Home » Teori Psikologi » Teori Etika Dalam Psikologi – Konsep – Kritik

Teori Etika Dalam Psikologi – Konsep – Kritik

by Bernadet Maress

Etika yang juga disebut dengan etik atau ethics memiliki banyak arti. Jika dari etimologi atau asal kata, etika berasal dari bahasa Latin yakni ethicus dan dalam bahasa Yunani disebut dengan ethicos yang memiliki arti kebiasaan. Jika diartikan berdasarkan pengertian asli, etika berarti ilmu yang membahas tentang masalah perbuatan atau macam macam tingkah laku dalam psikologi dari manusia sehingga bisa dinilai baik dan buruknya.

Etika juga disebut dengan ilmu normative yang berisi tentang norma atau ketentuan serta nilai yang bisa digunakan dalam kehidupan manusia sehari hari. Untuk lebih jelas mengenai teori etika dalam psikologi, silahkan simak ulasan selengkapnya berikut ini.

Pengertian Teori Etika

Etika adalah salah satu cabang cabang psikologi dari filsafat yang mempelajari mengenai pandangan dan juga permasalahan yang berkaitan dengan kesusilaan sehingga banyak orang yang menggunakan istilah filsafat etika, filsafat susila atau filsafat moral sehingga bisa dikatakan jika etika merupakan penyelidikan filosofis tentang kewajiban manusia mengenai hal baik dan buruk. Etika sendiri tidak mengulas tentang manusia namun mengulas tentang bagaimana seharusnya manusia bisa berlaku dengan benar.

Etika juga merupakan filsafat praktis manusia yang merupakan cabang dari aksiologi yakni ilmu mengenai nilai pencarian salah atau benar yang dalam pengerian lain dinamakan dengan moral dan imoral.

Jenis dan Konsep Teori Etika

Teori etika yang merupakan disiplin ilmu dengan kajian kritis mengenai adat kebiasaan, nilai dan juga perilaku norma manusia yang dianggap baik dan tidak baik masih sering ditemukan banyak teori yang berusaha untuk memberi penjelasan mengenai sebuah tindakan, macam macam sifat manusia dan juga objek perilaku yang sama namun dari sudut pandang yang berbeda seperti beberapa teori etika berikut ini.

  1. Egoisme

Pada tahun 2004, Rachel memperkenalkan 2 jenis konsep diri dalam psikologis yang berhubungan dengan egoisme yakni egoisme psikologis dan egoisme etis.

  • Egoisme Psikologis

Egoisme psikologi adalah teori untuk menjelaskan segala tindakan manusia yang dimotivasi karena kepentingan sendiri. Anggapan dalam teori ini menjelaskan jika seseorang bisa yakin pada tindakan mereka yang bersifat baik dan suka berkorban akan tetapi semua tindakan tersebut hanya sebuah ilusi.

Pada kenyataannya, semua orang hanya peduli dengan diri sendiri. Dalam teori ini juga menjelaskan jika tidak ada tindakan yang sebenarnya bersifat altruisme yakni tindakan peduli dengan orang lain atau mengutamakan kepentingan orang lain dengan cara mengorbankan kepentingannya sendiri.

  • Egoisme Etis

Egoisme etis adalah tindakan berlandaskan kepentingan sendiri dengan ciri selalu mengabaikan atau merugikan kepentingan orang lain dan tindakan mementingkan diri sendiri tidak selalu merugikan kepentingan dari orang lain sehingga sangat membutuhkan cara menghilangkan sifat egois tersebut.

Beberapa pokok pandangan egoisme etis diantaranya adalah tidak mengatakan jika orang harus membela kepentingan orang lain atau diri sendiri, hanya berupa keyakinan jika tugas paling penting adalah kepentingan diri sendiri.

  1. Utilitarianisme

Dalam teori konsep etika dalam penyelidikan psikologi ini, sebuah tindakan akan dikatakan baik jika memang memberikan manfaat untuk masyarakat. Sedangkan paham dalam teori ini adalah ukuran baik atau tindak sebuah tindakan dilihat dari konsekuensi, sebab akibat dan juga tujuan dari tindakan tersebut.

Dalam mengukur sebuah tindakan nantinya dilihat dari seberapa banyak perasaan bahagia atau tidak dan kesejahteraan semua orang memiliki kepentingan yang sama.

Perbedaan dari teori utilitarianisme dengan egoisme etis ada pada siapa yang bisa memperoleh manfaatnya. Jika egoisme etis melihat dari kepentingan individu, sedangkan utilitarianisme dilihat dari sudut pandang kepentingan orang banyak.

  • Kritik Pada Teori Utilitarianisme

Utilitarianisme hanya menekankan pada tujuan atau manfaat pencapaian kebahagiaan duniawi namun mengabaikan dari aspek rohani. Selain itu, utilitarianisme juga mengorbankan prinsip keadilan serta hak individu atau minoritas hanya demi keuntungan mayoritas orang.

  1. Deontologi Paradigma

Teori deontologi memiliki perbedaan dengan egoisme dan juga utilitarianisme dimana keduanya sama sama menilai baik dan buruk sebuah tindakan akan memberi manfaat untuk individu atau egoisme dan juga kepentingan orang banyak atau utilitarianisme sehingga tindakan tersebut dinamakan dengan etis.

Sedangkan jika akibat dari sebuah tindakan bisa merugikan individu atau sebagian besar orang, maka tindakan tersebut bisa dikatakan tidak etis. Sedangkan teori yang menilai tindakan atas dasar hasil, konsekuensi dan juga tujuan dari sebuah tindakan dinamakan dengan teori teologi.

Immanuel Kant memiliki pendapat jika kewajiban moral harus dilakukan demi kewajiban sendiri dan bukan karena keinginan untuk mendapatkan kebahagiaan dan bukan karena kewajiban moral diperintahkan Tuhan yang juga menjadi cara menjadi pribadi yang dewasa.

Moralitas seharusnya memiliki sifat otonom dan berpusat pada pengertian manusia atas dasar akal sehat manusia sehingga kewajiban moral bersifat rasional.

  1. Teori Hak

Teori hak adalah perbuatan atau tindakan yang dianggap baik jika perbuatan tersebut sudah sesuai dengan HAM. Bentens pada tahun 2000 berpendapat jika teori hak adalah aspek dari deontologi atau teori kewajiban sebab hak tidak bisa dipisahkan dengan kewajiban.

Jika tindakan adalah hak seseorang, maka tindakan yang sama sebenarnya juga menjadi kewajiban orang lain. Teori hak sebenarnya didasari dengan asumsi jika manusia memiliki martabat yang dimiliki semua manusia. Hak asasi manusia atas dasar sumber otoritas diantaranya adalah:

  • Hak hukum [legal right]: Hak berdasarkan sistem hukum negara yang merupakan sumber hukum tertinggi dalam sebuah negara adalah UUD negara tersebut.
  • Hak moral kemanusiaan[ moral, human right]: Berkaitan dengan kepribadian manusia secara individu selama tidak melanggar hak orang lain.
  • Hak kontraktual [contractual right]: Mengikat individu yang membuat kontrak bersama untuk mewujudkan hak dan kewajiban masing masing.

Manfaat Teori Etika

Berbeda dari ajaran moral, etika tidak ditujukan secara langsung untuk memperbaiki manusia. Etika merupakan pemikiran yang sistematis pada moralitas menggunakan macam macam tata krama dan ada beberapa manfaat dari teori etika untuk sekarang ini seperti diantaranya adalah:

  • Menghadapi pandang moral bertentangan: Masyarakat sekarang ini adalah masyarakat majemuk atau pluralistik baik dari agama, suku, daerah dan sebagainya termasuk dalam urusan moralitas. Ada banyak pandangan moral yang bertentangan dan menjadi pilihan yang mana yang ingin diikuti, apakah dari orang tua, tradisional desa atau moralitas media massa.
  • Menjaga Orientasi: Teori etika juga berguna agar manusia tidak sampai kehilangan orientasi sehingga bisa membedakan antara hakiki, apa saja yang bisa berubah dan juga bisa mengambil sikap bertanggung jawab.
  • Menghadapi ideologi: Teori etika bisa membantu untuk menghadapi ideologi secara kritis dan objektif sehingga tidak mudah terhasut serta tidak terlalu naif maupun ekstrem.
  • Menemukan dasar kepercayaan: Teori etika juga sangat penting untuk manusia beragama supaya bisa menemukan keyakinan dalam kepercayaan yang dianut sekaligus mengantisipasi dengan tidak menutup diri dari kehidupan masyarakat yang selalu berubah.

Kritik Dalam Teori Etika

Semua orang memang sudah lumrah melakukan kesalahan. Dalam teori etika, ada banyak hal yang bisa digunakan saat akan menyampaikan sebuah kritik sehingga tidak membuat seseorang bisa tersinggung karena cara yang digunakan adalah salah.

  • Hal yang kemungkinan disampaikan bisa menyinggung atau menyakiti perasaan yang berhubungan dengan kesalahan yang sudah dilakukan. Untuk itu selalu gunakan kata permisi atau maaf sebelum mulai berbicara lebih lanjut khususnya pada seseorang yang memiliki kepribadian dependen.
  • Menyampaikan hal baik tentang orang yang akan dikritik menjadi cara terbaik untuk mencairkan suasana. Dalam penelitian juga menyatakan jika pujian membuat seseorang lebih kuat dalam menerima kritikan. Sedangkan seseorang yang langsung dikritik perlu setidaknya 6 pujian agar bisa sembuh dari luka hati karena sati kritik tersebut.
  • Pemberian kritik agar bisa didengar harus disampaikan secara tegas, padat dan juga singkat namun tetap harus memakai bahasa yang sopan dan lembut agar seseorang yang dikritik tidak menutup diri dari masukan yang diberikan sekaligus hindari memberikan sindiran karena hanya akan membuat segalanya berantakan.
  • Memberi kritik dalam etika tidak boleh dilakukan dengan cara membandingkan orang yang akan dikritik dengan orang lainnya sebab seseorang hanya akan membentengi dirinya pada saat ia dibandingkan dengan orang lain sekaligus menimbulkan emosi dan psikologis sehingga sebaik apapun masukkan yang diberikan tidak akan didengarkan.
  • Memberi kritik dalam etika juga bisa dilakukan dengan membantu orang tersebut untuk memperbaiki kesalahan sehingga membuktikan jika kritik yang disampaikan bukan hanya sebuah perkataan saja yang akan membuat individu semakin berubah lebih baik sekaligus mengurangi perasaan tersinggung dan cara agar selalu berpikir positif.

Teori etika dalam psikologi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari tentang kebiasaan untuk menentukan perbuatan baik atau buruk bisa berupa perilaku, ilmu pengetahuan dan juga filosofi sehingga akhirnya bisa dibagi menjadi etika deskriptif dan juga normative yang nantinya akan membantu manusia untuk bisa memilah milah antara sesuatu yang baik dan juga buruk untuk diterapkan dalam kehidupan sehari hari.

You may also like