi Pasangan Narsistik

by Gendis Hanum Gumintang

Setiap orang memiliki kepribadian, sifat, dan karakter yang berbeda-beda. Akan tetapi, tidak semua kepribadian dapat terintegrasi dengan individu sehingga menimbulkan masalah atau disebut juga gangguan kepribadian. Salah satu gangguan pada kepribadian manusia adalah narsistik.

Kepribadian Narsistik ini dapat diartikan sebagai kondisi di mana seseorang menganggap dirinya sangat penting sehingga harus diperhatikan dan disanjung oleh orang lain. Pada umumnya, individu yang mempunyai gangguan narsistik sering merasa dirinya lebih baik dari orang lain dalam berbagai aspek.

Padahal tentunya akan ada orang di luar sana yang lebih baik dari dirinya sehingga apa yang ia banggakan sebenarnya biasa saja. Akibatnya, ia menjadi kurang empati dengan orang lain, bahkan akan merasa tertekan jika ada yang mengancam harga dirinya.

Gangguan narsistik ini dapat terjadi pada siapa saja, termasuk pada pasangan. Terkadang seseorang belum mengetahui diri pasangan mereka ketika masih masa-masa pendekatan. Namun, ketika sudah hidup berumah tangga, mungkin sisi narsisnya akan lebih terlihat.

Meskipun demikian, bukan berarti lantas harus meninggalkan pasangan yang narsistik begitu saja. Berikut adalah beberapa cara menghadapi pasangan yang narsistik :

1. Berusaha Menerima Apa Adanya

Hal pertama yang harus dilakukan ketika mengetahui pasangan memiliki sifat narsistik adalah berusaha menerima dengan apa adanya dan jangan memaksa pasangan untuk langsung berubah. Hal ini dikarenakan pasangan masih memiliki hak untuk menjadi dirinya sendiri dan kita tidak dapat begitu saja mengendalikan pasangan. 

Dengan menerima terlebih dahulu, setidaknya kita bisa belajar untuk memahami lebih jauh kondisi pasangan sebab tentu tidak semua hal tentang pasangan yang narsis pasti buruk.

2. Ketahui Tingkat Narsistik Pasangan

Kepribadian narsistik tentu tidak datang begitu saja karena ada berbagai faktor yang membuat seseorang bisa menjadi narsis, misal karena adanya pengalaman negatif dengan orang tua ketika kecil atau memang ada riwayat secara genetik dari anggota keluarga lainnya.

Penting bagi kamu untuk mengetahui penyebab munculnya kepribadian narsistik agar dapat membantunya kembali ke kepribadian yang lebih baik. Di sisi lain, individu yang memiliki kepribadian narsistik mungkin memiliki tingkat kenarsisan yang berbeda.

Dari yang benar-benar bersikap egois dan apatis dengan orang lain, sampai yang sebenarnya masih memiliki sisi empati pada orang tertentu, tetapi sulit untuk ditunjukkan. Cobalah untuk mendekati pasangan dari hati ke hati agar ia lebih mampu menunjukkan sisi empatinya tersebut.

3. Beri Jarak selama Beberapa Waktu

Hidup berdampingan dengan pasangan yang narsistik tentu tidak mudah, apalagi untuk menyesuaikan diri dengannya. Akan tetapi, bukan berarti kamu harus terus-menerus berurusan dengan pasangan sebab sama seperti pasangan, kamu juga memiliki kepribadian dan dunia sendiri. Maka dari itu, tidak ada salahnya untuk meminta ruang dan waktu sejenak untuk diri sendiri.

4. Tetapkan Batasan yang Jelas

Kebanyakan individu yang memiliki kepribadian narsistik cenderung lebih mengutamakan dirinya sendiri dan lupa akan kondisi orang lain. Hal tersebut mungkin membuat mereka meminjam barang tanpa izin, datang dan pergi sesuka hati, atau terlalu banyak menceritakan dirinya tanpa peduli bagaimana perasaan atau pendapat orang lain terhadap perilaku-perilaku tersebut.

Akibatnya, kamu sebagai pasangan harus selalu berada di dalam bayang-bayangnya bahkan sampai pasangan melakukan tindakan yang melewati batas terhadap kamu. Apabila sudah begini, coba sampaikan dengan jelas dan tegas bahwa ia juga ia tidak memiliki hak untuk masuk ke batas personalmu sebab kamu juga tidak akan memasuki ‘ruang pribadi’ miliknya.

5. Coba Bicarakan Juga tentang Dirimu

Biasanya pasangan yang narsis akan terus-menerus menceritakan segala hal tentang dirinya hingga mengabaikan orang lain. Di beberapa kesempatan, tidak apa-apa jika kamu hanya ingin mengabaikan perkataan atau perbuatannya dan pergi menghindar terlebih dahulu. Selain itu, coba juga beri penjelasan dengan lebih spesifik dan konkrit mengenai diri sendiri sampai pasangan paham dan akan mengurangi dominasinya.

6. Sampaikan Kesalahan Pasangan

Setiap orang yang memiliki gangguan narsistik tidak sadar bahwa perilaku maupun perkataannya dapat mengganggu atau menyakiti orang lain, termasuk pada pasangannya sendiri. Namun, biasanya ia tidak mau mengakui dan bertanggung jawab atas kesalahan yang ia buat. Sebaliknya, ia justru menyalahkan orang lain.

Mungkin akan sulit untuk memberi pemahaman agar pasangan sadar bahwa ia telah berbuat salah dan kamu lebih cenderung menerimanya saja agar tidak menimbulkan masalah yang lebih besar. Meskipun demikian, tidak ada salahnya untuk coba bicara perlahan-lahan ketika tidak sedang dalam keadaan emosi agar mereka juga tahu yang sebenarnya.

7. Membangun Harga Diri

Pasangan yang narsistik memang terlihat berwibawa, penuh percaya diri, dan menawan pada awalnya, tetapi lama-lama akan kelihatan sisi mendominasi yang ia miliki. Saat kamu sudah menyadari sifat-sifat narsis pasangan, bangun harga diri dengan cara-cara untuk meningkatkan harga diri dan pertahankan dengan baik. Dengan demikian, kamu dapat menjaga harga diri agar pasangan ridak sampai mencampuri kehidupan yang benar-benar pribadi.

8. Bangun Hubungan yang Kuat dengan Keluarga dan Teman

Terus-menerus berada di sekitar pasangan yang narsis pasti akan menimbulkan kelelahan baik secara fisik maupun mental. Maka dari itu, kamu perlu orang terdekat, sepert teman yang dapat dipercaya dan membuatmu nyaman untuk bercerita atau meminta solusi atau meminta peran keluarga dalam pengambilan keputusan terkait pasangan. Di sisi lain, tetap menjaga hubungan yang kuat dengan orang-orang tersebut juga dapat menjadi sumber penguat untuk mengisi energi kembali.

9. Ajak Konsultasi ke Profesional

Sebagai pasangan yang baik, kamu memang harus menerima pasangan yang mempunyai gangguan kepribadian narsistik apa adanya. Akan tetapi, bukan berarti kamu hanya menghadapinya tanpa menawarkan solusi atas gangguannya tersebut. Gangguan narsistik juga tidak dapat diatasi sendiri sehingga membutuhkan profesional, seperti psikolog atau psikiater yang dapat membantu memberi perawatan.

Pada awalnya mungkin sulit mengajak pasangan untuk berkonsultasi sebab ada perasaan bahwa ia baik-baik saja atau ia tidak gila. Namun, berikan saja pemahaman bahwa cara ini dilakukan untuk kebaikannya sendiri dan juga akan berdampak pada orang-orang di sekitar yang ia sayangi.

Biasanya, individu yang memiliki gangguan psikologis akan melalui proses diagnosis terlebih dahulu terkait gangguannya. Setelah itu, psikolog atau psikiater akan menyarankan konseling, terapi, atau intervensi lainnya untuk pasanganmu. Tidak hanya itu, kamu sendiri juga bisa mendapat pendampingan penyebab stres dan tertekan sebagai pasangan yang kamu rasakan juga sama pentingnya untuk diatasi.

You may also like