Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Sastra » 8 Hubungan Antara Psikologi dan Sastra Melalui Analisis Karya Sastra

8 Hubungan Antara Psikologi dan Sastra Melalui Analisis Karya Sastra

by Devita Retno

Sebagai makhluk sosial, manusia pasti akan membutuhkan sesamanya untuk berinteraksi.  Interaksi dan proses sosialisasi manusia melahirkan banyak sekali cerita yang menginspirasi setiap orang. Untuk menyalurkan ide atau inspirasi yang timbul dari proses sosialisasi tersebut, maka muncullah apa yang disebut dengan karya sastra. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif yang menjadi alat untuk menyampaikan pesan dan perasaan manusia kepada orang lain atau kepada para pengamatnya. Bentuk karya sastra menjadi beragam, seperti puisi, buku novel, lagu, lukisan, sketsa, dan lain – lain.

Para sastrawan menjadikan manusia sebagai objek mereka karena keberagaman manusia dalam berinteraksi dan bertingkah laku. Tingkah laku manusia seringkali menunjukkan gejala kejiwaan setiap individu, yang akan berbeda antara satu individu dengan lainnya. Untuk mengkaji masalah kejiwaan tersebut, maka digunakanlah bidang ilmu psikologi. Karya sastra yang dibuat seringkali dikaitkan dengan bidang psikologi, karena secara sadar ataupun tidak, pengarangnya menggunakan aspek psikologi untuk menciptakan karyanya.

Psikologi Sastra

Ilmu psikologi adalah kajian tentang menguraikan kejiwaan seseorang dan dalam kaitannya dengan sastra, digunakan untuk meneliti alam bawah sadar pengarangnya atau pembuat karya sastra tersebut. Munculnya cabang psikologi sastra karena adanya pembahasan tentang hukum – hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra, contohnya bagaimana sebuah tulisan dipengaruhi berdasarkan kehidupan pribadi pembuatnya atau pengarangnya.

Psikologi turut berperan penting dalam menganalisis sebuah karya sastra dengan melihat dari sudut pandang kejiwaannya, baik dari sudut pandang pengarang, tokohnya atau karya itu sendiri. Dengan demikian, adanya konflik batin dalam satu proses pembuatan karya sastra menarik untuk dianalisa menggunakan ilmu psikologi, dan pada akhirnya lahir ilmu baru berupa ‘Psikologi Sastra’. Dengan meneliti sebuah karya sastra yang dilakukan melalui pendekatan psikologi sastra, secara tidak langsung hal itu telah melibatkan ilmu psikologi. Jadi, pada dasarnya psikologi sastra adalah analisis pada teks dengan melibatkan pertimbangan relevansi dan juga peranan studi psikologis.

Bagaimana psikologi bercampur dengan karya sastra

Ada pendapat dari  Rene Wellek dan Austin Warren ( 1993:81-93) serta Hardjana (1991:60) yang menyatakan bahwa psikologi bisa memasuki bidang sastra melalui beberapa cara yaitu:

  • Ketika dilakukan pembahasan mengenai proses penciptaan karya sastra
  • Adanya pembahasan secara psikologis mengenai pembuat karya tersebut baik sebagai pribadi maupun sebagai satu tipe
  • Adanya pembicaraan tentang kaidah psikologi yang bisa diperoleh dari karya sastra
  • Pembahasan mengenai pengaruh karya sastra terhadap pemirsanya.

Bagaimana memahami hubungan antara psikologis dengan karya sastra

Cara yang dilakukan untuk memahami hubungan antara psikologi dan sastra menurut Ratna (2004:343) adalah:

  • Memahami unsur kejiwaan pembuat karya sastra itu sendiri
  • Memahami unsur kejiwaan dari tokoh fiksi dalam sastra
  • Memahami kejiwaan para pemirsa karya sastra tersebut.

Hubungan

Karena karya sastra tidak dapat dilepaskan dari masalah penciptaan yang melibatkan berbagai macam masalah kejiwaan, maka untuk memahaminya perlu dilakukan dengan menggunakan dukungan dari ilmu psikologi. Psikoanalisis digunakan untuk menilai suatu karya sastra karena psikologi dapat menjelaskan suatu proses kreatif yang ada dibalik penciptaan suatu karya sastra. Dengan demikian, hubungan antara psikologi dan sastra adalah:

1. Menilai suatu karya dengan psikologi

Ilmu psikologi dapat digunakan untuk menilai suatu karya sastra karena dapat menjelaskan proses kreatif dibalik pembuatannya. Contoh, kebiasaan seorang pengarang untuk merevisi dan menulis ulang karyanya sendiri. Psikologi berperan dalam studi mengenani perbaikan naskah, koreksi yang dilakukan dan lain –  lain. Gunanya agar kita dapat melihat adanya keretakan, ketidak teraturan, perubahan atau distorsi yang tergolong sangat penting bagi satu karya sastra. Ketahuilah cabang ilmu psikologi lainnya seperti psikologi faal, psikologi konseling, psikologi sosial, dan psikologi komparatif.

2. Menganalisis tokoh dalam karya sastra

Gunanya ilmu psikologi dalam kerya sastra lainnya adalah untuk menganalisa tokoh – tokoh yang ada dalam suatu drama atau novel secara psikologi, karena terkadang pengarang memasukkan teori psikologi yang diketahuinya ke dalam karya dan para tokoh ciptaannya walaupun secara sadar atau tidak.

3. Menganalisis jiwa pengarang

Pengarang memiliki jiwa yang berkaitan dengan karyanya sendiri. Ilmu psikologi dapat digunakan untuk menganalisa bagaimana keadaan jiwa pengarang pada saat ia membuat karyanya tersebut. Hal ini melibatkan pelacakan riwayat hidup pengarang karena anggapan bahwa peristiwa masa kecil akan turut mempengaruhi masalah kejiwaan dan proses penciptaan sang pengarang. Dengan demikian, kita dapat mengetahui adanya nilai kejiwaan pada satu karya sastra tertentu dan apa yang mempengaruhi proses penciptaannya.

4. Menganalisis tema utama

Suatu karya sastra dapat dianalisis tema utamanya melalui pendekatan psikologis, hal itu untuk mendapatkan hasil analisis yang lebih tajam mengenai perilaku dan watak para tokohnya. Dengan menggunakan ilmu psikologi, tema utama suatu karya bisa dikupas secara mendalam untuk memahami karya sastra secara keseluruhan. Ketahuilah juga sejarah dari beberapa cabang ilmu psikologi antara lain sejarah psikologi pendidikan, sejarah psikologi perkembangan, dan sejarah psikologi sosial.

5. Menalar perilaku tokoh cerita

Dalam menganalisis watak para tokoh dalam suatu karya sastra, perlu dicari secara nalar mengenai perilaku tokoh – tokohnya. Untuk mengetahui apakah perilaku para tokoh dapat diterima atau sesuai dengan norma umum, menjelaskan motif dan niat para tokoh untuk melakukan tindakan tertentu dalam suatu karya. Jika kita meneliti satu tokoh maka kita mesti mencari penalaran yang tepat akan setiap tindak tanduk para tokoh tersebut untuk mengetahui latar belakangnya.

6. Mengetahui motif penciptaan

Suatu karya sastra diciptakan dengan motif tertentu dibaliknya. Motif penciptaan tersebut  harus diketahui dengan benar dan tepat untuk memahami satu karya sastra. Perlu dilihat apakah penciptaan disebabkan oleh endapan pada pengalaman batin pengarangnya atau adanya keinginan yang tidak terpenuhi yang menjadikan suatu kekecewaan akan satu hal yang disalurkan lewat tulisannya. Misalnya, seorang penulis yang mempunyai kondisi tubuh lemah dan mudah sakit – sakitan, menciptakan tokoh yang kuat, berani dan tangguh dalam salah satu karyanya.

7. Mengkaji konflik pada suatu karya

Adanya konflik pada satu karya sastra berkaitan dengan perwatakan dan alur cerita yang perlu mendapatkan perhatian dan kajian secara menyeluruh untuk memahami karya tersebut. Menganalisis konflik melibatkan analisa apakah konflik yang terjadi pada dalam diri tokoh cerita, konflik dengan tokoh lainnya atau konflik dengan situasi yang berada di luar diri sang tokoh. Beberapa artikel menarik yang perlu Anda ketahui antara lain kode etik psikologi, teori psikologi industri, dan teori hubungan interpersonal dalam psikologi.

8. Menganalisa pengaruh karya sastra

Suatu karya sastra tentunya akan mempunyai pengaruh terhadap pembacanya, dan yang perlu dianalisa adalah apabila pengaruh tersebut dapat meninggalkan kesan mendalam pada para pembacanya dan pada akhirnya menimbulkan dampak pada para pembaca. Walaupun demikian, menganalisa kesan suatu karya pada pembaca dan apa saja dampaknya akan sangat sulit, karena kesan tersebut berwujud abstrak dan berbeda pada  setiap orang.

Manfaat Psikologi Sastra

Kegunaan mempelajari ilmu sastra dengan menggunakan pendekatan psikologis yang juga menjadi keunggulan dari psikologi sastra berasal dari manfaat mempelajari psikologi yaitu:

  • Mempertajam kemampuan untuk mengamati suatu karya sastra
  • Membantu mengasah kepekaan pada kenyataan yang ada
  • Memberi kesempatan penjajakan pola – pola yang belum pernah terlihat sebelumnya dalam suatu karya
  • Membantu studi tentang perbaikan naskah, koreksi yang dapat digunakan dengan tepat.
  • Dapat menjelaskan tokoh dalam situasinya di suatu cerita.
  • Sesuai untuk melakukan kajian mendalam tentang aspek perwatakan.
  • Pendekatan psikologis dapat memberikan umpan balik kepada penulis atau pengarang mengenai masalah dalam pengembangan perwatakan yang dilakukannya dalam karya ciptaannya.
  • Dalam rangka penganalisisan karya secara surealis, abstrak, dan absurd untuk membantu pembaca memahaminya.

Kelemahan psikologi sastra

Setiap metode pendekatan yang digunakan pastinya akan memiliki sisi kelemahan begitu juga dengan penggunaan psikologi untuk pendekatan terhadap sastra. Kelemahan tersebut yaitu:

  • Memerlukan pengetahuan mengenai ilmu psikologi yang luas, jika tidak pendekatan ini sulit untuk dijalankan dengan lancar.
  • Sulit untuk mengetahui kaitan antara satu tokoh dengan tokoh lainnya karena tokoh bukan merupakan makuk yang hidup dan tidak bisa ditanyai, sedangkan sang pengarang seringkali tidak mau memberi komentar atas karyanya.
  • Sulitnya menalar dan memecahkan hal – hal yang abstrak karena tidak adanya keterangan yang diberikan oleh penulis mengenai motif atau perilaku sang tokoh
  • Tidak mudah untuk mendapatkan pengetahuan apakah pengalaman yang menimpa tokoh cerita juga merupakan pengalaman pribadi sang pengarang atau bukan.
  • Pendekatan psikologis akan lebih mudah apabila pengarang jujur dengan hati nuraninya, yaitu dengan mencurahkan seluruh pengalaman batinnya kepada karya yang diciptakannya tersebut.

Dalam psikologi sastra, karya sastra mempunyai posisi yang lebih dominan, karena karya sastra mempunyai cakupan yang lebih luas dengan latar belakang penciptaan yang berbeda – beda dan juga menampilkan aspek yang berbeda – beda.

Dengan demikian, jelaslah bahwa psikologi sastra tidak menganalisis adanya kebenaran psikologis melainkan lebih menekankan kepada pertimbangan mengenai relevansi dan peran dari studi psikologis, yang mencakup pencarian suatu konflik dalam karya yang bertentangan dengan teori – teori psikologis yang ada. Psikologi sastra tidak ditujukan untuk memecahkan masalah psikologis atau kejiwaan manusia, akan tetapi untuk memahami aspek – aspek kejiwaan yang terkandung dalam suatu karya sastra tersebut, karena secara tidak langsung, suatu karya sastra akan memberikan pemahaman dan inspirasi tertentu terhadap masyarakat.

You may also like