Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Sastra » Tahap Formatif Psikolinguistik

Tahap Formatif Psikolinguistik

by Arby Suharyanto

Dear sobat pembaca semua yang penulis cintai.. seperti biasanya penuls hari ini akan membagikan wawasan seputar dunia psikologi, tentunya sobat memahami bahwa wawasan selalu bermanfaat untuk bekal kita di masa depan ya sobat..

Pembahasan kali ini ialah seputar psikologi Psikolinguistik. Pernahkah sobat mendengar mengenai hal ini sebelumnya? Sudahkah memahaminya lebih lanjut dan lebih mendalam? Nah sobat semua untuk memahaminya lebih lanjut, yuk simak selengkapnya dalam artikel berikut ini, mengenai Tahap Formatif Psikolinguistik, disimak hingga selesai ya sobat..

Pengertian Psikolinguistik

Psikolinguistik merupakan bidang ilmu psikologi yang masih asing di sebagian telinga orang, mungkin diantara kita ada yang belum pernah mendengarnya atau belum memahaminya secara mendalam.  Psikolinguistik itu sendiri yaitu merupakan ilmu hibrida, yaitu sebuah bidang ilmu yang menggabungkan gabungan antara dua jenis dasar ilmu, yaitu ilmu psikologi dan ilmu linguistik. (Baca juga mengenai peran psikologi dalam ergonomi).

Sebenarnya benih ilmu ini sejak dahulu sudah tampak atau sudah diketahui yakni tepatnya pada permulaan abad ke-20 yaitu pada masa tatkala seorang psikolog Jerman terkenal yang bernama Wilhem Wundt menyatakan sebuah fakta bahwa bahasa manusia ternyata dapat dijelaskan dan dipahami secara maksimal dan bermanfaat dengan menggunakan dasar prinsip prinsip psikologis (Kess, 1992). (Baca juga mengenai peran metode kualitatif dalam analisis psikologi).

Pada waktu tersebut telaah atau pemahaman bahasa sudah mulai mengalami perubahan dari sifatnya yaitu perubahan dari sistem estetik dan sistem cultural ke suatu pendekatan yang lebih menjurus kepada sesuatu yang “ilmiah” atau sesuatu yang bisa dijelaskan dengan ilmu atau dapat dijelaskan secara nalar dan dapat dipalajari secara mendalam. (Baca juga mengenai peran psikologi dalam bisnis pariwisata).

Tahap Formatif Psikolinguistik

Perkembangan dalam bidang Psikolinguistik ini dapat dibagi menjadi empat tahap (Kess, 1992) yaitu tahap formatif, tahap linguistik, tahap kognitif, dan tahap teori psikolinguistik. Kali ini yang dibahas secara lengkap ialah Tahap Formatif Psikolinguistik yaitu tahap yang menjadi dasar dari semua perkembangan tahap lain hingga mampu dipelajari sebagai bidang ilmu seperti masa sekarang ini. (Baca juga mengenai peran psikologi dalam seni visual).

Tahap formatif Psikolinguistik ini mulai ada dan disebarkan sejak pertengahan abad ke 20  oleh seseorang yang bernama John W. Gardner yang merupakan seorang psikolog dari Carnegie Corporation, Amerika, yang memang mempelajari bidang ilmu ini hingga ia  mampu menciptakan dan menjelaskan tahapannya secara lengkap. (Baca juga mengenai peran psikologi dalam strategi pemasaran produk).

Tahap formatif Psikolinguistik dimulai dari peneliti tersebut yang menggagas mengenai hibridasi (penggabungan) dari kedua ilmu ini. Ide yang dapat difikirkan secara nalar dan dibuktikan secara ilmiah ini kemudian dikembangkan oleh psikolog lain yang juga mempelajari bidang ini dan menjadi ahli, yaitu bernama John B. Carrol,

Pada waktu tersebut yakni tepatnya pada tahun 1951 ia pun menyelenggarakan seminar besar yang diadakan di Universitas Cornell untuk merintis dan membahas secara lengkap keterkaitan antara kedua disiplin ilmu yang belum banyak dipahami orang orang ini. Pertemuan itu ternyata menjadikan peneliti lan tertarik untuk mengetahui lebih dalam dan mempelajarinya, hingga akhirnya seminar ini dilanjutkan pada tahun 1953 di Uniiversitas Indiana.

Hasil pertemuan yang dilakukan selama dua kali ini akhirnya membuat gema atau membuat informasi baru yang begitu kuat dan begitu cepat penyebarannya diantara para ahli ilmu jiwa yang mempelajari tentang psikologi jiwa seseorang maupun oleh para ahli bahasa yang juga berhubungan dengan psikologi komunikasi sehingga banyak penelitian penelitian tambahan untuk lebih mencerahkan dan memberi informasi lebih jelas.

Tahap formatif Psikolinguistik ini kemudian dilakukan dan dipelajari secara terarah yaitu yang berhubungan pada kaitan antara kedua ilmu ini, ilmu jiwa dan ilmu bahasa (Osgood dan Sebeok, 1954). Pada saat itulah istilah psycholinguistics atau istilah Psikolinguistik dalam bahasa Indonesia pertama kali dipakai dan digunakan untuk mempelajarinya lebih mudah.

Kelompok kelompok yang mempelajari bidang ini kemudian mendukung penelitian mengenai relativitas bahasa maupun mengenai universal bahasa. Pandangan tentang relativitas bahasa yaitu yang seperti disampaikan secara jelas oleh Benjamin Lee Whorf (1956) dan universal bahasa seperti dalam karya Greenberg (1963) merupakan karya karya pertama dalam bidang psikolinguistik. Tahap awal inilah yang disebut dengan tahap formatif Psikolinguistik.

Tahap Formatif Psikolinguistik Berkaitan dengan Bahasa

Bahasa yang digunakan untuk komunikasi manusia dengan orang di sekitarnya adalah suatu medium tanpa batasan yang membawa segala sesuatu yang ingin disampaikan mampu termuat dan mampu dimengerti dalam lingkup lapangan pemikiran dan pemahaman yang dimiliki oleh manusia baik secara luas ataupun secara sederhana.

Bahasa yang selama ini kita kenal dan kita gunakan dalam keseharian adalah sebuah media yang digunakan oleh manusia untuk mampu berpikir secara abstrak yang akan memungkinkan objek objek faktual atau apa yang ada di pikiran ditransformasikan dan diubah secara sempurna menjadi simbol simbol abstrak yang mampu dipahami oleh orang lain.

Dengan adanya transformasi dan perubahan ini maka setiap manusia di dunia ini dapat berpikir dan memahai mengenai inti tentang sebuah objek atau sesuatu yang ingin disampaikan, meskipun objek yang dimaksud tersebut itu tidak daapt terinderakan saat proses berpikir dan proses memahami itu dilakukan olehnya (Surya Sumantri, 1998).

Materi bahasa tentunya bisa dipahami dan bisa dimengerti oleh semua orang melalui Linguistik sebagaimana yang telah dikemukakan atau disampaikan oleh Yudibrata bahwa linguistik adalah  sebuah bidang ilmu yang memiliki fokus untuk mengkaji sebuah bahasa tertentu, biasanya hal tersebut yang mampu menghasilkan teori teori bahasa, namun tidak demikian halnya dengan siswa yang berperan sebagai pembelajar bahasa dalam pembelajaran kesehariannya, (1998: 2).

Siswa atau seseorang yang dididik yang berperan sebagai organisme hidup dengan segala bentuk perilakunya tersebut termasuk proses yang terjadi secara sadar dalam diri siswa ketika ia belajar sebuah bahasa tidak bisa dipahami oleh linguistik, tetapi bahasa tersebut hanya bisa dipahami melalui ilmu lain yang hampir sama dan yang berkaitan dengannya dengan erat dan mendalam, yaitu ilmu Psikologi.

Atas dasar hal tersebut akhirnya muncullah sebuah disiplin ilmu yang baru yang saat ini dikenal atau disebut dengan Psikolinguistik atau disebut juga dengan istilah Psikologi Bahasa yang diawali dengan tahap formatif Psikolinguistik seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Demikian artikel kali ini, semoga mudah dipahami oleh anda dan dapat menjadi wawasan yang bermanfaat ya sobat, jangan lupa selalu membaca artikel di website kami agar ilmu dan pengetahuan anda selalu bertambah. Terima kasih sudah membaca. Salam hangat dari penulis.

You may also like