Budaya adalah salah satu aspek yang memiliki definisi paling banyak atau beragam. Setiap disiplin ilmu mendefiniskan budaya dengan pemahaman mereka masing-masing. Budaya akan berbeda pengertiannya sesuai dengan siapa yang melihatnya.
Hal ini mengakibatkan konsep budaya pada masyarakat berbeda-beda tergantung pada siapa yang melihat dan mendefinisikan budaya tersebut. Dalam cabang-cabang psikologi misalnya, budaya mungkin saja memiliki keterkaitan dengan kesehatan mental dan psikologi seseorang.
Berikut adalah beberapa konsep budaya yang dikemukakan oleh beberapa ahli :
- Menurut Koentjaraningrat (2002)
Budaya adalah keseluruhan dari pikiran dan karya manusia yang bukan dari akar nalurina, namun dihasilkan dari proses manusia setelah melalui proses belajar. Dalam definisi tersebut, sangat jelas tergambar bahwa sesuatu yang dilakukan manusia asalkan dari proses belajar dinamakan sebagai budaya.
Dimensi manusia yang tidak ada kaitannya dengan budaya adalah insting dan naluri. Ia juga mengelompokkan budaya dalam 7 unsur yaitu religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan. Pengetahuan, bahasa, kesenian, mata pencaharian serta sistem teknologi dan peralatan.
2. Menurut Herskovits
Budaya adalah hasil karya manusia yang berhubungan dengan proses lingkungan. Artinya, hasil yang dihasilkan dari perilaku manusia baik itu abstrak atau nyata disebut sebagai proses yang melibatkan lingkungan di dalamnya entah itu lingkungan fisik maupun sosialnya.
3. Menurut Harry C. Triandis
Ia membagi budaya menjadi 2 konsep yakni budaya ojektif dan budaya subjektif. Budaya obejktif adalah sesuatu yang berbentuk nyata seperti alat pertanian, hasil seni, rumah, transportasi, alat komunikasi dan lainnya. Sedangkan budata subjektif adalah sesuatu yang bersifat abstrak yaitu norma, nilai-nilai dan lainnya.
Dari sisi psikologi, berikut adalah beberapa definisi analogi budaya yang dikemukakan oleh beberapa ahli diantaranya :
- Triandis mendefinisikan budaya sebagai sesuatu hal yang kerjanya sama persisi dengan memori. Memori adalah sesuatu yang sangat vital dalam kehidupan manusia sebab hal ini akan menentukan pikiran dan perilaku manusia. Tanpa adalanya memori, maka hal itu ibarat suatu kematian bagi manusia. Begitu juga tanpa budaya maka masyarakat tidak bisa tumbuh dan berkembang.
- Shinobu Kiyatama menganalogikan peran budaya seperti peran air bagi ikan. Tanpa air ikan mati, maka sama halnya tanpa budaya manusia bukanlah menjadi manusia sesungguhnya. Air yang berebda akan membuat ikan berbeda, begitu halnya budaya berbeda akan membentuk manusia yang berbeda pula.
- Hofstede menganalogikan budaya sebagai sebuah software . Seperti kita ketahui bahwa software adalah sesuatu yang membuta kompiter kita dapat bekerja. Hofstede ingin menegaskan bahwa betapa pentingnya budaya untuk menggerakkan manusia. Budaya yang akan menggerakkan manusia, sebab tanpa budaya, manusia adalah makhluk tak bermakna.
Posisi Budaya dalam Psikologi
Pakar psikologi budaya, Ratner (2000) menjelaskan bagaimana seharusnya konsep budaya tersebut, yakni :
- Menjelaskan sebab fenimena budaya
- Mengidentifikasi kategori fenomena budaya
- Menjelaskan bagaiman fenomena tersebut saling berhubungan
- Menggambarkan keterkaitan budaya dengan fenomena lain misalnya biologi dan ekologi
Konsep budaya tersebut menyebutkan bahwa fenomena budaya merupakan bagian dari unsur budaya atau dalam kata lain empat konsep budaya itu merujuk pada fenomena budaya. Ratner 2000 menjelaskan lima fenomena budaya, sebagai berikut :
- Aktivitas budaya seperti mengasuh dan mendidik anak, membuat kebijakan, memlihara kesehatan dan sebagainya.
- Nilai, skema, makna dan konsep budaya misalnya, makna waktu dan umur yang tergantung pada budaya
- Artifak fisik yang digunakan bersama seperti alat rumah tangga, buku, senjata dan sebagainya
- Fenomena psikologis misalnya emosi, perspsi, motivasi, intelejensi, memori, imajinasi bahasa dan kepribadian yang dibentuk secara bersama
- Agensi atau fenomena budaya yang dibentul oleh manusia. Manusia agensi membentuk fenomena budaya yang kemudian mempengaruhi aktivitas budaya, nilai-nilai, artifak dan psikologi.
Psikologi dan Budaya
Awal perkembangannya, ilmu psikologi sama sekali tidak meletakkan perhatian pada budaya. Tahun 50-an, budaya mulai mendapat perhatian dan saat menginjak tahun 70-an budaya lebih diperhatikan. Sejak saat itu, budaya sangat memegang peran penting pada psikologi manusia.
Oleh karena itu, perkembangan ilmu psikologi tanpa adanya kebudayaan sangat dipertanyakan. Triandis 2002 menekankan bahwa psikologi sosial dan cabang psikologi lainnya akan lebih berkualitas jika disejajarkan dengan lintas budaya.
Hubungan budaya dengan perilaku sosial menurut Triandis (1994) adalah ekologi – budaya – sosialisasi – kepribadian – perilaku. Sedangkan Berry, Dase, Segall dan Poortinga (1999) mempercayai bahwa perilaku dan psikologis dibentuk melalui budaya yang berbeda. Lingkungan fisik, geografis, iklim, flora dan fauna beserta kondisi lingkungan sosial politik, adaptasi biologis dan kulturan adalah dasar terbentuknya perilaku psikologis.
Hubungan Budaya dengan Psikologi
Kebudayaan pada masyarakat seyogyanya adalah sebuah perwujudan dari manusia sebagai masyarakat pendukung sehingga kebudayaan dapat selalu berkembang sejalan dengan pola pikir dan kebutuhan manusia yang tidak dapat lepas dari unsur psikologis dan kepribadian tiap individu dari dalam masyarakat itu sendiri.
Kebudayaan dapat dimakanai sebagai fenomena material dimana pemahaman dan makna budaya akan banyak dilihat sebagai suatu elemen keseluruhan gagasan, tindakan dan hasil karya yang menjadi miliki diri manusia (Koentjaraningrat, 190-193).
Tingkah laku manusia dengan peran anggota masyarakat akan terikat oleh kebudayaan dimana wujudnya akan terlihat sebagai pranata guna mengontrol tingkah laku dan perilaku manusia (Geertz, 1973).
Budaya sebagai sesuatu yang dipelajari dan dialami bersama menjadi bukan hanya akumulasi kebiasaan dan tata kelakuan tetapi pada suatu sistem tingkah laku yang terorganisasi.
Fenomena Budaya dengan Psikologi
Cotoh fenomena budaya dengan psikologis pada kehidupan sehari-hari adalah komunikasi antar anggota keluarga, pergaulan antar teman, cara kita memahami sifat dan karakteristik seseorang. Atau dalam kehidupan masyarakat, interaksi yang dilakukan haruslah memahami norma-norma masyarakat sehingga dapat tercipta kehidupan masyarakat yang harmonis.
Contoh lainnya adalah cara bersikap sehingga kita dapat memiliki penempatan diri pada situasi yang dihadapi. Dalam menerapkan ilmu ini, faktor pendukung yang dibutuhkan adalah agama, dimana agama sudha pasti mengajarkan kita untuk saling menjaga hubungan antara manusia dan Tuhan. Sejauh apapun ilmu budaya dapat mempengaruhi perilaku kita di dalam masyarakat.
Jika kita memiliki dasar budaya kuat, maka kita akan senantiasa dapat membawa diri di dalam masyarakat.
Demikian posisi budaya dalam psikologi. Kuasai pula psikologi perkembangan anak usia dini, psikologi agama, psikologi olahraga, psikologi komparatif, psikologi eksperimen, psikologi warna, psikologi diagnostik, psikologi cinta, psikologi perkembangan, psikologi industri dan organisasi dan psikologi yang lain. Semoga bermanfaat.