Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Keluarga » 7 Cara Menghadapi Orang Tua Manipulatif

7 Cara Menghadapi Orang Tua Manipulatif

by Gendis Hanum Gumintang

Setiap orang tua pasti berusaha untuk dapat menjadi sosok terbaik bagi anaknya. Melalui pola pengasuhan, orang tua memberikan informasi, pengetahuan, bahkan pengaruh pada anak. Akan tetapi, terkadang pengaruh yang diberikan oleh orang tua kepada anak berbentuk manipulasi sehingga dapat menekan kondisi masalah psikologis pada anak.

Lebih parahnya lagi, biasanya orang tua yang manipulatif tidak menyadari dan bahkan tidak mau sadar bahwa perilaku mereka itu terlalu berusaha mempengaruhi anak. Jika terus dibiarkan, lama-kelamaan anak akan merasa tertekan, tidak aman, terdapat gejala cemas, dan berpotensi menjadi orang tua yang manipulatif juga di masa depan.

Berbagai bentuk sikap manipulatif itu di antaranya, berbohong, playing victim, membesar-besarkan masalah kecil hingga menjadi konflik, bereaksi berlebihan, terlalu mengendalikan kehidupan anak, terus mengomentari bahkan mencelanya, bersikeras kalau sudah mengenal anak dengan baik, tidak pernah meminta maaf meski memang salah, serta terlalu menunjukkan kuasa dalam keluarga.

Walaupun Memiliki orang tua yang manipulatif, tetapi anak tetap harus menghormati orang tua dan menghadapinya dengan cara yang baik sebab mau bagaimanapun juga mereka tetap orang tua yang melahirkan dan membesarkan kita. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi orang tua yang manipulatif pada anak.

1. Berusaha Menerima Perilaku Orang Tua

Perbuatan manipulatif yang dilakukan oleh siapa pun itu sudah pasti salah. Akan tetapi, terlepas dari perbuatan manipulatif yang orang tua lakukan, mereka akan selalu menjadi orang tua kandung yang harus dihormati. Hal pertama yang harus kita coba lakukan adalah mengakui dan menerima bahwa orang tua bersikap manipulatif dan mereka pun tidak mau berubah.

Dengan demikian, kita menjadi lebih dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi orang tua di masa yang akan datang, seperti sudah dapat mengendalikan emosi agar tidak mudah terpancing amarah yang tidak perlu. Di sisi lain, kita juga dapat belajar untuk tidak melakukan hal itu kepada siapa pun sebab kita tahu bagaimana rasanya menjadi korban manipulasi orang lain, terlebih orang tua sendiri.

2. Bersikap Biasa Saja

Orang tua yang manipulatif melakukan cara-cara untuk menguntungkan atau melindungi dirinya. Terkadang cara tersebut memang terasa memancing kita untuk menimbulkan reaksi, seperti kesal, marah, atau sedih dan memang itulah tujuan mereka melakukan perbuatan manipulatif.

Misalnya, mereka jelas-jelas sudah melakukan kesalahan, tetapi justru menempatkan dirinya sebagai korban dan mengkambinghitamkan kita. Cobalah untuk bersikap biasa saja, tidak perlu digubris atau ditanggapi.

Ikuti saja apa yang mereka minta, tetapi bukan untuk memberikan mereka apa inginkan dari perbuatannya. Dengan begitu, kita akan menghilangkan sifat egois dalam diri yang orang tua miliki sebab kita tidak peduli dengan permainan yang mereka lakukan.

3. Coba Hadapi dengan Tenang

Salah satu cara yang efektif dalam menghadapi orang tua manipulatif adalah dengan mengalihkan perhatian saja dan tetap bersikap tenang sehingga kita tidak terlihat seperti sedang merasa takut atau terganggu. Ketika mereka berusaha mempengaruhi kita, alihkan perhatian pada hal lain, tetapi tetap simak apa yang sedang disampaikan.

4. Sampaikan “Tidak Tahu” Ketika memang Tidak Tahu

Ketika orang tua menyampaikan pernyataan atau pertanyaan yang dapat menjebak kita, kita dapat menjawab “tidak tahu” jika memang kita juga masih ragu atau memang tidak tahu sama sekali. Dengan menunjukkan bahwa kita tidak tertarik dengan pembahasan mereka, mereka juga akan kesulitan untuk memanipulasi kita.

5. Tidak Perlu Banyak Menjelaskan Diri Kita

Terkadang kita juga ingin menyampaikan bagaimana kondisi kita dan apa yang kita rasakan ketika orang tua sedang bersikap manipulatif. Meskipun demikian, cobalah untuk beri respons secukupnya saja. Hal ini dikarenakan sebanyak apa pun hal yang kita sampaikan dapat membuat orang tua merasa kita melawan atau justru rapuh.

Ketika orang tua yang manipulatif sudah dapat melihat titik lemah kita, hal tersebut dapat dimanfaatkan di waktu selanjutnya untuk memanfaatkan kita. Akan tetapi jika kita menunjukkan bahwa kita tidak terpengaruh oleh perbuatan manipulatif orang tua, mereka tidak dapat menemukan celah yang bisa membuat kita semakin tertekan.

6. Ambil Jarak Sejenak Jika Perlu

Terus-menerus bersama dengan orang tua yang manipulatif tentunya akan sangat melelahkan secara fisik maupun mental, bahkan bisa menimbulkan rasa stres pada anak. Maka dari itu, luangkan waktu juga untuk me time dengan mengambil jarak dari mereka selama beberapa saat.

Waktu tersebut dapat kita manfaatkan untuk bercerita pada keluarga yang lain, pasangan, atau teman dekat sehingga beban yang kita rasakan menjadi lebih ringan. Selain itu, kita juga dapat mengambil waktu pribadi untuk benar-benar sendirian agar dapat menenangkan pikiran dan mengisi energi.

Hal tersebut penting karena kita bukan mesin yang bisa dipaksa bekerja terus sehingga butuh istirahat. Dengan demikian, kita dapat lebih kuat untuk menghadapi orang tua.

7. Percaya dengan Kata Hati

Kita adalah orang yang paling mampu memahami diri kita sendiri, entah itu hal yang baik atau buruk. Akan tetapi, orang tua yang manipulatif terkadang justru membuat kita tidak yakin dengan diri kita dengan cara membentuk opini yang keliru sehingga rencana mereka dapat terlaksana. 

Ketika orang tua melihat kita benar-benar kehilangan rasa percaya diri, hal tersebut dapat menjadi celah yang membuat kita semakin dipermainkan. Dalam kondisi in, cara terbaik untuk menghadapi orang tua manipulatif adalah berpegang teguh dengan prinsip yang kita miliki. Hal ini dikarenakan tidak ada salahnya mendengar pendapat mereka, tetapi jangan sampai menggoyahkan hal yang sudah kita yakini.

8. Tidak Perlu Merasa Bersalah

Kondisi manipulatif yang dimiliki oleh orang tua dapat terjadi karena berbagai faktor dan belum tentu disebabkan oleh kita. Selain itu, ketika kita sedang menjauh, bersikap cuek, atau tidak terlalu menanggapi, tidak perlu juga merasa bersalah. Sebagai anak, kita tentu hanya berusaha melakukan yang terbaik untuk kebaikan kita maupun orang tua, selama kita yakin bahwa hal yang kita lakukan benar, tidak perlu lagi merasa bersalah.

You may also like