Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Keperawatan » 10 Pengaruh Faktor Psikologis Terhadap Persalinan

10 Pengaruh Faktor Psikologis Terhadap Persalinan

by Fitri Febri

Persalinan adalah salah satu peritiwa penting nan bersejarah yang dialami oleh kehidupan seluruh wanita di bumi ini. Hakikat manusia menurut perspektif psikologi adalah seorang wanita yang percaya bahwa kita dianggap sempurna ketika dapat melahirkan seorang anak. Ini merupakan peristiwa yang sangat positif dimana dapat menjadi masa transisi yang terasa menyenangkan untyuk berlaih ke tahap kehidupannya yang baru. Persalinan juga disebut sebagai saat-saat yang berat dalam hidup.

Mengapa? Karena disinilah terjadi pertaruhan nyawa antara hidup dan mati. Resa cemas, panik disertai ketakutahn yang tinggi, ketidakpastian ditambah sakit yang luar biasa timbul menjelang proses kelahiran. Rasa ini timbul akibat kekhawatiran yang muncul akan proses persalinan yang dialaminya dengan calon bayinya nanti. Sebab itulah, wanita yang sedang menghadapi persalinan membutuhkan selain kematangan fisik, mereka juga membutuhkan kesiapan secara psikologis.

Buruknya kematangan psikologis seorang wanita juga akan memperngaruhi proses persalinannya. Anggapan-anggapan bahwa persalinan itu sakit selalu membayangi si calon ibu. Nah, anggpapan inilah yang menyebabkan sistem syaraf simpatetik seperti sistem saraf endokrin dimana kebanyakan akan membuat ibu hamil yang sedang menuju proses persalinan lebih mudah marah atau tersinggung, sering melamun dan gelisah. Berikut adalah faktor psikologis terhadap persalinan.

Faktor-faktor psikologis yang menyertai proses kelahiran setiap wanita bermacam-macam. Hal ini disebabkan karena setiap individu memiliki kepribadian masing-masing.

  1. Kekhawatiran

Kekhawatiran yang dimaksud disini adalah kekhawatiran terhadap proses kelahiran dimana wanita tersebut membayangkan jika bayi yang kan dilahirkan akan mengalami cacat jasmani ataupun rohani. Proses persalinan memang tidak bisa dipisahkan dari kondisi biologis dan psikologis seseorang. Rasa mual, lelah, susah tidur, sesak napas dan berbagai gangguan lainnya dapat menambah ketegangan dan ketakutan yang dialami oleh ibu menjelang proses persalinan.

  1. Takut mati

Meskipun persalinan adalah proses yang wajar dan normal, namun fakta ini tidak lantas membuat wanita tidak membayangkan ketakutannya dalam menjalani proses persalinan setiap proses kelahiran yang akan dijalani oleh setiap wanita akan selalu disertai dengan pendarahan yang hebat dan keakitan yang luar biasa. Dari sebab inilah, muncul ketakutan-ketakutan yang berlebihan seperti takut mati baik kematian sendiri ataupun kematian calon bayi yang akan dilahirkannya.

  1. Trauma akan kelahiran

Trauma kelahiran ini berupa rasa ketakutan seorang ibu berpisah dengan bayinya. Wanita mnjelang proses kelahiran mengalami rasa trauma untuk takut akan kelahiran bayi kemudian terpisah dari ibunya. Mungkin ini jarang terjadi tetapi mungkin juga bisa dialami oleh calon ibu yang mengalami trauma akan kelahiran.

  1. Perasaan bersalah

Berkaitan dengan faktor psikologis terhadap persalinan yang kedua yaitu takut akan mati, rasa bersalah ini jugalah yang mempemgaruhi ketakutan akan mati tersebut. Wanita yang sedang menuju persalinan sering merasa dikejar-kejar oleh rasa bersalah. Untuk menghindari perasaan bersalah ini biasanya wanita akan lebih suka dan yakin jika menjelang proses persalinannya dapat didampingi oleh ibu atau neneknya. Kehadiran mereka dapat sedikit memberikan ketenangan dan mengurangi rasa bersalah yang dialami wanita menjelang persalinan.

  1. Kecemasan

Kecemasa adalah faktor psikologis yang menunjukkan sebuah perasaan dan keadaan emosional yang dimiliki seseorang ketika akan menghadapi kenyataan atau kejadian dalam hidupnya. Begitu pula dengan wanita, ia akan merasakan kecemasan menjelang proses kelahiran.

Para ahli membagi bentuk kecemasan dalam dua tingkat :

  • Tingkat psikologis yaitu munculnya rasa kecemasan sebagai wujud manifestasi gejala‐gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, dan sebagainya.
  • Tingkat fisiologis yaitu munculnya rasa kecemasan yang sudah mempengaruhi gejala‐gejala fisik, terutama pada sistem syaraf, misalnya tidak dapat tidur, jantung berdebar‐debar, perut mual, dan sebagainya.

Cara menghilangkan kecemasan yang dialami oleh wanita menjelang proses persalinan diperlukan kerja sama antara pasien dan penolong yaitu dokter atau bidan dengan memberikan penjelasan dan penerangan selama kehamilan agar bertujuan untuk menghilangkan kecemasan melalui penjelasan kurangnya pengetahuan akan cara-cara yang dilakukan untuk merawat si jabang bayi.

  1. Gelisah

Rasa gelisah bisa timbul akibat ketakutan karena keseringan mendengar cerita mengerikan tentang pengalaman proses persalinan yang dialami orang lain sehinggan menimbulkan seorang wanita berfikir bahwa proses persalinan adalah sebuah proses yang sangat menakutkan.

Mungkin gelisah ini tidak terlalu dialami oleh wanita yang pernah mengalami persalinan, namun bagi wanita yang belum pernah mengalamai persalinan, rasa gelisah ini adalah salah satu faktor psikologis yang juga memperngaruhi persalinan seseorang. Wanita akan menjadi tidak tenang dan sangat gelisah sehingga mereka membutuhkan pendamping untuk menanamkan kepercayaan diri untuk mengubah pandangan bahwa persalinan adalah peritiwa menakutkan.

  1. Narsistis

Narsistis adalah suatu keinginan yang timbul ditunjukkan melalui kecenderungan seorang wanita yang ingin cepat melahirkan bayinya semata-mata ketidaksabarannya melihat sang buah hati. Penyebab narsistis adalah :

  • Pikiran mengenai calon bayi yang akan menjadi objek tumpuan kasih
  • Beban fisik karena membesarnya bayi dalam kandungan
  1. Stress

Stress yang dialami oleh seorang ibu menjelang proses persalinan tidak hanya berdampak pada dirinya sendiri, namun juga berefek pada calon bayi. Wanita menjelang proses persalinan akan tampak sangat stres akibat akumulasi dari rasa ketakutan dan kekhawatiran yang berlebih mengenai persalinan. Efek dari stress akan sampai terbawa pada psca persalinan dan berdampak pada terganggunya proses peroduksi ASI.

  1. Konflik Batin

Minggu-minggu terakhir menjelang proses persalinan akan terjadi banyak konflik batin antara mempertahankan janin yang dikandungnya atau sedera melahirkannya. Keinginan mempertahankan bayi  ini diakibatkan dari perasaan melindungi janin yang sudah terbiasa dilakukan sejak masa kehamilan awal. Wanita akan terdorong untuk memperlambat persalinannya walaupun sebenarnya tidak semua wanita akan mengalami fase ini.

  1. Sedih sekaligus bahagia

Semua orang tahu bahwa persalinan adalah peristiwa terhebat yabng dialami oleh seorang wanit tangguh di dunia ini. Kita bisa merasakan dua sisi perasaan yang berlawanan saat menjalani persalinan yaitu sedih tetapi bahagia. Ini merupakan puncak dari srmua faktor psikologis terhadap persalinan. Seseorang yang berada dlam masa menjelang persalinan memang akan dibarengi dengan perasaan sedih akibat rasa sakit yang luar biasa ditambah dengan rasa takut, khawatir, cemas. Namun, di satu sisi mereka juga akan merasakan kebahagiaan yang amat dalam karena akan segera mendapatkan buah hati.

Cara mengatasi masalah psikologis terhadap persalinan

  • Rutin periksa dokter dan konseling menanyakan seputar kehamilan
  • Selain bertanya pada dokter, rajinlah untuk menggali informasi dari luar seperti melalui internet cerita teman majalah dan sebagainya
  • Selalu minta pendampingan orang terdekat terlebih suami, orang tua atau sahabat

Demikian beberapa penjelasan mengenai faktor psikologis yang dialami oleh seorang wanita menjelang proses persalinan. Semoga kita dapat mengatasinya dengan melakukan sedikit tips di atas dan terhindar dari gangguan psikologis yang berlebihan. Jangan lupa untuk menambah wawasanmu dengan membaca berbagai disiplin ilmu psikologi seperti psikologi perkembangan anak usia dini, psikologi remaja, psikologi agama, psikologi olahraga, psikologi komparatif, psikologi eksperimen, psikologi warna, psikologi diagnostik, psikologi cinta, psikologi perkembangan, psikologi industri dan organisasi dan psikologi yang lain. Semoga bermanfaat.

You may also like